Dipertemukan di sebuah masjid dengan kejadian memalukan membuat Galexia Adhara, gadis berumur 18 tahun ini menyukai sosok dokter muda.
Namun, masalahnya dokter muda yang ia sukai itu adalah kakak dari musuh bebuyutannya di sekolah.
Galexia maupun dokter muda itu pun tak sadar jika sudah mengenal sejak dulu, hanya saja jarak dan waktu memisahkan keduanya menjadi dua orang yang asing. Hingga suatu hari kebenarannya terungkap, jika dulu mereka pernah saling mengenal.
Bagaimana perjuangan Galexia mendapatkan hati si dokter muda, apakah masa lalu akan menjadi penghalang keduanya untuk bersatu ? Dan ujian apa yang datang menghampiri keduanya ? Ikuti kisah si gadis natckal ini yuk !
Sequel ISTRINYA PAK GURU ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali ?
"Abang boleh minta tolong ?" tanya Fatur sebelum Fathya benar-benar pergi.
"Boleh banget bang, apa ?" tanya Fathya ceria.
"Tolong jaga Gale buat abang, titip istri nakal abang ya," Fathya langsung terdiam.
"Bang, Fathya mau tanya.."
Fatur hanya menjawab dengan tatapan.
"Abang sayang sama Gale ?"
"Kamu bisa nilai sendiri dek,"
Hatinya mencelos dan berdenyut, ia segera pamit pada Fatur dan bergegas keluar dari mobil, Fatur menatap sendu atas kepergian adiknya.
"Kamu sudah bohong dek, kapan abang pernah ngajarin kamu bohong ?" gumamnya memasukkan gigi dan melajukan mobil.
"Hay warga plus 62 yang ga berakhlak !" sapa Gale pada teman-temannya yang berada di luar kelas seperti biasa. Tak ada kegiatan berfaedah yang mereka lakukan selain nongkrong seraya gangguin siswa lain lewat, sungguh pekerjaan mulia geng Pandawa berhati Kurawa meski tak serupawan dewa tapi insyaallah mereka salwa (pelipur lara).
"Kimvritt, datang-datang minta dikeroyok nih !" jawab Lila sedangkan Irvan dan Andini sudah tertawa, bukan Gale bila menyapa dengan benar dan menyejukkan hati.
"Mana Ical ? Kurang aj_ar pake laporan sama emak kalo udah gue bawa pake angkot orang !" ujarnya berkacak pinggang.
"Lagi jajan, beli keripik sama teh cangkir !" jawab Andini.
"Keripik terus, pantesan otak loe pada kurang sesendok !" jawab Gale ikut duduk, tapi nyatanya saat Ical membawa satu kresek penuh keripik, Gale nyerobot duluan.
"Huuu ! Ini istri dokter yang ga ngga ada akhlak nih ! Keripik pedes ga sehat bontot," sarkas Lila, Gale hanya nyengir dan tertawa.
"Ga apa-apalah, laki gue dokter. Lagian kalo orang-orang pada sehat dokter pada nganggur dong, terus istrinya pada mau makan apa ?!" jawab Gale.
"Makan ati, makan angin...makan tuh sampah !" kesal Andini saat gale menyerahkan bungkusan kosong keripik.
"Ini nih yang namanya manusia bulan ! Omongannya kaya alien minta dibedah terus diawetin !" Jawab Faisal.
"Le, liat IG ngga ?" tanya Andini.
"Ada apa emangnya ?" tanya Gale.
"Si Cika dari BP foto sama Hans !" Gale mengangkat kedua alisnya.
"Masa ?!"
"Loe kalah saing Le sama miss wanna be nya BP, padahal om Arka kepala sekolah disana !"
"Ini coba kemaren ayah ga larang gue, jangankan cuma foto. Si Hans pasti gue ajak makan bareng di warteg !" jawab Gale.
"Ha-ha-ha, sarav ! masa artis loe ajak makan di warteg, yang kerenan dikit dong ! "
"Aduh, keselek gue !" Andini mengipasi mulutnya dan mencari teh yang tadi dibeli Ical.
