Orang tua yang bercerai, keluarga yang berantakan, cinta yang menyakitkan di masa lalu sampai meninggalkan trauma yang mendalam, membuatnya tumbuh menjadi gadis yang nakal, suka membangkang, sering mabuk-mabukan, dan mengikuti balap liar. Sering kali dia ingin menyerah atas hidupnya, tetapi dia tidak senekat itu untuk mengakhiri nyawanya sendiri.
Marsya hanya sering menyakiti dirinya sendiri seperti menyayat lengannya, hanya untuk menyamarkan rasa sakit di hatinya.
Setelah lelah hidup di lingkungan yang menurutnya berantakan, ia memutuskan untuk pulang ke kota kelahirannya, menempati rumah mendiang neneknya,
akankah setelah merantau kehidupan Marsya akan membaik dan bisa melupakan traumanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rainy_day, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Rayhan
Rayhan turun dari motor setelah mereka sampai dirumahnya, dia mendudukkan dirinya di depan gerbang rumahnya sementara Marsya memarkirkan motor RX King milik Rayhan di garasi.
'astaga nih bocah bener-bener' batin Marsya saat melihat Rayhan yang akan merebahkan tubuhnya di depan gerbang.
Marsya membantu Rayhan berdiri, dan memapahnya untuk masuk ke dalam rumah.
Tok tok tok
Marsya mengetuk pintu rumah Rayhan beberapa kali sambil mengucapkan salam.
"walaikumsalam, sebentar" terdengar suara wanita paruh baya dari dalam rumah.
"Ray, Ray, itu suara ibu kamu?" tanya Marsya pada Rayhan yang sangat teler.
"hmmm iya" ucap Rayhan.
'aduh gimana yaa, kena omel ga ya, anaknya mabuk berat kek gini, harus bilang apa gua sama ibunya?' Marsya gelisah sendiri, niat hati mengajak Rayhan agar ada yang menjaganya, malah jadi dia yang menjaga Rayhan.
Ceklekk kriieettt
"loh Rayhan kenapa?" ucap Ibu Rayhan sambil memeriksa wajah anaknya.
"anu buu.... Emmm ituuu, aduh gimana ya bilangnya" Marsya sangat bingung sekali harus bilang apa pada ibunya Rayhan, dia takut kena marah olehnya.
"Rayhan mabuk?" ucapnya lalu menatap Marsya.
"ah mmm iya Bu, maaf, ini saya nganterin dia, soalnya dia gabisa bawa motor sendiri" ucap Marsya memberikan alasan.
"haduh bocah nakal, nyusahin orang, yaudah bawa masuk neng, tidurin aja tuh di sofa" ucap Ibu Rayhan. Marsya pun memapah Rayhan dan menidurkannya di sofa ruang tamu.
"duduk dulu neng, sebentar ya, Ibu bikinin minum dulu" belum sempat Marsya menjawab, Ibu Rayhan sudah berlalu menuju belakang rumah.
Marsya beralih menatap Rayhan yang berbaring disampingnya, sesekali meracau sambil tersenyum-senyum sendiri, terlihat celana panjangnya yang tersingkap memperlihatkan sedikit betis putih mulus miliknya.
'sialan, kesel banget gua sumpah' batin Marsya sambil mencabut beberapa helai bulu kaki milik Rayhan.
"arrgghhh Marsya" Rayhan terpekik.
"apa?" ucap Marsya menatapnya dengan tajam.
"hehehe engga" ucapnya lalu merebahkan tubuhnya lagi.
"bocah gila, ga jelas" gumam Marsya.
"minum dulu neng" Ibu Rayhan membawakan segelas teh hangat lalu mendudukkan dirinya di single sofa di sebelah Marsya.
"makasih banyak Bu" ucap Marsya lalu meminum minuman yang di suguhkan, walaupun dia merasa perutnya sudah kembung karena terlalu banyak minum, tapi dia menghargai Ibu Rayhan yang sudah repot-repot membuatkannya minum.
"Neng namanya siapa, trus rumahnya dimana?" ucap Ibu Rayhan memperhatikan Marsya.
"nama saya Marsya Bu, rumah saya di daerah atas" ucap Marsya.
"terus ini Rayhan kenapa bisa begini?" ucap ibu Rayhan.
"iyaa entahlah Bu, sebenernya tadi Rayhan mau anter saya pulang, tapi dia bawa motornya ugal-ugalan jadi malah nabrak trotoar jadi saya aja yang anterin dia pulang" ucap Marsya yang tidak menceritakan kejadiannya secara detil.
"terus nanti kamu pulang gimana neng?" ucapnya terlihat khawatir.
"sebetulnya saya juga bingung Bu, saya gatau jalan pulang karena saya juga baru pindahan dari Jakarta, tadi kesini juga ngikutin arahan dari Rayhan" ucap Marsya merasa tak enak.
