NovelToon NovelToon
Dendam Kuroten: Sang Pemimpin Pasukan Iblis

Dendam Kuroten: Sang Pemimpin Pasukan Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Action / Fantasi / Balas Dendam
Popularitas:831
Nilai: 5
Nama Author: Yusei-kun

Tiga ribu tahun setelah Raja Iblis "Dark" dikalahkan dan sihir kegelapan menghilang, seorang anak terlahir dengan elemen kegelapan yang memicu ketakutan dunia. Dihindari dan dikejar, anak ini melarikan diri dan menemukan sebuah pedang legendaris yang memunculkan kekuatan kegelapan dalam dirinya. Dipenuhi dendam, ia mencabut pedang itu dan mendeklarasikan dirinya sebagai Kuroten, pemimpin pasukan iblis Colmillos Eternos. Dengan kekuatan baru, ia siap menuntut balas terhadap dunia yang menolaknya, membuka kembali era kegelapan yang telah lama terlupakan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusei-kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dunia yang Lebih Luas

Suara lonceng besar bergema di seluruh akademi, menandakan dimulainya tahun ajaran baru. Aula utama penuh dengan siswa yang berkumpul, semuanya bercampur aduk antara rasa antusias dan cemas. Para siswa kelas empat diminta untuk berkumpul. Kepala Akademi berdiri di atas podium, menyampaikan sebuah pengumuman.

“Selamat datang di tahun ajaran baru! Kalian yang berada di kelas empat, selamat atas pencapaian kalian sejauh ini. Tahun ini, kalian tidak hanya belajar teori dan praktik di dalam akademi, tetapi juga akan menghadapi dunia nyata. Setiap tim telah diatur secara acak, mencerminkan situasi sebenarnya yang mungkin kalian temui di luar sana. Beradaptasilah, saling percaya, dan jadilah tim yang tangguh!”

Suara tepuk tangan bergema. Satu per satu nama tim dipanggil.

Di antara kerumunan, Yusei berdiri dengan tangan terlipat. Ekspresinya tenang, tetapi matanya memancarkan sedikit rasa penasaran.

Yusei (berbisik pada dirinya sendiri):

“Jadi, siapa yang akan jadi timku kali ini?”

Ketika nama-nama tim diumumkan, suasana semakin tegang. Beberapa siswa terlihat lega, beberapa tampak kecewa.

 

Tim 1: Akira, Kiria Akazuchi, dan Yui Mizuki

Setelah pengumuman, Yui tersenyum lebar dan langsung menyambut kedua rekannya.

Yui (ceria):

“Wah, kita satu tim! Aku yakin kita akan menjadi tim yang hebat!”

Kiria (mendengus):

“Hebat? Bersama si rakyat jelata ini? Aku ragu.”

Akira (tersenyum tipis, dengan nada sarkastik):

“Oh, aku juga senang sekali, Kiria. Aku yakin bakat sok hebatmu akan sangat membantu.”

Yui (tertawa kecil):

“Kalian ini lucu. Aku yakin setelah beberapa misi, kalian akan jadi sahabat baik.”

Kiria dan Akira hanya saling memelototi, tapi akhirnya mengalihkan pandangan.

 

Tim 2: Katsuya Shirogane, Kaito Mizuhara, dan Yuki Sakurai

Ketiga anggota saling menatap canggung sebelum akhirnya Kaito angkat bicara.

Kaito (menggaruk belakang kepalanya):

“Uh, senang bekerja sama dengan kalian. Semoga kita bisa saling membantu.”

Yuki (tersipu, dengan suara lembut):

“Iya... mohon kerja samanya.”

Katsuya hanya mengangguk tanpa banyak bicara.

 

Tim 3: Kisaragi Arashi, Hitomi Kagari, dan Yura Kurokawa

Hitomi (penuh semangat):

“Tim kita pasti yang terbaik! Aku sudah tidak sabar untuk memulai!”

Yura (dengan nada tenang):

“Semoga antusiasmu tetap bertahan ketika kita menghadapi misi yang sebenarnya.”

Kisaragi hanya mengangguk pelan, tampak berpikir dalam diam.

 

Tim 4: Shouji Enma, Raito Kageno, dan Airi Kaminari

Airi terlihat percaya diri, sementara Shouji menyeringai santai.

Airi (menyapa timnya):

“Kelihatannya kita punya tim yang kuat. Jangan kecewakan aku.”

Raito (tertawa kecil):

“Jangan khawatir, aku tak pernah mengecewakan siapa pun.”

