Dahlia anak yatim piatu yang menikah di usia 23 tahun dengan Roy atas dasar cinta. 2 tahun pernikahan tanpa kehadiran buah hati membuat dahlia direndahkan oleh mertuanya dan selalu dibandingkan dengan cyntia istri dari arya adek kandung roy, karena pekerjaan membuat arya hidup terpisah dengan cyntia sehingga roy yang mengambil alih tugas arya selama kehamilan cyntia, perhatian roy membuat cyntia ingin memiliki roy hingga sengaja membuat kesalahpahaman antara roy dan dahlia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linhakarken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09 KMK
Saat kami tiba dilokasi, barang yang kami pesan juga baru sampai. Ada 4 orang karyawan toko yang bersedia membantu kami menata kedalam rumah. Satu persatu diturunkan dari truk barang dan berpindah keruang tengah baru kemudian ditata sesuai dengan arahan mas roy. Setelah semua barang sudah berada sesuai dengan yang kami inginkan mas roy memberikan uang sebagai ucapan terimakasih kami karena sudah membantu menata ruangan.
"ah...leganya ya mas, lumayan sebagian sudah terisi jadi lebih hidup suasananya" kupandangi seisi rumah dan merasa takjub "alhamdulillah kalau kamu senang sayang, sekarang kita pulang ya sudah sore bentar lagi gelap gak enak kalau kamu pulang malam takut tetangga salah paham" ajak mas roy menggandengku keluar rumah dan masuk ke dalam mobil
"mas ibu tahu soal rumah ini?" tanyaku "ibu hanya tahu kalau aku ingin tinggal terpisah dan berencana akan membeli rumah tapi ibu belum tahu kalau aku beli dilokasi sini" jawab mas roy sambil mengendarai mobil dan memandang ke arah depan.
"kita langsung kerumahmu atau kamu mau mampir buat beli sesuatu?" tanya mas roy karena sudah hampir dekat rumah "mampir bentar mas di minimarket depan sana" jawabku karena memang ada yang ingin aku beli.
"aku kedalam dulu ya mas" mas roy tetap berada di dalam mobil karena aku hanya sebentar, aku masuk langsung membeli sabun,minuman dingin dan camilan setelah kurasa cukup aku langsung menuju kasir untuk membayar belanjaan lalu segera kembali masuk ke dalam mobil.
"mas mau minum?" tawarku karena yang kutahu mas roy belum minum sejak dirumah baru "boleh.." kuserahkan sebotol minuman dingin ke arah mas roy. "kita lanjut lagi ya" ungkap mas roy yang gak ingin tetangga berpikiran jelek tentang hubungan kami, mas roy sangat menjaga kehormatanku dan gak pengen hal buruk menerpa hubungan kami.
"makasih ya mas sudah di anterin pulang" ucapku saat keluar dari mobil, mas roy memang sengaja gak keluar dari mobil dan gak berani mampir saat malam hari "sayang mungkin beberapa hari ini kita akan jarang ketemu kamu gak masalahkan? mas harus menyelesaikan tugas mas dikantor sebelum mas ngambil cuti saat kita nikah nanti" ungkap mas roy menjelaskan agar gak ada salah paham
"iya mas, kan bisa komunikasi lewat telepon kapan aja kita bisa komunikasi" jawabku tersenyum, "mas hati hati di jalan ya" sambungku sambil melambaikan tangan saat mas roy akan menjalankan mobilnya. Setelah mobil mas roy menghilang dari pandanganku aku segera masuk kedalam dan mengunci pagar serta pintu rumah. ku istirahatkan sejenak tubuhku di sofa ruang keluarga sambil menonton kuis kegemaranku yang bagiku sangat lucu ditemani dengan camilan serta minuman dingin yang tadi aku beli.
kringggg..kulihat hp ternyata susan yang menghubungi segera ku terima panggilannya "gimana acara shopingnya? pasti seru dong" ucap susan kepo "ihh..kepo banget sih san, yang pasti seru dong, seneng loh san milih milih barang buat rumah baru he...hee...hee... Mangkanya cepetan selesaikan skripsinya biar cepet wisuda terus cari pasangan, nikah deh" sahutku sedikit ngasi saran agar susan segera menyelesaikan kuliahnya karena selama ini susan terlalu santai kalau soal kuliah.
"gak ah..slow aja lebih enak gak dikejar kejar target, apa lagi buat nikah masih jauh dari bayangan gue, lu aja kalau gak di todong pak roy mungkin juga gak bakalan nikah cepet iya kan?" ungkap susan sewot tapi emang bener sih kalau gak ditodong sama mas roy gak bakalan berani aku mikir buat nikah sebelum kerja.
