Sebagai imbalan pinjaman, majikan Rembulan ingin dia menikahi cucunya yang dingin, Kenzo Smith, dengan cara yang ekstrim yaitu menidurinya.
Meski kehormatannya sebagai perempuan dipertaruhkan, Rembulan tidak punya pilihan lain selain setuju demi melindungi ibunya yang sakit dari para penagih utang.
Namun, Kenzo memandangnya seakan-akan dia benar seorang pelacur dan tanpa ampun mempermalukannya.
"Ketika kamu telah melahirkan seorang anak untukku! Kamu tidak lagi diperlukan, pada saat itu aku akan membuangmu, menceraikanmu! karena itu adalah satu-satunya fungsimu di sini!"
Hati Rembulan sangat sakit bagai tertusuk pisau. Tapi dia tidak bisa melakukan apapun dan hanya bisa mengandalkan kesempatan ini.
Rembulan mengamati pria asing yang tertidur di sebelahnya, dan mengambil sebuah keputusan…
Apakah pernikahan ini akan berakhir setelah terlahirnya seorang anak? Atau Kenzo akhirnya harus menelan kata-katanya sendiri?
.
.
Ikuti Instagram aku ya : @anak_kost_joy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3 : Kenzo Smith.
Episode 3 : Kenzo Smith.
***
Akan tetapi tentu saja bukan waktunya untuk merenungi nasib dan memikirkan pendapat dan perilaku orang lain, Rembulan harus dengan cepat membawa ibunya kembali.
Ibunya sedang sakit, jika dia tidak minum obat dan diperlakukan dengan baik dan hati-hati sehari saja maka ibunya akan dalam keadaan yang berbahaya.
Rembulan memungut semua belanjaan yang sudah berserakan, dengan wajah ketakutan dan pucat pasi, matanya yang tidak fokus dan tubuhnya yang bergetar hebat.
Nafasnya bahkan terengah-engah dan dia menggigil karena terlalu takut dengan keadaan ibunya.
Tetapi walau dengan keadaan seperti itu, tidak ada seorangpun yang tergerak untuk mengulurkan tangan kepada gadis malang itu.
Setelah selesai mengumpulkan semua belanjaan dan berlari ke dalam rumah berantakan, dia meletakkan belanjaan.
Ia berlari keluar rumah dengan cepat, Rembulan tak mampu lagi melihat dengan wajah tegak kearah kerumunan, dia berlari dengan kedua kakinya menembus keramaian.
Banyak orang berbisik bisik, mata mereka ngeri dan menakutkan.
“Ibu .. tunggu Bulan … Bulan akan menjemput Ibu sebentar lagi …” Rembulan berlari.
Dia kembali ke tempat pemberhentian bus, dia akan kembali ke pusat kota dimana mansion Kakek Reynold berada.
Bahkan jika dia akan membungkuk serendah mungkin, dia ingin kakek Reynold membantunya, sungguh tidak ada lagi orang yang bisa menolong Rembulan sekarang.
***
Hanya beberapa saat Rembulan sampai di mansion Kakek Reynold, Rembulan tahu tempat biasa dimana Kakek Reynold bersantai ialah di taman belakang dekat kolam ikan.
Semua pelayan yang merupakan rekan kerja Rembulan melihat keadaan Rembulan yang menyedihkan, beberapa ada yang khawatir, beberapa ada yang tidak suka karena merasa Rembulan diperlakukan istimewa oleh Kakek Reynold, tuan mereka.
“Hah … hah .. hah!”
Suara nafasnya yang berat dan terengah-engah.
Dia berhenti sejenak.
Rembulan mengusap air matanya dan mengatur pernafasannya yang sudah sesak.
“Tuan …” Rembulan berlari ke hadapan kakek Reynold yang tengah duduk bersama seseorang di sisinya.
Jarak mereka tidak terlalu jauh, cukup dekat untuk bisa melihat ekspresi Rembulan yang ketakutan dan pucat pasi menyedihkan.
Mata Reynold memicing saat melihat Rembulan tiba-tiba datang, padahal dia sudah meminta Rembulan untuk kembali pulang.
“Maafkan saya Tuan, mohon tolong saya … Ibu saya telah dibawa oleh rentenir, jika … jika Ibu saya tidak meminum obat sebentar lagi maka dia akan dalam bahaya, tolong saya Tuan … tolong saya …” Tubuhnya gemetaran hebat.
Suaranya tidak bisa menyembunyikan getaran hebat, dia seperti menggigil oleh rasa takut yang memekik itu.
“Siapa dia Kakek? Kenapa dia datang dengan percaya dirinya ke hadapan kita?”
Suara seorang lelaki dewasa, matanya yang tajam berwarna biru, wajahnya tegas dan tampan sekali, tubuhnya tegap, bahkan saat ia duduk bisa ditebak bagaimana lelaki itu memiliki proporsi tubuh yang dijaga dengan baik.
“Dia pelayan di mansion ini, keluarganya membutuhkan bantuan ku, kau kembali lah, bukankah kau ada pekerjaan di kantor! Biar aku yang mengurus ini!”
Seru Reynold sudah sedikit gugup.
Bagaimana tidak, cucunya ternyata kembali lebih cepat dari dugaannya, Kenzo Smith, lelaki yang belum menikah bahkan saat usianya sudah memasuki usia 31 tahun itu kembali dari luar negeri dan segera mengunjungi kakeknya.
Kenzo terdiam sejenak, dia berpangku tangan dan mata tajam nya yang memikat itu menatap lekat wanita muda menyedihkan yang ada di hadapan mereka ini.
Dengan tubuh mungilnya yang kurus, dia bergetar seperti tengah menggigil, bahkan dari jaraknya, ia bisa melihat luka di tangan wanita muda itu.
Kenzo sedikit terpaku, penasaran apa yang tengah terjadi, namun ia segera menggelengkan kepalanya.
Itu bukan urusannya, apalagi sekarang dia memiliki pekerjaan penting di kantor jadi tidak ada waktu untuk memikirkan orang lain.
.
.
.
.
kl orng gak suka itu gak harus nafsuh juga liat rembulan aneh