NovelToon NovelToon
Anak Untuk Kakakku

Anak Untuk Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Na_1411

Penikahan yang seharusnya berjalan bahagia dan penuh dengan keharmonisan untuk sepasang suami istri yang baru saja menjalankan pernikahan, tapi berbeda dengan Evan dan dewi. Pernikahan yang baru saja seumur jagung terancam kandas karena adanya kesalah pahaman antara mereka, akankah pernikahan mereka bertahan atau apakah akan berakhir bahagia. Jika penasaran baca kelanjutannya di novel ini ya, jangan lupa tinggalkan komen dan like nya… salam hangat…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akhirnya terjadi juga.

“Kak… baru saja aku dapat telpon dari mama. Katanya mama dan papa akan pulang hari ini.”

Dewi berbicara ke Evan setelah masuk kedalam kamar Evan, tapi Evan yang tertidur tidak mendengarkan ucapan dewi.

“Huh… ternyata kak Evan sudah tertidur, aku harus segera membangunkannya.”

Batin dewi sambil berjalan mendekati Evan yang tertidur pulas, dewi menatap wajah tampan Evan. Dia tersenyum melihat wajah tampan kekasihnya, kulit putih, hidung yang mancing serta bibir yang terlihat merah alami membuat dewi ingin sekali membelai wajah Evan.

Perlahan dewi memberanikan diri menyentuh wajah tampan Evan, dari membelai alis, turun ke mata dan kemudian mengusap pipi Evan. Tidak sampai di situ saja, dewi dengan berani menyentuh hidung mancung milik Evan serta membelai lembut bibir merah alami milik Evan.

Diam diam dewi mencium bibir Evan dan sedikit melumatnya, sedangkan Evan yang sudah terbangun sejak dewi menyentuh alisnya sengaja membiarkan dewi. Dia ingin merasakan apa yang akan dewi lakukan dengan dirinya, merasakan dewi yang melumat bibir Evan dengan lembut. Evan tidak ingin membiarkan kesempatan yang tidak akan datang dua kali, biasanya Evan yang berinisiatif mencium dewi tapi kali ini dewi lah yang menciumnya terlebih dahulu.

Evan yang seratus persen sudah tersadar dengan tidak sabar membalas lumatan dewi yang terasa pelan, dewi merasakan gerakkan bibir dan lidah Evan di mulutnya. Evan mengisap bergantian kedua bibir milik dewi, lama mereka berciuman dan saling melumat satu sama lain.

Evan yang terbuai dengan ciuman mereka, refleks tangannya membelai paha mulus milik dewi. Dia dengan sengaja memberikan rangsangan untuk dewi, terdengar lenguhan dari mulut dewi.

Evan tersenyum menyeringai, rasanya Evan ingin melajukan sesuatu yang lebih dari berciuman. Dewi yang merasakan nafsunya tidak bisa dia kontrol, dia tidak menyadari jika Evan perlahan melepaskan celana d*l*m milik dewi.

Dengan tidak sabar Evan pun melepaskan celana pendek dan boxer miliknya, dengan perlahan Evan menggambil kendali dan membuat posisi dewi berada di bawah kungkungan nya.

Evan yang merasakan dewi sudah pasrah dengan perlakuan lembutnya, dengan perlahan mencoba melakukan hal yang lebih dengan dewi.

Dewi yang merasakan sakit yang teramat sangat di inti tubuhnya, tiba tiba menjerit kesakitan. Mendengar jeritan dewi Evan menghentikan aksinya, dia menatap dewi yang terlihat menanggis tersedu.

“Kak… sakit…”

“Sayang… tahan sebentar lagi, kamu tidak akan merasakan sakit. Aku mohon tahan ya…”

Dewi yang terhipnotis akan kata kata Evan pun mengangukan kepalanya, akhirnya Evan dan dewi melakukannya. Merasa sudah melakukan yang seharusnya Evan pun terkulai lemas di samping tubuh polos dewi, Evan segera menarik selimut yang berada di bawah kakinya. Dia menutupi tubuh mereka yang sama sama polos seperti bayi, dewi menatap evan yang terlihat masih terengah engah. Layaknya seseorang yang baru saja berlari ribuan kilo meter, merasakan dewi yang menatapnya Evan pun membalas tatapan dewi.

“Sayang… makasih ya…”

Perlahan Evan mencium kening dewi, merasakan sentuhan bibir Evan di keningnya entah kenapa rasanya dewi sangat ingin menangis saat itu juga.

Rasa takut dan rasa penasaran berkumpul menjadi satu, dewi menangis di pelukan Evan.

“Kak… aku takut, kalau nanti aku hamil. Kenapa kakak melakukan itu semua, apa kakak tidak memikirkan masa depan aku. Trus bagaimana kita akan bilang ke om dan tante juga dengan papa dan mama kak, aku takut…”

“Sayang… kakak akan bertanggung jawab atas perbuatan kakak, aku akan menemui om dan tante. Aku akan mengatakan yang sebenarnya dengan mereka, kamu tidak usah kawatir ya…”

Mendengar ucapan dan janji Evan, perasaan takut dewi berangurnberubah menjadi ketenangan. Dewi berharap Evan menepati ucapannya, dan dewi berharap jika hubungannya saat ini bisa mendapat restu dari kedua orang tuanya dan juga orang tua Evan.

