Kapan Nikah ?

Deg...

Pupil mata Yumna seketika melebar tatkala menatap sosok tamu yang kini berdiri cantik di depan gerbang rumah Alden. Sosok yang sangat ia kenal di masa lalunya saat masih SMA.

"Me_ka," sapa Yumna dengan suara terbata-bata saking terkejutnya.

"Sal_sa," balas Meka yang juga sama terkejutnya seperti Yumna. "Kamu Salsa kan, si gadis cupu, culun, sok cantik yang pengin banget jadi pacar Yoga, bintang basket di SMA kita dulu?" cecar Meka seraya menatap sinis pada Yumna.

"Aku memang Salsa, yang pernah satu sekolah denganmu. Tapi, aku tidak pernah merasa cupu, culun, apalagi sok cantik seperti yang kamu bilang tadi!"

Yumna pun mengangkat dagunya di depan Meka. Membuat mantan kekasih Alden itu semakin tertantang dan penasaran. Meka merasa direndahkan oleh Salsa karena ucapan yang tadi terlontar, ternyata dibalas balik.

Meka merasa Salsa yang saat ini berdiri di hadapannya, sikap dan sifatnya jauh berbeda daripada dahulu ketika masih di SMA.

"Berani juga dia membalas ucapanku. Tapi, kenapa Salsa bisa ada di rumah Alden?" batin Meka dilanda penasaran.

"Aku mengatakan faktanya. Bukankah dulu di SMA kamu memang dikenal culun dan cupu, tapi ngarep pacaran sama cowok tampan dan tajir seperti Yoga. Benar bukan?" sindir Meka.

"Dengarkan baik-baik ya wahai Mika-si pembungkus roti, yang kalau habis dipakai langsung dibuang karena sudah tak berguna lagi. Didaur ulang juga enggak bisa. Mika kan terbuat dari plastik. Jangan-jangan wajahmu yang merasa cantik ini bukan asli, tapi operasi plastik. Sayang banget sudah operasi plastik kok masih juga enggak cantik tuh!" balas Yumna.

"Kamu !!" geram Meka merasa tak terima karena namanya dipl3setkan dari Meka menjadi Mika oleh Yumna.

"Asal kamu tahu, Salsa culun itu sudah mati. Jangan pernah mengungkit masa lalu yang enggak penting itu. Satu hal lagi, jangan kamu kira semut yang diinjak terus-menerus akan diam begitu saja. BIG NO! Paham?"

Plok...plok...plok...

Seketika Meka bertepuk tangan riuh di depan Yumna. Tatapan sinis masih dilayangkan oleh Meka terhadap Yumna.

"Wow, hebat sekali Salsa yang sekarang."

"Oh pastinya," sahut Yumna yang sengaja membanggakan dirinya di depan Meka.

"Bagiku Salsa tetap si culun dan cupu. Dulu culun sekarang juga malah jadi ba_bu," cibir Meka.

"Mulutmu enggak pernah disekolahin ya?"

"Kenapa?" balas Meka.

"Asal kamu tahu, orang tuaku kasih namaku Salsa itu artinya mata air sur_ga yang maknanya suci dan baik hati. Eh, sekarang seenak ji_datmu ngatain aku ba_bu. Dasar Mika, si pembungkus roti!"

"Kamu gak ngaca kalau sekarang ini kayak ba_bu. Berdiri saja di depan kaca yang gede baru bicara," cibir Meka seraya tertawa merendahkan di depan Yumna.

Calon istri Alden itu pun langsung menatap tubuhnya sendiri.

"Astaga, kenapa c3lemek ini masih nempel di badanku? Pasti si mika pembungkus roti ini ngira aku jadi ba_bu yang habis masak. Haishh !!" batin Yumna seraya menggerutu sebal.

Seketika Yumna melepaskan c3lemek yang sebelumnya masih terpasang di tubuhnya. Dikarenakan tergesa-gesa membuka pintu gerbang rumah Alden, Yumna terlupa melepas c3lemek itu.

"Aku bukan ba_bu di sini!" tegas Yumna.

"Kalau bukan ba_bu, lantas apa? Wanita panggilan?" Meka justru semakin melancarkan serangan dengan menghina dan menyudutkan Yumna.

"Aku punya pekerjaan tetap yang terhormat dengan gaji yang sangat banyak. Jadi sangat tidak mungkin aku seperti yang kamu tuduhkan tadi. Kali aja kamu yang kerja jadi wanita panggilan buat menutupi tagihan yang membengkak gara-gara kehedonanmu itu,"

Skakmatt !!

Meka semakin kesal dengan sikap Salsa yang sekarang ini. Dulu, Salsa tidak pernah melawan dirinya. Namun sekarang ini justru Salsa memberikan perlawanan sengit padanya, pikir Meka.

"Aku itu anak tunggal. Keluargaku kaya raya. Kuliahku saja lulusan universitas ternama di luar negeri. Punya mobil mewah dan saldo rekeningku menyala banget. Asal kamu tahu, Papaku itu bos perusahaan kontraktor ternama. Ngapain aku jadi kuli kayak kamu buat dapetin uang. Setiap bulan uangku sudah meluber dari Papaku. Aku tinggal duduk manis, uang Papaku mengalir sendiri untuk putri tercintanya ini. Sampai sini, kamu mengerti kan?"