Shouji (menyeringai):

“Kalau begitu, mari kita buktikan di lapangan.”

 

Tim 5: Yusei Shimizu, Sai Enoki, dan Hiyori Mizuhara

Yusei mendengar namanya dipanggil dan mendekati timnya. Sai berdiri dengan senyum percaya diri, sementara Hiyori tampak sedikit gugup.

Sai (menepuk bahu Yusei):

“Wah, kelihatannya aku dapat tim yang hebat. Kau si pendekar pedang berbakat, kan?”

Yusei (tersenyum tipis):

“Aku hanya akan melakukan yang terbaik.”

Hiyori (dengan suara lembut):

“M-mohon kerja samanya. Aku akan berusaha sekuat mungkin untuk tidak menghalangi kalian.”

Sai (tertawa):

“Jangan khawatir, Hiyori. Dengan aku di sini, kita pasti baik-baik saja.”

 

Pengumuman selesai, dan siswa mulai berdiskusi dengan tim mereka. Namun, suasana tetap dipenuhi dengan antisipasi dan kecemasan.

 

Di sudut aula, Yui melirik Yusei dan melambaikan tangan.

Yui (dengan senyum ceria):

“Yusei! Semoga sukses dengan tim barumu!”

Yusei (membalas dengan anggukan):

“Begitu juga denganmu, Yui. Jangan biarkan Kiria membuatmu pusing.”

Yui (tertawa kecil):

“Yah, aku akan menikmatinya saja. Sampai jumpa di luar sana!”

 

Para siswa mulai meninggalkan aula, masing-masing dengan emosi dan pikiran mereka tentang apa yang akan datang. Tahun keempat ini bukan hanya tentang pembelajaran, tetapi juga ujian nyata yang akan mengubah mereka selamanya.

Setelah pembagian tim, para siswa kelas empat diberi waktu satu minggu untuk menyesuaikan diri dengan anggota kelompok masing-masing. Akademi memahami bahwa kerja sama tim adalah kunci kesuksesan dalam menghadapi dunia nyata. Meskipun sudah saling mengenal selama tiga tahun, kebersamaan sebagai satu tim selama setahun penuh akan menguji hubungan mereka.

Namun, proses ini tidak berjalan mulus untuk semua tim.

Di taman akademi, Kiria dan Akira terlihat saling berhadapan dengan ekspresi saling memandang sinis.

Kiria (menyindir):

“Kau benar-benar lambat. Jika begini caranya, aku harus bekerja dua kali lebih keras untuk menutupi kekuranganmu.”

Akira (tersenyum sinis):

“Lambat? Setidaknya aku tidak hanya bicara besar tanpa bukti, Kiria. Bakatmu masih kalah jauh dibanding lidah tajammu itu.”

Yui, yang sedang duduk di bawah pohon, mendengus kesal. Ia berdiri, menghampiri mereka, lalu tanpa basa-basi memukul kepala keduanya dengan buku sihir tebal yang ia pegang.

Yui (berteriak):

“Cukup sudah! Kalau kalian tidak bisa berhenti bertengkar, aku akan lapor ke pengawas!”

Kiria dan Akira langsung diam, memegang kepala mereka yang memerah.

Kiria (mendengus pelan):

“Baiklah, baiklah. Tapi aku tidak akan mengalah.”

Akira (tersenyum tipis):

“Aku pun tidak.”

Yui hanya memutar matanya dan kembali ke tempat duduknya.

Di arena pelatihan, Yusei dan Sai sedang berlatih tanding. Keduanya berdiri di tengah arena dengan luka-luka kecil di tubuh mereka. Sai mengangkat tangannya dengan semangat.

Sai (menantang):

“Kali ini jangan pakai pedangmu, Yusei. Aku ingin melihat kemampuan sihir airmu. Ayo, jangan takut kalah!”

Yusei (tersenyum tipis):

“Aku tidak takut kalah, tapi jangan menyesal kalau aku serius.”

Keduanya mulai bertarung. Sai menggunakan sihir api, melemparkan bola api besar ke arah Yusei. Yusei menghindar dengan cepat, menciptakan gelombang air sebagai serangan balik. Namun, gerakannya terlihat kurang luwes dibandingkan saat ia menggunakan pedang.

Sai (tertawa):

“Kurang kuat, Yusei! Kau harus lebih fokus! Kalau tidak, kau tidak akan bisa melawanku!”

Pertarungan berlangsung sengit. Sai terlihat lebih unggul, dan akhirnya Yusei terjatuh ke tanah, kehabisan energi.

