Kinanti, seorang gadis sederhana dari desa kecil, hidup dalam kesederhanaan bersama keluarganya. Dia bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup.
Kehidupannya yang biasa mulai berubah ketika rencana pernikahannya dengan Fabio, seorang pria kota, hancur berantakan.
Fabio, yang sebelumnya mencintai Kinanti, tergoda oleh mantan kekasihnya dan memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka. Pengkhianatan itu membuat Kinanti terluka dan merasa dirinya tidak berharga.
Suatu hari, ayah Kinanti menemukan sebuah cermin tua di bawah pohon besar saat sedang bekerja di ladang. Cermin itu dibawa pulang dan diletakkan di rumah mereka. Awalnya, keluarga Kinanti menganggapnya hanya sebagai benda tua biasa.Namun cermin itu ternyata bisa membuat Kinanti terlihat cantik dan menarik .
Kinanti akhirnya bertemu laki-laki yang ternyata merupakan pengusaha kaya yaitu pemilik pabrik tempat dia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amelia's Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Cibiran Tetangga
Iya juga ya, kita liat aja, paling juga si Kinan cuma dimainin doang, abis itu di cerai, kagak mungkin laki-laki kaya raya mau sama gadis miskin kaya dia, cuka dongeng cinderella itu mah."Heni tetangga Kinan terlihat menarik sudut bibirnya, dan dia keliatan banget benci sama Kinan.
"Maaf ya ibu-ibu, kalau semalam pesta pertunangan anak saya membuat ibu-ibu semua terganggu..."Ibu Kinanti, dengan wajah yang penuh senyum dan sikap yang tegas, berjalan mendekati para tetangganya yang sebelumnya sempat berbisik dan mencibir tentang pertunangan putrinya. Meski hati ibu Kinanti terasa sakit dengan omongan mereka, dia tidak membiarkan itu mempengaruhi dirinya.
Dengan langkah mantap, dia menyapa tetangga-tetangganya yang sedang berkumpul di depan rumah. "Selamat pagi, semua," sapanya hangat, meskipun ada sedikit ketegangan dalam suaranya.
Beberapa tetangga yang merasa canggung membalas sapaan dengan senyum kaku. Salah satu tetangga yang lebih tua mencoba berkomentar,
"Eeeeh ibu Kinanti, saya dengar pertunangan anak ibu dengan orang kaya ya? Memangnya, apa alasan sebenarnya?"
Ibu Kinanti hanya tersenyum lembut dan menjawab dengan bijak. "Semua yang terjadi dalam hidup kami adalah takdir, dan saya sebagai ibu hanya ingin yang terbaik untuk anak saya. Zayn, tunangan Kinanti, adalah pria yang sangat baik, meski latar belakang kami berbeda. Kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari harta atau status, bukan?"
Para tetangga terdiam, beberapa mulai merasa malu setelah mendengar ucapan ibu Kinanti yang penuh ketenangan dan kebijaksanaan. Lalu, dengan sikap ramah, ibu Kinanti melanjutkan, "Dan karena itu, kami ingin mengundang kalian semua untuk hadir di resepsi pernikahan Kinanti. Kami berharap bisa berbagi kebahagiaan bersama, dan semoga kalian bisa ikut merayakan hari bahagia putri saya di hotel nanti."
Mendengar ajakan itu, para tetangga terkejut, namun beberapa mulai merasa canggung dengan sikap ibu Kinanti yang sangat terbuka dan baik hati meskipun mereka telah mencibir sebelumnya. Seorang tetangga akhirnya berkata, "Kami akan datang, tentu saja."
Ibu Kinanti tersenyum penuh arti, merasa lega karena bisa tetap menjaga kehormatan putrinya dan menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka tidak perlu malu atau ragu dengan keputusan mereka. Dengan sikap penuh rasa percaya diri, ibu Kinanti berpamitan untuk kembali ke rumah, meninggalkan tetangga-tetangganya yang mulai terhenyak dengan kata-katanya yang penuh ketulusan dan rasa hormat.
"Iiih, sombong banget mentang-mentang anaknya dilamar cowok kaya raya, "
"Iya, dipikir dia kita enggak akan datang kali , ke pesta yang ada di hotel."
"Tapi... emang kamu punya dress, atau gaun bagus? sedangkan daster yang kamu pake aja masih kreditan, di abang madun, bentar lagi orang nagih."semua orang yang sedang duduk di pos , tertawa .
"Hey. . jangan salah, ya aku usahakan lah. gimana pun caranya biar kita bisa datang."ucap iroh tetangga Kinanti.
Ketika ibu Kinanti masuk kembali ke dalam rumah, Kinanti yang menyaksikan dari jendela merasa terharu. Meski tidak mudah, ibunya selalu mampu memberikan yang terbaik dan membela keluarga dengan penuh kasih sayang. Kini, Kinanti merasa lebih yakin bahwa meskipun tantangan datang dari mana saja, mereka akan menghadapinya bersama, sebagai keluarga yang kuat dan penuh cinta."Terimakasih bu, ibu selalu menjadi pelindung putrinya,"gumam Kinanti.
Fabio dan Citra sedang menikmati akhir pekan mereka di sebuah kafe mewah di pusat kota. Citra terlihat sibuk memilih menu, sementara Fabio memperhatikan arsitektur kafe yang elegan. Setelah memesan minuman, mereka terlibat percakapan santai tentang rencana liburan berikutnya.