"Enggak tuh! Ngapain aku ngertiin kamu dan keluargamu itu. Kenal aja kagak !!" sengit Yumna seraya kedua tangannya saat ini sudah bersedekap di depan dadanya.

"Oh, aku maklum sih. Kamu kan orang miskin. Jadi enggak kenal dengan circle orang-orang kaya seperti aku dan keluargaku," ledek Meka.

"Sudahlah, aku enggak punya banyak waktu ngeladenin hal enggak penting sama kamu. Ngapain tadi kamu penc3t-penc3t bel?"

"Aku mau cari, Alden. Dia ada kan di rumah,"

Meka seketika nyel0nong masuk ke dalam rumah Alden, melewati tubuh Yumna begitu cepat.

"Heii, enak saja masuk rumah orang tanpa izin!" seru Yumna yang berjalan cepat untuk mengejar Meka. Lalu Yumna menarik lengan Meka.

"Lepasin!" bentak Meka.

"Enggak! Cepat keluar sebelum aku telepon polisi!" usir Yumna.

Meka pun seketika melepaskan secara kasar c3kalan Yumna pada lengannya dan berhasil.

"Apa hakmu melarangku masuk ke rumah kekasihku?"

Meka terpaksa berbohong pada Yumna. Ia tak ingin kalah.

"Hah, kekasih? Maksudmu Mas Alden, kekasihmu?"

"Iya, betul. Alden memang kekasihku," jawab Meka dengan penuh keyakinan di depan Yumna. "Kamu itu cuma ba_bu di sini, kenapa panggil Alden dengan sebutan Mas? Enggak sopan banget sih! Panggil kekasihku dengan sebutan Tuan Alden. Mengerti !"

"Apa hubungan Meka sama Mas Alden? Apa Meka ini beneran kekasih atau termasuk salah satu dari deretan mantan kekasih Mas Alden?" batin Yumna.

☘️☘️

Yumna menarik napasnya sejenak. Ia betul-betul saat ini ingin sekali bertemu Alden dan meminta penjelasan pada calon suaminya itu tentang hubungannya dengan Meka. Tapi, ia berusaha tetap tenang karena tak ingin Meka semakin di atas angin.

Yumna terus berucap dalam hati sembari memberi semangat pada dirinya sendiri agar tidak terlihat lemah di depan Meka. Yumna bukan Salsa saat masih SMA dulu, yang mudah dibully, ditindas tanpa perlawanan apapun. Tidak lagi.

"Sudah ku bilang padamu kalau aku bukan ba_bu di rumah ini. Aku itu calon istri Mas Alden. Apa kamu sudah paham, wahai Mika si pembungkus roti?"

"Hahaaa..." Meka seketika tertawa terbahak-bahak. "Kamu lagi menghalu ya. Bagaimana mungkin Alden Pratama Bentley punya calon istri kayak kamu, si culun?"

"Ini buktinya. Kamu lihat ini adalah cincin berlian yang menjadi cincin tanda pertunanganku dengan Mas Alden," ucap Yumna yang langsung menunjukkan cincin pertunangannya pada Meka.

Bahkan Yumna sengaja melepaskan cincin tersebut dari jari manisnya untuk dikasih tunjuk pada Meka. Tetapi Yumna tetap yang memegang cincin itu.

"Kamu lihat di situ tertera dengan jelas Yumna ♥️ Alden. Kamu pastinya tidak buta huruf kan," cibirnya.

"Dasar sialan! Jadi, yang dikatakan Alden tempo lalu kalau sudah punya calon istri, ternyata benar. Parahnya, Salsa brengsek ini yang jadi calon istrinya Alden. Huft !!" batin Meka semakin d0ngkol mendapati fakta tak terduga ini.

Yumna memasangkan kembali cincin tersebut di jari manisnya. Lalu Yumna menyodorkan telapak tangan kanannya pada Meka seperti seseorang yang akan memperkenalkan diri di depan lawan bicaranya yang baru pertama kali bertemu.

"So, mana mungkin aku bohongin kamu. Perkenalkan namaku Yumna Salsabila, calon istri Alden Pratama Bentley."

Meka semakin tak suka dengan Yumna. Ia tak membalas sod0ran telapak tangan Yumna tersebut.

"Sampai kapanpun aku enggak akan percaya kecuali Alden yang bilang sendiri kalau memang kamu calon istrinya dia,"

"Terserah. Kamu percaya atau tidak, bukan masalah di hidup kami. Toh aku dan Mas Alden menikah pakai dana pribadi sendiri bukan minta ke kamu buat jadi donatur," balas Yumna telak.

Meka terdiam sejenak memikirkan sesuatu. Tak lama, ia pun tersenyum menyeringai.

"Apa Alden tahu kalau calon istrinya ini sudah tidak suci lagi?"

Deg...

Yumna begitu terkejut mendengar ucapan Meka barusan. Jantung Yumna seketika berdetak kencang. Rasanya seakan jantungnya mau lepas dari tempatnya.

"Bagaimana Meka tahu kalau aku sudah tidak pera_wan lagi? Apa Yoga brengsek itu yang membocorkannya ke Meka?" batin Yumna resah.

Bersambung...

🍁🍁🍁