Sai (mengulurkan tangan sambil tersenyum):

“Kau kalah, tapi kau sudah cukup baik untuk pemula.”

Yusei menerima uluran tangan itu dan berdiri dengan sedikit senyum.

Yusei:

“Kurasa aku harus lebih banyak berlatih. Terima kasih sudah memaksaku keluar dari zona nyaman.”

Hiyori mendekat dengan ekspresi khawatir, membawa kantung air.

Hiyori (dengan lembut):

“Duduklah, aku akan mengobati kalian.”

Hiyori mulai menggunakan sihir airnya untuk menyembuhkan luka-luka Yusei. Sambil mengobati, ia berbicara penuh semangat.

Hiyori:

“Sihir air sangat fleksibel. Selain untuk menyerang, ia juga bisa digunakan untuk menyembuhkan. Kau tahu, Yusei? Kau punya potensi besar kalau kau mau mengembangkannya.”

Yusei (tersenyum):

“Terima kasih, Hiyori. Aku akan berusaha.”

Di tempat lain, berbagai tim sibuk dengan kegiatan mereka. Beberapa sedang membuat seragam tim, beberapa mendaki gunung untuk membangun kekompakan, dan yang lainnya memilih untuk bersantai di pantai.

Setelah seminggu berlalu, para siswa kelas empat berkumpul di aula utama. Kepala Akademi kembali berdiri di atas podium.

Kepala Akademi:

“Setelah satu minggu pelatihan, kini saatnya kalian menghadapi misi pertama kalian. Misi-misi ini dirancang untuk memperkenalkan kalian pada dunia sihir yang sebenarnya. Kalian akan mulai dari tugas-tugas sederhana, tetapi tetap harus berhati-hati.”

Pengumuman misi dimulai. Para siswa mulai menerima tugas mereka masing-masing. Beberapa harus menangkap hewan liar yang lepas, beberapa membantu memadamkan kebakaran, dan lainnya mengawal polisi sihir menangkap pencuri.

Namun, salah satu misi menarik perhatian banyak siswa. Sebuah permintaan datang dari bangsawan yang membutuhkan pengawalan ke negeri seberang. Misi ini memerlukan dua tim untuk melintasi lautan, hutan, dan gunung.

Kepala Akademi:

“Misi ini akan dijalankan oleh Tim 1 dan Tim 5. Anggota yang terlibat adalah Akira, Kiria, Yui, Yusei, Sai, dan Hiyori. Persiapkan diri kalian, ini bukan misi yang mudah.”

Di ruang persiapan, kedua tim mulai berdiskusi.

Akira (menatap Yusei):

“Jadi kita satu misi, huh? Jangan menghalangi jalanku.”

Yusei (membalas dengan ledekan):

“Kuharap kau bisa bekerja sama dengan baik, Akira.”

Kiria mendengus mendengar komentar itu.

Kiria:

“Sepertinya kita harus bekerja keras, mengingat ada beberapa yang terlalu percaya diri.”

Sai (tertawa):

“Baiklah, berhenti bertengkar. Kita punya tugas besar. Ini akan jadi petualangan yang menarik.”

Yui dan Hiyori saling menatap, lalu tersenyum kecil.

Yui:

“Ayo kita lakukan yang terbaik. Lagipula, ini misi pertama kita di dunia nyata.”

Dengan persiapan selesai, kedua tim berangkat untuk menjalankan misi besar pertama mereka. Perjalanan panjang menanti, penuh dengan tantangan yang akan menguji kekuatan, kecerdasan, dan kerja sama mereka sebagai tim. Petualangan baru telah dimulai.

1
Raja Semut
semangat author up nya biar gua juga makin rajin ngasih hadiah nya
Yusei Shimizu: siap, sarannya diterima...
Raja Semut: author tolong klo buat novel usahakan fkus aja di satu karakter ngak usa terlalu banyak cerita in karakter sampingan klo gini mah judul nya ngak sesuai sama cerita nya karna ngak berfokus pada karakter utama/Speechless/
total 2 replies
ig : mcg_me
Menarik,
Mar Briyith ER
Seru banget thor, penasaran sama kelanjutannya!
Yusei Shimizu: nantikan selalu updatenya ya kakak /Grin/
total 1 replies
Vash the Stampede
Aku udah ngebayangin situasi karakter-karakter disini ke kehidupan nyata, bisa ngeri ngeri sedap gitu loh!
Yusei Shimizu: nantikan selalu update terbarunya ya kakak /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!