NovelToon NovelToon
Bisikan Arwah Penasaran

Bisikan Arwah Penasaran

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Rumahhantu / Desas-desus Villa / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Leona Night

Caroline Blythe Berasal dari keluarga Broken Home dengan ibu yang harus masuk panti rehabilitasi alkohol. Hidup sebatang kara tidak punya kerjaan dan nyaris Homeless.

Suatu ketika mendapat surat wasiat dari pengacara kakeknya bahwa beliau meninggalkan warisan rumah dan tanah yg luas di pedesaan. Caroline pindah ke rumah itu dan mendapatkan bisikan bisikan misterius yang menyeramkan.

Pada akhirnya bisikan itu mengantarkan dirinya pada Rahasia kelam sang kakek semasa hidup yang mengakibatkan serentetan peristiwa menyeramkan yang dialaminya di sana. Mampukah Caroline bertahan hidup di Rumah tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabut Misteri

Julian’s POV

Pembicaraan tentang Ayah Caroline membuatnya terdiam cukup lama. Aku mencoba memulihkan suasana dengan kembali bertanya tentang 3 sahabat gaibnya itu.

“Apakah 3 lost soul yang ada di rumah ini sering berkomunikasi denganmu? Apakah mereka cukup dekat denganmu? Lalu bagaimana cara mereka berkomunikasi denganmu?” tanyaku padanya.

Caroline hanya diam seraya tersenyum. Lalu dia menunjuk ke arah pintu masuk halaman rumah tua ini dan berkata,” Ada yang datang.”

Secepat kilat aku menoleh ke arah yang ditunjuknya, dan betapa terkejutnya aku ketika melihat siapa yang datang. Aku melihat dua orang wanita turun dari mobil. Satu nampak asing bagiku, namun satunya lagi nampak sangat Familiar, dia adalah…..Caroline.

O My God. Apa lagi ini? Mengapa begitu banyak Caroline. Jika yang datang dengan mobil itu Caroline, lalu siapa yang duduk mengobrol denganku sejak pagi tadi?

“Hai Julian, aku harap kau baik baik saja selama ku tinggal sendirian di rumah ini,” ujar Caroline sambil melenggang dengan santai mendekatiku diikuti teman wanitanya yang terlihat misterius.

Aku segera menoleh ke sebelah kiriku, tempat Caroline yang tadi pagi duduk dan mengobrol denganku. Dan….Boom nobody There. Segera aku melihat ke atas meja, hanya ada satu teh hangat yang masih mengepul dan satu piring kecil kue.

Sontak aku berdiri, dan menjauhi meja serta Caroline yang datang dari luar rumah bersama teman anehnya itu.

“Ada apa denganmu Julian?” tanya Caroline cemas

Aku hanya melongo dan tidak mampu berkata apapun. Mungkin wajah ku pucat atau seperti apa entahlah. Tapi yang jelas aku terjebak dalam kekalutan dan kebingungan pikiranku sendiri.

“Aku…tadi duduk di sini bersama, seorang wanita,” ujarku terbata

“Oya, apakah kau punya teman di Ravenmoore?” tanya Caroline

“Ti…tidak, aku tidak punya.”

“Lalu siapa yang duduk bersamamu tadi?” tanya Caroline

Spontan aku menjawab,”Kau.”

Caroline menunjukkan wajah dan mimik terkejut. Tetapi tidak dengan teman yang ada di sampingnya. Dia seolah tahu apa yang terjadi padaku.

“Aku tidak mungkin minum teh denganmu Julian. Aku tidak pulang kemarin, karena aku pergi bersama Melisa ke Yorks. Aku bermalam di sana. Apakah kau tidak membaca pesan singkat dariku?” ujar Caroline hati hati.

“Ti..tidak. Aku tidak tahu kau tidak pulang. Karena semalam kau pulang, dan masak untuku,”

Aku makin bingung dan pikiranku terasa kacau. Aku merasa diriku gila. Lalu teman Caroline yang bernama Melisa itu berkata,” Sepertinya kau sudah berkenalan dengan rumah ini. Rumah ini memang bisa memberikan sensasi apapun yang kau mau. Di sini banyak sekali Lost Soul dan bahkan terdapat Portal yang bisa mengantarmu ke alam lain.”

Aku terhenyak, lalu berkata,” Aku tidak tahu lagi mana realita, mana ilusi. Mana manusia dan mana hantu rumah ini.”

