NovelToon NovelToon
Air Mata Pernikahan

Air Mata Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Kontras Takdir
Popularitas:27k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

aku tidak tahu apakah pernikahanku akan berjalan sempurna atau tidak...

aku juga tidak tahu apakah aku mampu melewati pernikahan ini hingga akhir atau tidak...

hanya Tuhanlah yang tahu akhir kisah cinta pernikahanku ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjaga Rahasia

"Apa ???"

Nyonya Harmam menatap tajam ke arah Bukrat yang berdiri di hadapannya.

"Mizan Rayaz datang ke rumah ini dan mengamuk ?" ucapnya lagi dengan kedua mata berkilat-kilat.

"Benar, nyonya Harmam", kata Bukrat tanpa berani menatap ke arah nyonya Harmam.

"Bagaimana dia bisa seberani itu terhadap Sulaiman di rumah ini, Bukrat ?" ucap nyonya Harmam dingin.

"Saya juga tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi pada mereka berdua, nyonya", sahut Bukrat.

"Apa alasan Mizan Rayaz mengamuk di rumah ini ?" kata nyonya Harmam.

"Saya kurang tahu alasannya, pangeran muda Mizan mengamuk dan terlibat perkelahian dengan tuan Sulaiman", ucap Bukrat.

"Mengamuk..., dan berkelahi di rumah orang lain..., apa dia berani melawan kami, keluarga Harmam ?" kata nyonya Harmam.

Nyonya Harmam memalingkan mukanya ke arah lain lalu berjalan ke arah jendela besar.

"Apa pun itu alasannya tidak dibenarkan meski kami memiliki hubungan baik selama ini", kata wanita anggun itu dengan mimik dingin.

Bukrat terdiam dengan pandangan tertunduk ke bawah.

"Selama ini kami selalu merendah kepada keluarga Rayaz meski kami lebih berkuasa dari mereka", kata nyonya Harmam.

"Tapi masalahnya kita juga tidak bisa membiarkan pangeran Mizan tahu mengenai kondisi adiknya yang sakit", ucap Bukrat.

Nyonya Harmam langsung menoleh ke arah Bukrat dengan tatapan dinginnya.

"Mengapa kita takut kepadanya ?" tanya nyonya itu kepada Bukrat.

"Pangeran muda Mizan telah mengancam akan menghancurkan rumah ini jika sesuatu terjadi pada nyonya Alishba", sahut Bukrat.

"Menghancurkan ?!" kata nyonya Harmam.

"Benar, nyonya..., sebaiknya kita simpan saja masalah ini agar tidak tersebar luas kepada siapa pun di rumah ini, takutnya masalah antara tuan Sulaiman dan pangeran Mizan bocor ke luar dan menyebabkan masalah ini semakin meruncing...", sambung Bukrat.

"Bukankah seharusnya kami yang menuntut keadilan dari Mizan, bukan dia", kata nyonya Harmam.

"Saya tahu posisi keluarga Harmam sangatlah berpengaruh serta memiliki kekuatan, hanya saja masalahnya kita tidak bisa melawan keluarga kerajaan", sahut Bukrat.

"Mereka memiliki hutang besar kepada kami, perusahaan Rayaz mengalami pasang surut dan hampir pailit", kata nyonya Harmam.

"Tapi kita tidak bisa memakai alasan itu sebagai pelindung kuat untuk keluarga Harmam, bagaimana pun besarnya hutang atau pun masalah keluarga Rayaz dengan kalian, tetaplah kita tidak bisa melawan kekuatan trah kerajaan, nyonya", sahut Bukrat.

"Kenapa bisa begitu ?" tanya wanita anggun itu.

"Keluarga kerajaan masih dilindungi dan dihormati hingga saat ini oleh masyarakat meski mereka tidak berkuasa seperti dulu lagi, nyonya", sahut Bukrat.

"Apa kau mengingatkan ku ?" kata nyonya Harmam.

Bukrat melirik hati-hati ke arah nyonya Harmam, berpikir sejenak lalu melanjutkan ucapannya.

"Saya tidak berani mengingatkan apa pun pada anda karena saya hanya mengatakan bahwa kita sebaiknya tidak membuat rumor kurang mengenakkan diluar sana", kata Bukrat.