"Mas, ayo kita makan dulu, kita sekalian nongki."Citra mulai kangen dengan masa-masa pacaran mereka yang singkat. Citra selalu ingin berkencan layaknya saat mereka Pacaran.
"Iya ayo, aku juga sudah lapar."
Setelah selesai makan, mereka memutuskan berjalan-jalan ke sebuah pusat perbelanjaan. Saat sedang memilih barang di sebuah butik ternama, Fabio tanpa sengaja bertemu dengan Andi, asisten Zayn, yang juga sedang berbelanja di tempat yang sama. Fabio menyapa Andi dengan ramah, mengingat hubungan mereka yang cukup baik sebagai rekan kerja dan mitra bisnis.
"Andi, lama tidak bertemu! Apa kabar?" Fabio membuka percakapan.
"Ah, Pak Fabio! Kabar baik, kebetulan sedang ada tugas belanja untuk Pak Zayn," jawab Andi dengan sopan.
Citra yang berdiri di samping Fabio langsung terkejut mendengar nama Zayn disebut. Ia mencoba terlihat santai, tetapi rasa penasarannya mulai menguasai. "Tugas belanja untuk Pak Zayn? Apa ada acara penting, Andi?" tanyanya dengan senyum yang dipaksakan.
Andi terlihat sedikit ragu sebelum menjawab. "Oh, bukan apa-apa, Bu Citra. Saya hanya sedang membeli beberapa barang untuk persiapan beliau. Beliau baru saja mengadakan acara penting tadi malam dan sekarang lebih fokus pada urusan pribadi."
Fabio mengangkat alis, merasa penasaran. "Acara penting? Maksudnya apa, Andi?"
Andi akhirnya mengungkapkan, meski dengan hati-hati, "Pak Zayn baru saja bertunangan tadi malam. Itu menjadi pembicaraan besar di kantor karena beliau cukup tertutup soal kehidupan pribadinya. Tapi ya, itu berita yang menggembirakan."
"Deg ."Fabio membulatkan matanya. Merasa terkejut, karena dia tak menyangka jika mantan tunangannya, bisa bertunangan dengan bos perusahaan besar. Dimana menjadi salah satu investor terbesar di perusahaan milik Fabio.
Citra merasa seperti tersambar petir. Dia tidak menyangka bahwa bosnya, Zayn, yang sering ia anggap terlalu sibuk untuk urusan pribadi, sudah bertunangan. Apalagi, ia tahu siapa calon istri Zayn—Kinanti, perempuan yang selalu membuatnya iri karena mendapatkan perhatian lebih di kantor.
"Tunangan? Dengan siapa?" Fabio bertanya santai, sementara Citra terlihat tegang.
"Dengan seseorang yang spesial," jawab Andi singkat, berusaha menjaga privasi Zayn. "Saya rasa Anda akan tahu lebih banyak nanti jika Pak Zayn mengundangnya ke acara perusahaan."
Setelah percakapan singkat itu, Andi berpamitan dan meninggalkan butik. Fabio tampak tak terlalu memikirkan hal itu, tetapi Citra merasa gelisah.
"Kinanti," gumam Citra pelan, suaranya penuh dengan rasa kesal. Fabio memperhatikan istrinya yang tiba-tiba terlihat tidak nyaman. "Ada apa, Citra? Kamu kelihatan terganggu," tanya Fabio.
"Tidak ada," jawab Citra, mencoba mengalihkan perhatian. Tetapi di dalam hatinya, ia merasa panas mendengar kabar bahagia tentang Kinanti dan Zayn. Kecemburuannya membakar, terutama karena selama ini ia merasa lebih unggul dari Kinanti.
Sepanjang perjalanan pulang, Citra terus memikirkan bagaimana mungkin Kinanti, perempuan yang sering ia remehkan, kini justru menjadi tunangan bosnya sekaligus mitra bisnis suaminya.
"Kok bisa sih, cewek miskin itu, dapetin pak Zayn, yang kaya, ganteng, bahkan dia itu dingin banget sama cewek, bahkan dia masih sangat mencintai kekasihnya."Citra bergumam dalam batinnya.
Sementara Fabio, meski tak terlalu menunjukkan reaksi, mulai merasa situasi ini bisa menjadi menarik, terutama jika hubungan mereka dengan Zayn semakin melibatkan urusan pribadi. "Kenapa gua harus peduli. toh gua yang mutusin dia jadi harusnya gua enggak usah mikirin Kinanti lagi."Fabio meracau dalam batinnya.
"Sayang, sayang..."Citra memanggil Fabio namun Fabio terlihat melamun.
"Ahhh iya sayang, ada apa?"
"Ayo kita pulang, aku udah cape banget."Citra merengek manja.
"Ya udah ayo, kita pulang."Pasangan muda tersebut akhirnya bergegas ke rumah. Ratih yang melihat ekspresi Citra dan Fabio terdiam langsung bertanya.
"Ada apa nak kok diam.saja."
"Ada kabar mengejutkan ma."
"Apa itu?",
"Kinanti ternyata sudah tunangan. "
"Hahh, sama siapa?" Ratih
":Sama ... bos aku ma."
"Apa ?"
di awal minggu depan mulai pindah ke kantor pusat... ternyata mbulettt
di awal nenek lastri.. sekarang nenek parwati.. 😇😇😇
nyong mandan bingung kiye...