“Mereka bukan hantu. Apa yang kau anggap sebagai Caroline, sebenarnya adalah residual energi yang terekam dan masih melekat di sini. Tergantung apa yang kau tarik, sesuai dengan pikiran dan konsentrasimu,” ujar Melisa dan itu membuatku sadar terkait fenomena aneh rumah ini.

“Maafkan aku Julian, seharusnya aku tidak meninggalkanmu sendiri di rumah ini. Masih banyak hal yang asing dan belum kau ketahui. Namun aku terpaksa tidak pulang kemarin, karena ada banyak urusan yang harus aku bereskan dengan Melisa,” jelas Caroline.

Aku diam terhenyak, dan merasa betapa pengalamanku sebagai peneliti Fenomena Paranormal dan mistik, masih sangat minim, jika dibandingkan dengan apa yang terjadi di rumah ini.

Caroline lalu melangkah menuju ke dalam rumah. Spontan aku menahan Melisa untuk tidak ikut masuk.

“Tahan Melisa, kau jangan ikut masuk. Aku tidak ingin terkecoh lagi dengan hal hal aneh. Aku tidak bisa sepenuhnya percaya bahwa kalian adalah manusia dan bukan Lost soul atau apapun itu.”

Melisa menatapku penuh tanda tanya lalu berkata,” Harusnya sebagai peneliti fenomena Paranormal, kau bisa mengenali mana manusia dan mana bukan. Cara yang paling mudah adalah pantulan cermin. Untuk makhluk gaib tidak punya pantulan cermin karena mereka bukan obyek. Mereka hidup di alam persepsi atau alam bawah sadar. Energi mereka mempengaruhimu di level itu.”

Aku segera meminta melisa mengeluarkan cermin yg mungkin dia miliki untuk membuktikan apa yg dikatakannya.

“Buktikan ucapanmu padaku. Aku butuh itu cepat,” jawabku singkat.

Melisa menatapku dengan tatapan tidak suka dan meremehkan. Namun kemudian Caroline mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

“Aku punya Compact Powder dan ada cermin di dalamnya. Coba sekarang lihatlah, aku ada atau tidak dalam cermin itu,” ujarnya sembari memberikan bedaknya padaku.

“Bukalah, dan bercermin lah. Aku akan melihatnya dari arah belakangmu,” perintahku padanya.

Lalu Caroline membuka Compact Powder miliknya, dan bercermin. Sementara aku melihatnya dari arah belakang punggungnya. Dah yah…memang ada pantulan bayangan Caroline dalam cermin itu.

“Nah ada bukan? Aku ini manusia macam kamu Julian.” ujar Caroline padaku

Aku hanya diam, lalu aku berkata padanya,” Sekarang berikan Compact Powder itu pada temanmu ini dan aku akan melihatnya.”

Caroline menyerahkan Compact Powder itu pada Melisa dan dengan cara yang sama, sekali lagi aku melihat bayangan Melisa pada cermin bedak itu.

“Puas kau !” ujar Melisa ketus.

Aku merasa tidak nyaman dengan reaksi Melisa. Namun aku berusaha menyembunyikan rasa tidak enak itu.

“Harusnya kau malu. Seorang Doktor dalam bidang Ilmu Paranormal, tapi kau tidak bisa membedakan antara manusia dan setan. Lalu apa saja pengetahuan mu terkait fenomena paranormal jika hal sesederhana itu saja kau tidak tahu !” cerca Melisa.

“Aku hanya membuktikan bahwa fenomena gaib itu ada. Tetapi untuk hal detail macam itu, aku masih perlu banyak belajar,” jawabku

Melisa tersenyum sinis, lalu buang muka dan meninggalkanku sendiri di teras itu. Mereka berdua masuk ke dalam rumah dengan kasak kusuk yang sepertinya membicarakan ketololanku.

*****

Siang itu, aku sedang melakukan analisa terkait penampakan thermal manusia tanpa kepala di ruang kerja kakek Caroline. Aku merasa heran apa yang terjadi dengan entitas gaib itu sehingga dia mempunyai wujud yang mengerikan.

“Itu Simon,” ujar Melisa dari balik punggungku. Rupanya dia diam diam memperhatikan penampakan thermal yang aku analisa.

“Simon, Siapa dia?” tanyaku

“Menurut apa yang aku rasakan sebagai cenayang, rumah ini dulu digunakan untuk pemujaan pada iblis. Kemungkinan besar Asmodeus. Dan Simon adalah tumbal untuk iblis itu.”

“Siapa yang melakukan ritual pemujaan pada Asmodeus?” tanyaku

“Ya jelas pemilik rumah ini.”