"Hanya karena kita tidak ingin masyarakat semakin turut campur dalam masalah keluarga kami", ucap wanita anggun itu.

"Ujung-ujungnya akan timbul pertikaian rumit yang semakin melebar, tragedi buruk bisa saja terjadi pada dua keluarga, jangan bermain api jika tidak ingin asap ada", kata Bukrat.

"Kurasa ucapan mu seperti ancaman, Bukrat", ucap nyonya Harmam. "Lalu dimana kau berpihak sekarang ini ?"

Bukrat kembali menundukkan kepalanya lalu berucap.

"Saya tidak berani berpihak pada siapa pun karena keluarga Harmam adalah tuan saya, nyonya", kata Bukrat.

"Siapa pun itu tuan mu, tapi kau berhak memilih siapa yang paling kau segani, dan masalahnya adalah kenapa kau takut pada Mizan Rayaz", ucap nyonya Harmam.

Bukrat lagi-lagi terdiam dengan pandangan tertunduk.

"Mizan bukanlah siapa-siapa bagi kami, bagi keluarga Harmam, taringnya tidak cukuplah menakutkan bagi kami semua, Bukrat", kata nyonya Harmam.

"Saya tahu itu, nyonya...", sahut Bukrat cepat.

"Lantas ?" tanya nyonya Harmam.

"Saya hanya ingin melindungi keselamatan keluarga Harmam saja karena saya pribadi tidak ingin tragedi buruk menimpa keluarga ini, nyonya Harmam", sahut Bukrat.

"Tanpa melawan ?! Tidak mungkin, Bukrat...", kata nyonya Harmam.

"Saya paham itu...", sahut Bukrat.

"Apa yang perlu kita takutkan dari mereka ?" ucap nyonya Harmam.

"Tidak ada, nyonya'', kata Bukrat.

Nyonya Harmam mengalihkan pandangannya ke arah jendela besar di sampingnya.

Menatap sendu keluar jendela ke arah taman di luar sana.

"Aliansi pernikahan ini bukan kami yang memintanya melainkan pihak Rayaz yang menginginkan adanya perdamaian terkait hutang-piutang yang ada diantara kami", kata nyonya Harmam murung.

Nyonya Harmam menghela nafas panjangnya kemudian berkata kembali.

"Memang awalnya kami mengajukan lamaran kepada keluarga Rayaz, untuk menikahkan Sulaiman dan Alishba, tetapi rencana berubah karena Harmam menginginkan Yafiq yang menikah", kata nyonya Harmam.

Pandangan nyonya Harmam tertuju tepat ke arah luar jendela.

"Saat adanya masalah hutang-piutang antara dua perusahaan besar milik kedua keluarga, akhirnya Harmam memutuskan Yafiq yang akan menikahi Alishba dan mengurungkan Sulaiman, untuk tidak menikah dengan putri Rayaz", ucapnya.

Nyonya Harmam menghela nafas panjangnya seraya mendongak sebentar.

"Namun rupanya Sulaiman menolak keputusan ayahnya, dan dia tetap memilih menikahi Alishba dengan alasan terlanjur dekat dan suka pada putri dari Rayaz", kata nyonya Harmam.

"Artinya memang ada rasa ketertarikan diantara mereka berdua sebelum menikah", ucap Bukrat.

"Yah..., benar, memang Sulaiman sudah dekat dengan Alishba semenjak mereka berdua sama-sama remaja", kata nyonya Harmam.

"Tapi kenapa masalahnya menjadi berbeda dan timbul pertengkaran antara tuan Sulaiman dan pangeran Mizan", sahut Bukrat.

"Entahlah, Bukrat..., aku sendiri tidak memahaminya", kata nyonya Harmam.

"Semestinya pangeran Mizan lebih menjaga sikapnya di rumah ini saat dia berkunjung karena dia tahu bahwa tuan Sulaiman adalah suami dari nyonya Alishba", ucap Bukrat.

"Mungkin ada kalanya mendengar nasehat dari orang lain itu benar, dan aku akan memilih tidak memberitahukan perkara kecil antara Sulaiman dan Mizan kepada siapa pun", kata nyonya Harmam.

"Saya rasa hal itu sebaiknya kita simpan saja mengenai masalah antara tuan Sulaiman dan pangeran Mizan, nyonya", lanjut Bukrat.