"Dih, jangan salah ! Makanan warteg tuh enak, loe aja yang sok nge-mall, makanannya lebih beragam,"
Bell berbunyi
"Masuk woy !"
"Eh, itu adek ipar loe kan Le," tunjuk Lila saat Fathya melintas sendirian. Karena memang Fathya penyendiri, jika punya teman pun hanya satu atau dua.
"Loe tuh sama dia bagai bumi dan langit Le,"
"Dia emang se introvert itu ya Le, kalo di rumah ?" tanya Irvan.
"Engga sih, justru kalo di rumah dia nyebelin banget sumpah !" jawab Gale.
"Ko kayanya di sekolah tuh pendiam gitu, versi-versi anak pendiem gituh..." Lila berujar.
"Diam-diam menghanyutkan !" celetuk Ical.
"Diem-diem tau-tau bau di pojokan," tambah Gale.
"Ha-ha-ha. Uhuukk...uhukkk ! Pedes-pedes !"
"Dikira cepilit !"
Gale menatap Fathya sampai ia hilang dari pandangan, ada yang aneh dari Fathya, gadis itu terlihat gusar. Gale tidak sejahat ibu tiri, ingin sekali ia bertanya keadaann Fathya, tapi rasa acuhnya lebih besar.
"Astagfirullah, masih mejeng disini !!!" pekik pak Pian.
"Pak Pian !!!" mereka belingsatan berlarian segera kabur ke kelas masing-masing sampai terlupa meninggalkan makanan yang tersisa beserta sampahnya.
"Hey ! Ini sampahnya !"
"Iya pak, lupa !" Gale, Andini dan Irvan kembali memungut sampahnya lalu masuk ke kelas.
...****************...
"Fatur !"
"Dokter Faturrahman Al-lail !"
Fatur menoleh ketika namanya dipanggil dengan lengkap, tapi kemudian ia kembali berjalan acuh dan tak begitu menanggapi.
"Tur, putus bukan berarti silaturahmi kita ikut putus kan ?" tanya Seli menyamakan langkahnya dengan Fatur.
"Ada apa Sel ?" tanya Fatur tanpa ekspresi lebih ataupun senyuman seperti dulu.
"Piket malam ya ?" tanya nya lagi.
"Iya," jawabnya singkat.
"Sama kalo gitu, nanti aku ke ruangan kamu ya. Makan bareng yuk ! Aku kangen makan bareng kamu," langkah mereka terhenti karena sudah sampai di depan ruangan Fatur.
"Maaf Sel, tapi kangen kamu sudah salah alamat. Saya ada janji, permisi." Fatur masuk ke dalam ruangannya.
"Tur, aku nyesel dulu udah sia-siain kamu, kenapa aku baru sadar sekarang, kalo kamu ternyata begitu berharga," gumamnya.
Hari ini hanya beberapa pasien yang sudah membuat janji dengan Fatur, sisanya ia ada janji temu dengan dokter ahli bedah untuk penanganan pasiennya yang sedang dirawat.
Ia duduk di ruangannya.
"Dok,"
"Masuk,"
"Eh, saya ganggu ?! Kayanya lagi sibuk senyum-senyum sendiri nih !" ujar Teri temannya sesama dokter.
Ia duduk di kursi kosong.
"Engga, ada apa ?" tanya Fatur menyimpan ponselnya.
"Siapa, adek baru, pacar baru ? Cantik !" Teri tanpa sengaja melihat layar ponsel yang Fatur yang masih menyala.
"Mana ada adek baru, adik gue cuma satu...Fathya,"
"Tunggu, apa jangan-jangan ini bini loe itu yang loe ceritain ?!" tanya Teri, temannya ini pernah bercerita sudah menikah dadakan dan darurat tapi sampai saat ini ia belum pernah melihat istri temannya ini. Fatur mengangguk.
"Cantik, kalo gue juga ga akan nolak disodorin cewek cantik sama bapaknya !" jawab Teri.
"Seli ?" tanya Teri.
"Udah putus, udah lama."
