Karena suami dan anaknya ditembak mati oleh pemburu, Anjani. Seekor serigala betina melakukan transformasi jiwa terhadap keluarga si pemburu suami dan anaknya.
Dia ingin merampas jiwa sekaligus nyawa si pelaku, akan tetapi rencananya mengalami kendala. Sebab dia salah masuk ke dalam raga seseorang yang tidak pernah dihargai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RENCANA DONITA
Dika panik sewaktu melihat Rose sudah menaiki podium pelaminan. Dia terlambat untuk mencegah nya. Bagaimana jika Anindita tahu siapa Rose?
Apalagi ia melihat sedikit ada ketegangan di wajah Anindita sewaktu Antonio bersalaman dengan Rose.
Dika segera mendekati podium, ia menunggu Rose . Setelah perempuan itu bersalaman dengan Anindita, barulah Rose melangkah indah turun dari podium.
Begitu menapak lantai, Dika langsung menarik tangan Rose dan sedikit menyeretnya pergi. Anindita menyaksikan itu semua, ia mengikuti Dika dengan ekor matanya. Semakin yakin hatinya, jika perempuan yang baru saja membuat Antonio salah tingkah adalah perempuan selingkuhan Antonio.
Rose manut saja sewaktu Dika membawanya ke tempat yang jauh dari keramaian. Namun sorot matanya cukup tajam tanpa melepaskan Dika dari cengkraman pandangannya.
" Apa maksud mu datang ke pernikahan adikku ?" Tanya Dika sengit, dirinya sedikit mendorong tubuh Rose hingga terjejer.
Rose tersenyum miring, ia mengusap pergelangan tangannya yang dicekal oleh Dika.
" Kau sudah tidak sayang dengan nyawa mu?" Tekan Dika dengan sedikit ancaman.
" Apakah kau akan membunuhku lagi?" Rose balik bertanya, Tentu Dika terkejut. Dia tidak mengerti maksud dari perkataan Rose.
" Apa maksud mu?"
Rose menyeringai, ia melangkah maju tanpa gentar.
" Cukup sekali kau melakukannya, Dan sekarang ? Giliran kamu yang meregang nyawa. " Ucapan Rose terdengar menakutkan, Dika berjalan mundur disaat Rose maju menghadapi nya.
Tanpa mereka sadari Dara melihat kejadian itu, dia mengamati wajah Rose dengan seksama. Bola matanya bersinar kemerahan, keningnya berkerut seolah menemukan kejanggalan. Wajah Rose nampak buram dibayangi oleh kepulan asap.
" Sepertinya ada yang tidak beres " Gumam Dara, ia mendekat.
" Kalian sedang apa?"
Suara Dara mampu menahan tangan Rose yang baru saja akan menekan perut Dika menggunakan kuku runcing nya. Ia reflek menoleh ke arah Dara kemudian menarik tangan nya ke belakang punggung lalu pergi.
" Hey!!!"
Seruan Dara tidak Rose perduli kan, Sedang kan Dika hampir pingsan saking ketakutannya. Dia tidak bisa menggerakkan tubuh nya, seakan terhipnotis. Dan ketika Rose pergi, barulah tubuhnya longsor ke tanah.
Dara hanya melihat Dika sekilas lalu pergi mengejar Rose. Sayangnya dia kehilangan jejak.
" Siapa dia?" Gumam Dara untuk kesekian kalinya.
Donita mendekati Dito yang tengah mengobrol hangat dengan para Bos-bos besar.
" Nak, punya waktunya sebentar ?" Bisik Donita perlahan.
" Ada apa Ma?" Tanya Dito.
" Tolong ikut Mama sebentar." Pinta Donita, Dito sebenarnya enggan namun karena masih menghargai Ibunya, Ia pun berpamitan kepada para tamu.
" Saya permisi dulu sebentar, "
" Oh iya , Silahkan." Jawab salah satu tamu yang diiyakan oleh tamu yang lain.
Donita tersenyum ramah menyapa, lalu menggiring Dito mengikutinya. Pergerakan Donita dan Dito sedang diamati oleh Tuan Lesmana. Mereka sama sekali tidak menyadari itu.
" Kenalin, Ini Inggit... Anak Bu Rosidah teman Mama "
Rupanya Donita sudah menjalankan aksinya untuk mencarikan Dito istri lain hingga memiliki keturunan.
Inggit tersenyum cantik, ia mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Dito. Dito diam tidak langsung membalas, namun Donita justru menarik tangan Dito supaya cepat menyambut uluran tangan Inggit.
" Inggit." Gadis itu memperkenalkan diri.
" Dito. " Balas Dito, ia cepat menarik kembali tangannya.
" Inggit datang sendirian kesini, sebenarnya Mama undang Bu Rosidah tapi dia berhalangan hadir. Jadi Inggit yang disuruh datang. Dia baru saja lulus dari universitas terkemuka di Amerika loh Dit. " Donita menjelaskan siapa Inggit.