"yaudah kamu nginep aja disini yaa, tidur sama ibu, kamu izin dulu sama orang tua kamu, kalau ga di izinin nanti biar ibu yang bicara" ucap Ibu Rayhan memberikan solusi.
"iyaa Bu, terimakasih banyak ya Bu, maaf ngerepotin, saya mau pulang pun bingung, gatau jalan, dan gatau mau naik angkutan mana" ucap Marsya.
"kamu tau jalan pun nggak akan saya kasih izin pulang neng, ini udah larut, bahaya" ucapnya lagi.
"iya Bu, makasih ya Bu sekali lagi" ucap Marsya.
"iyaa sama-sama, yaudah kamu bersih-bersih dulu ya, ibu cari baju ganti dulu buat kamu, kebetulan ada baju punya Kakaknya Rayhan yang masih baru" ucapnya lalu menunjukkan pada Marsya dimana letak toilet.
*****
Didalam kamar mandi Marsya tidak mandi, dia hanya mencuci muka, tangan, dan kakinya saja, karena dia belum terbiasa dengan suhu air di Bandung yang sangat dingin, setelahnya Marsya bergegas keluar dari kamar mandi dan mencari Ibu Rayhan ke ruang tamu.
"Neng, kesini" ucap Ibu Rayhan dari dalam kamar dekat ruang makan. Marsya gegas menghampirinya.
"nih ganti bajunya pake ini yaa, ini masih baru kok, tapi maaf kalo bajunya kebesaran soalnya kakaknya Rayhan ini agak berisi" ucapnya sambil menyerahkan satu stel piyama bermotif bebek.
"ahh gapapa, makasih ya Bu" setelah mendengarkan jawaban Marsya Ibu Rayhan gegas keluar kamar.
Marsya mengganti pakaiannya dengan pakaian yang di berikan oleh Ibu Rayhan, lalu tak lupa juga dia memberi kabar kepada Teh Melinda bahwa dia tidak jadi pulang dan beralasan akan menginap dirumah temannya, setelah itu Marsya pun keluar dari kamar Ibu Rayhan karena merasa tidak enak berlama-lama di dalam kamar orang lain.
Ibu Rayhan berada diruang tamu, dia sedang membukakan sepatu Rayhan dan menyelimuti anaknya dengan selimut tebal serta memberikannya bantal. Melihat itu hati Marsya menghangat, dia jadi ingat kepada Mama Wulan dan merindukannya.
"loh kenapa keluar lagi neng? Tiduran aja di dalem, udah malem ini, mau langsung tidur juga gapapa" suara Ibu Rayhan membuat Marsya tersentak dari lamunannya.
"ah iya, Ibu belum mau tidur?" tanya Marsya.
"Ibu belum ngantuk, oh apa kamu mau makan dulu? Kamu udah makan belum?" ucap Ibu Rayhan yang baru ingat bahwa teman anaknya itu belum diajak makan malam.
"aku udah makan kok Bu" ucap Marsya yang memang perutnya sudah begah karena kebanyakan minum, jika dia memaksakan diri untuk makan, bisa dipastikan dia akan muntah.
"kalau mau makan bilang aja ya, jangan sungkan" ucapnya
"iya Bu, aku masih kenyang kok" ucap Marsya sambil tersenyum kikuk.
"yaudah kalo gitu kita ke kamar aja yuk, ibu temenin kamu tidur" ucapnya sambil merangkul Marsya. Marsya merasa sangat nyaman di perlakukan dengan hangat seperti ini, dia merasa di terima dan di hargai oleh Ibunya Rayhan. Sebelumnya saat dia bersama Kalingga dia memang tidak mengenal semua keluarganya, hanya mengenal ayah dan ibunya saja, itu pun sebelum dia dan Kalingga bertunangan, ibunya sudah tiada, dan ayahnya acuh tak acuh.
Di kamar, Ibu Rayhan menyuruh Marsya untuk lekas berbaring dan menyelimutinya, lalu dia merebahkan dirinya di samping Marsya. Dia sedikit bercerita tentang kehidupan Rayhan dan keluarganya sambil mengusap-usap kepala Marsya. Jelas saja Marsya yang sudah kelelahan merasa nyaman dengan perlakuan Ibu Rayhan dia merasa sangat mengantuk dan tanpa sadar malah tertidur dengan Ibu Rayhan yang masih bercerita.
"Ya ampun udah tidur dia, kayanya udah cape banget" ucap Ibu Rayhan saat melihat kearah Marsya yang ternyata sudah tertidur.
"selamat tidur anak cantik, terimakasih ya sudah mau mengantar pulang anak ibu yang nakal itu, sampai kamu harus nginap disini karena gatau jalan pulang" ucap Ibu Rayhan lalu keluar meninggalkan kamarnya untuk mengunci pintu gerbang dan pintu depan rumahnya lalu kembali lagi ke kamarnya untuk tidur.
jika berkenan mampir juga dikarya baruku trimakasih😊