“Kak… jujur aku takut, kalau saja om dan tante juga mama dan papa tidak menyetujui hubungan kita. Trus apa yang harus kita lakukan, aku takut kak.”

“Aku akan bawa kamu pergi dari kota ini, kita akan kawin lari.”

“Kawin sambil lari gitu kak, nggak ah… pasti capek banget. Aku nggak mau…”

Dengan gemas Evan mencubit hidung mancung dewi dengan gemas, kepolosan dewi yang seperti ini yang membuat Evan kadang kadang kesal di buatnya.

“Nggak gitu juga kali sayang, kita menikah di tempat lain tanpa sepengetahuan orang tua kita. Dan seandainya kamu hamil, maka itu menjadi kunci kita agar kedua orang tua kita menyetujui hubungan kita ini.”

“Tapi aku berharap tidak hamil kak, aku takut nanti aku gemuk dan tidak cantik lagi. Apalagi jika menyusui, nanti tubuhku nggak indah lagi. Enggak enggak aku nggak mau hamil, kakak aja yang hamil jangan aku.”

Evan memeluk tubuh dewi, dia gemas dengan dewi. Entah dewi benar benar polos atau dia hanya berpura pura polos, tidak mungkin jika Evan hamil. Memang rahim wanita bisa di pindah ke laki laki, tidak mungkin lah.

“Hahaha… jika saja itu terjadi, maka akan akan menggantikan kelelahanmu dan menggantikan rasa sakitmu dengan aku berada di sampingmu.”

“Ih… so sweet banget sih kak, aku jadi sayang banget sama kakak.”

Dewi membalas pelukan Evan dengan erat, merasakan pelukan mesra dewi Evan berbisik sesuatu ke telinga dewi. Yang membuat dewi menepuk dada Evan dengan sangat keras, dia sangat kesal dengan Evan.

“Sayang… boleh aku minta lagi seperti tadi, sekali aja ya…”

“Kak Evan, ini aja kalau aku geser terasa masih sakit. Malah mau minta satu kali lagi, kakak nggak ngerasain sih sakitnya kayak apa.”

Mendengar ucapan Evan, dengan perlahan Evan turun dari ranjang setelah memakai boxer miliknya. Dia penasaran dengan luka yang dia buat sampai dewi mengaduh kesakitan dan menangis, Evan menyibakkan selimut bagian bawah milik dewi.

Evan dengan paksa membuka kaki milik dewi, melihat luka yang Evan buat dia menjadi merasa kasian dengan dewi. Evan yang akan menyentuhnya dengan jarinya, tiba tiba gerakkan tangannya di hentikan oleh dewi.

“KAKAK HENTIKAN… aku malu…”

Ucap dewi sambil menutup kedua kakinya, agar Evan tidak dapat melihatnya lagi.

“Sayang… maafkan aku, ya sudah kalau gitu aku nggak akan minta lagi. Aku benar benar minta maaf, kamu seperti ini gara gara ulah ku yang tidak bisa mengontrol nafsuku tadi.”

Evan membenarkan selimut milik dewi, dengan segera dia turun dari ranjangnya.

“Aku bantu kami mandi ya, pasti jika buat jalan kamu akan merasa sakit banget.”

Evan mengangkat tubuh dewi dengan selimut yang masih membungkus tubuh polosnya, dia tidak peduli jika selimut yang dewi pakai basah terkena air nanti. Perasaan Evan hanya kasihan melihat dewi, dengan perlahan dewi menuruti apa yang akan Evan lakukan ke dirinya.

Dengan sangat telaten Evan memandikan dewi, dia juga ikut membersihkan dirinya setelah memandikan dewi.

“Kak, apa kakak tidak malu mandi di depanku seperti itu.”

Dewi menundukkan kepalanya sambil sekilas mencuri pandang menatap tubuh six pack milik Evan.

“Buat apa malu, toh aku sudah melihat semuanya. Kamu juga sudah melihat seperti apa tubuhku, jadi buat apa malu.”

Evan yang sudah selesai mandi dengan perlahan menggendong dewi menuju ke tempat tidur, Evan sangat berhati hati meletakkan dewi. Dewi sempat berulang kali meringis kesakitan, dan dengan gerakkan perlahan Evan mengurangi gerakannya agar dewi tidak merasa kesakitan lagi.

“Kak tadi mama telpon, katanya mama dan papa akan pulang malam ini.”

Evan terdiam, dia berfikir apa dewi bisa berjalan saat mereka pulang nanti ke rumah.

“Sayang, apa kamu bisa jalan…?”

Tatapan Evan melihat dewi dari atas sampai ke bawah tubuh dewi, dewi yang merasa risih dengan tatapan Evan menutupi tubuhnya dengan selimut. Dia masih polos tanpa memakai sehelai benang pun, hanya selimut yang menutupi tubuhnya. Sedangkan Evan hanya memakai handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya.

“Kak bisa ambilin baju seragam aku, kita pulang sekarang. Aku tidak ingin mama curiga, jika kita pulang setelah mama dan papa berada di rumah.”

“Kakak ambilkan baju milik kakak aja ya, untuk bawahannya kamu pakai rok bawahan seragam kamu. Sepertinya tadi kancing baju kamu terlepas, saat…”

Evan menghentikan ucapannya saat mendengar dewi tiba tiba menghentikan ucapannya.

“Ish… kakak trus besok aku mau pakai seragam apa dong, kakak nyebelin.”

1
Rohaniingsun09 Rohaniingsun09
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!