"kapan nih gue di ajak ngelihat rumah baru lu?" tanya susan penasaran "entar aja ya kalau gue udah nikah kalau sekarang gak enak sama mas roy, ternyata nih ya san camer gue belum tau soal rumah yang dibeli mas roy, kata mas roy ibunya hanya tahu kalau mas roy bakal beli rumah tapi belum ngasi tahu lokasinya dimana dan yang lebih bikin syok ternyata mas roy beli rumah itu atas nama gue, kebayang gak sih kalau ibunya tahu bakal ada perang dunia mungkin ya" ungkapku serius
"wah berati pak roy beneran cinta mati sama lu itu, tapi kalau ibunya tahu lu harus waspada li, sepertinya lu harus seriusin kelas taekwondo yang lu ikuti selama ini deh li " ungkap susan ngasi saran, memang sih selama ini aku ikut taekwondo hanya sekedar ingin tahu
"lah lu juga harus serius juga, yang sering boloskan lu san, lu sebagai partner gue malah sering gak masuk yang kompak dong yang ngajak ikut lu eh yang bosan malah lu" ucapku kecewa karena selama ini aku lebih sering latihan sendiri
"iya deh gue bakal temani lu setiap latihan nanti, eh tapi pak roy tahu kalau lu ikut taekwondo?" tanya susan "aku gak pernah cerita lagian mas roy juga gak tanya, mas roy tahunya gue wanita lemah lembut, kalem dan cerdas haa...haaa....haaa...kalau tahu mungkin udah ngacir duluan" ucapku membayangkan sikap mas roy jika tau kalau aku bisa bela diri.
"san udah dulu ya gue mau tidur badan rasanya capek banget" sambungku yang dilanda lelah dan ngantuk "ya udah lu istirahat geh aku juga mau bobok cantik, besok gue kerumah lu ya bantuin gue mengerjakan skripsi, okey sayang bye..bye..dahlia" panggilan langsung di akhiri oleh susan sebelum aku sempat bicara, emang dasar susan seenaknya sendiri.
Kumatikan tv dan merapikan ruang keluarga lalu mengambil botol air mineral yang biasanya kubawa ke dalam kamar, setelah memakai baju tidur aku langsung bersiap untuk tidur cantik, ting...bunyi pesan masuk kulihat pesan dari mas roy "mas baru sampai rumah, langsung tidur aja ya gak perlu dibalas, met malam sayang, semoga mimpi indah" setelah membaca pesan kuletakkan kembali hp ke atas nakas karena mata sudah gak bisa di ajak kompromi lagi aku menjemput mimpi alias tertidur.
Keesokan harinya setelah menjalankan ibadah subuh aku bersiap untuk jalan santai keliling kompleks rumah sekedar menghirup udara segar sambil berolahraga, "bawa uang juga deh sapa tau ketemu camilan enak, atau kehausan dijalan" gumamku menuju lemari mengambil dompet kecil dan kutaruh di dalam saku celana "sekarang siap berangkattt.."
aku keluar rumah dan jalan santai aja gak perlu lari "ketaman kota enak nih, disanakan ada fasilitas untuk berolahraga ya lumayan fitnes gratis" seruku memutuskan menuju taman kota. Wah ternyata kalau pagi rame juga ya kirain hanya saat hari minggu yang rame ternyata hari senin juga rame gini yaa,"pulang aja deh gak seru kalau terlalu ramai gini" seru ku saat ngelihat tamam kota sudah penuh dengan pengunjung akhirnya aku berjalan menuju rumah lumayan juga sih dah jalan jauh.
" tumben san datang sepagi ini?" tanyaku saat tiba dirumah ngelihat susan yang duduk diteras rumah, memang sengaja pagar rumah gak di gembok tadi soalnya aku hanya keluar sebentar "iya bokap dengar waktu semalam bilang ke lu kalau mau mengerjakan skripsi dibantu lu, eh pagi pagi gue udah di usir dari rumah suruh cepet cepet kesini biar cepet kelar katanya" jawab susan sedikit kesel sama bokapnya.
"ya udah masuk yuk, gue mau mandi dulu ya bau keringet nih" ungkapku saat masuk kedalam,saat pintu akan ku tutup terdengar suara ketukan pintu aku dan susan saling pandang lalu aku membuka kembali pintu. "maaf anda siapa ya dan mencari siapa?" tanyaku ke arah tamu yang belum ku kenal seorang pria paruh baya sedang berdiri dihadapanku entah siapa dia "perkenalkan saya anwar saya...."