Hemmm
Dito hanya manggut-manggut saja, sedangkan Inggit tak lekang sedikit pun senyum di bibirnya.
" Kalau kamu tidak sibuk, tolong ya temani Inggit. Mama mau menyapa undangan yang lain " Pinta Donita.
" Yang bilang nggak sibuk siapa Ma? Tadi Mama kan lihat sendiri Dito lagi menemani relasi bisnis " Jawab Dito.
" Ah biar Kakekmu saja yang menyapa mereka, toh Kakek mu cuma diam saja dari tadi ku perhatikan " Balas Donita.
" Mama jangan gitu dong"
" Nggak apa-apa Tante, sebentar lagi Inggit juga pulang kok. " Tiba-tiba Inggit menimpali.
" Tuh kan, Inggit mau pulang.. Gimana sih Dit? Inggit baru datang loh.. " Donita menunjukkan wajah kesal.
Dito menghela nafas berat.
" Ya udah " Akhirnya ia mengalah.
" Nah, gitu dong... " Donita senang sekali " Ya udah, nikmati pestanya ya Git!" Donita menepuk pundak Inggit, gadis itu mengangguk sambil tersenyum.
Dito melengos, ia kesal tapi enggan untuk mengecewakan Ibunya.
" Kamu sudah makan?" Tanya Dito.
" Belum, Aku bingung karena cuma sendirian disini. Nggak ada orang yang aku kenal ." Jawab Inggit.
" Ya udah, ayuk aku temani ambil makanan." Ajak Dito, Inggit mengiyakan.
Dito juga merasa perutnya perlu diisi, sehingga ia pun mengambil makanan.
" Aku tidak tahu harus bagaimana sekarang ?" Gumam Tuan Lesmana sambil terus mengamati gerak-gerik Dito dan Inggit.
" Apa yang Tuan inginkan ?" Tanya Aji , ia sangat setia disamping majikannya.
" Aku sangat ingin keturunan dari Dito dan Dara, Tapi mengingat keadaan Dara yang sekarang, Aku jadi bingung. Aku takut dia bukan Dara. "
" Kalau dilihat dari fisiknya, Dia memang Nona Dara Tuan. Tapi entah kenapa sifat nya berubah ?" Jawab Pak Aji.
Tuan Lesmana diam.
" Lalu?? Apakah Tuan akan membiarkan rencana Nyonya Donita?"
Tuan Lesmana mengamati lebih dalam wajah Inggit.
" Dara bagaimana ?" Tuan Lesmana menoleh ke tempat Pak Aji berdiri.
" Saya juga tidak tahu Tuan." Jawab Pak Aji apa adanya.
Tuan Lesmana menghela nafas panjang, ia rungsing memikirkan semuanya.
Dara menyanggah kepalanya dengan kedua tangannya. Ia merasa pening memikirkan tentang wajah Rose yang berkabut.
Tiba-tiba Dito muncul dari belakang, ia berjalan agak sempoyongan.
" Kau disini."
Dara mengangkat kepala kemudian menoleh, ia kaget melihat kondisi Dito yang seperti orang mabuk.
" Kau kenapa ? Kenapa kau masuk ke kamar ku?"
" Aku... Aku mencari mu.. Aku... Aku pusing.. Tubuh ku... "
Dito ambruk menimpa tubuh Dara, ia agak kerepotan menopang tubuh Dito yang cukup berat.
" Kau mabuk ?" Pekik Dara, Dito menggeleng lemah. Ia sudah tidak memiliki tenaga.
Dara berusaha membaringkan tubuh Dito ke ranjang kecil nya.
" Panas sekali ." Dito mengipas- ngipaskan tangan nya.
Dara jadi heran, padahal dia tidak merasa kepanasan. Dito tak tahan, ia menarik kasar bajunya hingga sebagian kancing nya terlepas.
" Tolong... Bantu aku. " Rintih Dito, Dara pun membantu Dito melepaskan pakaian nya tanpa curiga.
Dito menarik ikat pinggang nya sembarangan.
" Eh kau mau apa?"
Dito menunjuk ikat pinggang nya supaya dibuka, ia merasa seluruh pakaian nya gatal sekali. Lagi-lagi Dara mengikuti kemauan Dito. Ia melepas ikat pinggang dan celana Dito hingga menyisakan boxer nya saja.
Bola mata Dara melebar sewaktu melihat benda yang timbul didalam boxer Dito. Sungguh besar, dan jika dibandingkan dengan benda milik suaminya (Anjani ) Maka kalah jauh.
" Mampus,,, Besar sekali.. Emang muat?" Dara menengok ke bagian bawah perut nya sendiri. Ia merasa dirinya adalah tubuh Anjani yang seekor serigala.
km baik sintia semoga mndptkan laki² yg baik juga
Semoga Dito tak gegabah utk mempercayai semua foto yg di kirimkan wanita duplikat itu. selidikilah dulu .. jngn main usir Dara