“ Maksudmu Kakek Caroline? Tuan Reginald?” tanyaku

Melisa tampak ragu, dan dia berkata,” Aku tidak pernah tahu foto Kakek Caroline tuan Reginald. Caroline pun tidak memilikinya. Satu satunya lukisan tentang seorang laki laki tua hanyalah yang tergantung di ruang tamu ini. Dan aku tidak tahu apakah dia Reginald atau bukan”

“Artinya apa yang kau rasakan dengan indra keenam mu tidak sama dengan Lukisan ini?”

“Bisa dibilang begitu. Aku merasakan energi yang berbeda antara yang muncul dalam instingku dengan gambar itu.”

“Sejujurnya aku semakin tertantang untuk menyingkap misteri rumah ini. Namun sebelumnya aku tidak tahu harus mulai dari mana. Namun mendengar penjelasanmu, aku merasa mungkin aku perlu mencari tahu dulu tentang pemilik rumah ini.”

Melisa memandangku dan kemudian berbisik,” Kau perlu hati hati. Aku melihat rumah ini sepertinya milik sebuah sekte sesat. Kau jangan sembarangan mengungkap atau menceritakan penemuan dan hasil analisamu pada siapapun. Karena aku khawatir justru itu bisa membahayakan nyawamu dan Caroline.”

“Apakah kau tahu sesuatu Melisa?”

Melisa mengerutkan keningnya dan kembali berkata,” Tidak secara nyata. Tetapi aku merasakan getaran bahaya. Seperti ada kuasa kegelapan yang bermain di sini. Sepertinya rumah ini sudah lama tidak mendapatkan tumbal dan sekarang waktunya untuk memberikan tumbal.”

“Jika begitu, nyawa Caroline dalam bahaya,” jawabku sambil memandang Melisa.

Namun pembicaraan kami terhenti ketika Caroline masuk dan membawa makanan dan minuman dingin.

“Apa yang kalian bicarakan?” tanya Caroline sembari menyuguhkan hidangan itu untuk kami.

Melisa mengambil Limun dingin dan meminumnya, setelah itu dia berkata,” Kami membicarakan kakekmu Reginald. Benarkah itu Foto Reginald? Dan benarkah dia mewariskan rumah ini padamu?”

Caroline menunjukkan ekspresi berpikir dan berkata,” Kalau soal warisan, aku rasa itu benar. Aku menandatangani beberapa berkas dari pengacara kakek saat pertama kali aku masuk ke rumah ini.”

“ Kalau begitu kita bisa memulai investigasi ini dari pengacara kakekmu. Siapa tahu dia punya foto kakekmu dan mengenalnya. Karena tidak mungkin dia mengurus warisan tanpa tahu siapa yang mewariskan ini semua,” ujarku pada mereka berdua.

Melisa mengangguk angguk seperti setuju. Tetapi Caroline tampak ragu dan enggan.

“Aku hanya tidak ingin banyak masalah selagi ibu ada di pusat Rehab Alkohol. Aku butuh tempat tinggal untuk kami berdua setelah ibu keluar kelak.”

Melisa tiba tiba menyahut,” Aku hanya ingin memastikan kau tetap hidup Caroline. Karena terlalu banyak misteri menakutkan yang aku rasakan terkait rumah ini. Dan itu bukan hanya soal kehadiran hantu, Lost soul dan sejenisnya. Aku merasakan ada Energi jahat yang justru berasal dari manusia penyembah Iblis yang bisa saja berniat mencelakaimu.”

Tercipta keheningan panjang setelah Melisa mengatakan hal itu. Sungguh itu adalah pernyataan yang tidak pernah kuduga sebelumnya. Namun apakah benar rumah ini terkait dengan Sekte Gelap? Dan apakah sekte itu masih ada di desa ini? Atau justru berasal dari luar desa ini? Semua masih seperti kabut misteri yang sangat tebal.

*****

1
Nilam Deedee
Luar biasa
Luluk Dwi AU
kak knp ya ada tulis up warnanya merah tp kok gaada lanjutanya
Cellicia gisella
ceritanya bagus dan seru
een sena
Caroline lebih baik berteman dng hantu klw bisa membuatmu nyaman ya👍🏻
een sena
saya suka cerita nya Thor bikin penasaran tolong jangan lama2 lanjutannya👍🏻👍🏻♥️♥️♥️
Leona Night: Jangan lupa bintangnya kakak/Heart//Pray/
Leona Night: Terimakasih...saya usahakan update tiap hari. support terus yaaa/Heart/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!