"Kurasa kau benar...", sahut nyonya Harmam sembari berjalan lalu menoleh ke arah Bukrat dan menatapnya serius.

Bukrat terdiam, hanya membalas tatapan nyonya Harmam dengan ekspresi wajah yang sama serius.

"Tingkatkan penjagaan di rumah ini, batasi kedatangan Mizan, jangan biarkan dia kembali atau sampai menimbulkan masalah lagi", kata nyonya Harmam.

"Siap, nyonya", sahut Bukrat.

"Halangi Mizan bertemu kembali dengan Alishba, apa pun alasannya, katakan sesuatu yang tepat kepada Mizan agar dia memahaminya", kata nyonya Harmam.

"Baik, nyonya Harmam", kata Bukrat.

"Dan jangan biarkan Mizan menyentuh lantai di rumah ini lagi, kau mengerti !" ucap nyonya Harmam.

"Ya, nyonya...", sahut Bukrat.

Nyonya Harmam tersenyum tipis seraya berlalu pergi dari hadapan Bukrat.

Tampak langkah kaki nyonya Harmam berjalan gemulai dengan anggunnya ketika dia meninggalkan area koridor rumah.

Bukrat segera pergi dari tempat itu, menyelesaikan tugasnya.

Rumah megah berukuran luas itu terasa dingin sekali bahkan teramat sunyi, hanya ada bayangan semu terpancar dari luar jendela yang menghiasi sudut-sudut ruangan di sana.

Kamar Alishba terletak di area jalan koridor panjang itu, jauh dari ruangan-ruangan lainnya yang ada di rumah megah milik Sulaiman Harmam.

Ukuran kamar tidur Alishba tidaklah terlalu luas dibanding ukuran ruangan lain yang ada di area koridor rumah Sulaiman, namun ruangan kamar itu terasa sangat dingin dan sepi, meski Alishba telah menikah, tetapi ranjang tidurnya masih tetaplah sama, kosong, seperti halnya dia tidak menikah.

1
Lina Zascia Amandia
Halo Kak Author, salam kenal. Itu like nya udah banyak, Kakak blm ajuin kontrak? Pdhl kayaknya lolos bab terbaik tuh likenya byk. Terus tadi sy lihat karyanya lumayan banyak dan ada banyak juga karya yg pop nya M M an. Boleh heran gak sih Kak, kenapa lencananya masih Silverqueen sama sprt sy sedangkan karya Kakak ada yg M M an popnya?
Lina Zascia Amandia: Ok Kak. Sama2.
Reny Rizky Aryati, SE.: gak apa apa juga... 🥲 tetap semangat juga ya 🌹
total 5 replies
Anonymous
pria tidak tahu malu, berdalih aliansi pernikahan tapi dia tidak tahu perasaan istri yang tersakiti, ini perundungan atas nama pernikahan, tepat sekali jika ini aliansi pernikahan yang berat sebelah
🌷💚SITI.R💚🌷
awal cerita penuh emosi..
Reny Rizky Aryati, SE.: 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Reny Rizky Aryati, SE.: air mata pernikahan, semoga tidak bosan mengikuti setiap babnya ya 🙏
total 2 replies
Anonymous
aduh iblis kepala ular nih, mana bisa cinta kek gini dipaksain, endingnya nanti sang istri binting trus anaknya dibawa pigi keluar rumah, normalnya nikah ma cowok kek gini, gak bakal dianya paham
🌷💚SITI.R💚🌷
nyimak dulu ceritay
Reny Rizky Aryati, SE.: thanks you semuanya atas dukungannya dan kesetiaannya pada thor thor 🎂
total 1 replies
Anonymous
gimana sich tuh laki buat gedeg saja, dah dibilang ma istrinya klo dia tidak menikah scr aliansi, buat high wa aja, mbaca nich crita !
Vania Andina
Baru sadar sekarang dan menyesal, apa yang ada di dalam otak manusia sekaleng Sulaiman nih ???
Anonymous
tudung lapis !
serem amat nikah kayak gini, thor !
aliansi pernikahan, gak ada tulus-tulusnya, gak ada cinta juga klo nikah seperti iniiii...
Vania Andina
aduh ular tangga nih thor
Reny Rizky Aryati, SE.: bukan, tapi orok orokan sawah, Vania 👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!