"I see," Teri mengangguk-anggukan kepalanya.
"Kapan nih kita futsal bareng lagi ?" tanya Teri.
"Kapan pun gue siap ! Asal jangan sabtu minggu ini, gue ada kerjaan."
"Oh iya, minggu depan jadi kan jadi narasumber di sma KENCANA BAKTI ?" Fatur mengangguk.
Tok !
Tok !
"Masuk !"
"Dok, ini rekam medis pasien ruang VIP kamar 3,"
"Oh iya, makasih Na !" jawab Fatur menerima rekam medis pasiennya.
"Kalo gitu gue balik ke ruangan dulu deh,"
"Oke,"
......................
Ting
Udah makan ?
Sebuah pesan masuk ke ponsel Gale.
Udah bang, abang juga jangan lupa makan...bekel tadi siang dimakan ngga ?
Gale membubuhkan emot tersenyum.
Iya, dimakan lumayan buat ganjel perut.
Iyalah, masa buat ganjel pintu
Fatur tertawa, Gale memang kocak.
Syukur kalo gitu, bang, Gale ngerjain dulu tugas ya. Banyak banget ! Takut keburu ngantuk,
Iya, yang rajin ya.
Fatur membubuhkan emot tersenyum juga.
Pesan itu sebenarnya hanya basa-basi Fatur untuk menghubungi Gale saja. Karena nyatanya kini ia merindukan si pemilik bibir manis itu. Ia tak sabar untuk segera pulang, dan menagih janji gadis itu, jangan sampai ada drama lagi nanti di rumah, Fatur mendadak gila dengan tertawa sendiri.
Ceklek.
Tiba-tiba saja pintu ruangannya terbuka, membuat Fatur mendongak terkejut.
"Hay, aku ganggu ngga ?" tanya Seli.
"Apa kesibukan sudah membuat kamu lupa caranya ngetuk pintu ruangan orang ?" tanya Fatur datar, memang beginilah sifat Fatur untuk orang luar. Baginya kini Seli adalah orang lain yang tak perlu dia beri sikap manis, justru akan menimbulkan percikan api dalam hubungannya bersama Gale.
"Sorry Tur, terlalu semangat !" ia malah langsung duduk di kursi pasien dan meletakkan dua buah kotak makan di meja Fatur.
"Udah waktunya makan malam Tur, jangan sampai telat makan. Nanti kamu sakit, ga lucu dong masa dokter sakit," kekehnya tapi tak membuat Fatur ikut tertawa.
"Sel, maaf. Saya bisa beli sendiri,"
"Tur, niat aku baik loh !" ujarnya tanpa sopan memegang tangan Fatur.
"Saya sudah menikah Sel," Fatur menarik tangannya.
"Oh, kamu sudah menikah ? Ko aku ga tau ?!"
"Kenapa harus saya beri tau, bukankah kamu juga terlalu sibuk untuk sekedar datang ?" jawab Fatur.
Fatur bangkit dari duduknya, "maaf Sel, jika sudah selesai saya mau ke kantin,"
"Apa pernikahan terpaksamu bisa membuat rasa cinta kamu yang bertahun-tahun buatku hilang begitu saja ? Atau justru ini adalah bentuk balas dendam kamu sama aku, Tur ?"
"Aku udah sadar Tur, jadi daripada terus menyakiti...sudahi saja pernikahan karena balas jasanya,"
"Lagipula istrimu belum cinta kan, apa sekotak makan malam ini lebih baik dari bekal roti gandum kamu tiap hari ?"
Fatur menghentikan langkahnya di ambang pintu, ia mengerutkan dahinya, darimana Seli tau hal-hal yang tak pernah ia ceritakan pada siapapun apalagi padanya.
.
.
.
Noted :
*Introvert : tipe kepribadian yang menyukai waktu dan energi untuk dirinya sendiri.
*Cepilit /Cepirit : Hasil dari poop cair dengan tak sengaja.
bingung koment apa
saaaaa kingggg candu nyaaa sama karya author 👏👏👏💃💃💃
hehe pisss