NOVEL LUAR BIASA
🏆 Juara Harapan Baru Novel Pria YAAW 10🏆
Perjalanan seorang pemuda bernama Lei Tian, ia adalah pewaris Klan Lei di Ibukota Provinsi Sinchuan. Ketika masih bayi ia dibawa pergi ke sebuah Desa yang sangat jauh dari Ibukota, setelah ia tumbuh menjadi anak-anak ia mengalami penghinaan dan penindasan. Hingga Ia dewasa dan menemukan sebuah rahasia besar di dalam tubuhnya, barulah ia mulai mendapatkan titik terang tentang jati dirinya.
Pada saat usia delapan belas Tahun barulah ia menuju Ibukota untuk berpetualang sekaligus untuk mencari tahu tentang asal usulnya.
Namun setelah ia mengetahui tentang keluarganya, berbagai peristiwa pembunuhan dan pengkhianatan mulai terkuak.
Hingga suatu hari ia membawa Klan Lei sebagai Klan yang disegani di Dunia Biru dan mencatatkan namanya sebagai Legenda Abadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyerap Energi Batu Roh
Setelah diam sejenak, kini ia membuka matanya dan memfokuskan pandangannya kepada sebuah batu besar yang berada di depannya.
“Huh”
Lei Tian menarik napas dalam-dalam sambil mencoba menenangkan dirinya.
Kemudian ia membuka kakinya selebar bahu dan membuka kaki kanannya untuk perlahan bergerak, aliran tenaga dalamnya ia fokuskan pada kepalan tangan kirinya. Sebelumnya ia memfokuskan tinju tangan kanannya, namun kali ini ia berkomitmen untuk membagi kekuatan. Tangan kanannya akan ia gunakan untuk melatih teknik serangan menggunakan senjata tajam, dalam hal ini belati.
Berkat teknik kultivasinya, Lei Tian memiliki tenaga dalam yang besar. Dengan kemampuannya kini, ia bisa merangkum beberapa gerakan menjadi satu bagian utuh, gerakannya sangat cepat dan lincah membuat Song Gui terkagum-kagum.
“Dhuuuaaarr”
Energi dari pukulan yang baru saja dikeluarkan oleh Lei Tian berbentuk cahaya ungu itu segera menghancurkan batu besar yang berada di depannya, menjadikannya hancur berubah menjadi serpihan kecil.
“Apa? Cahaya ungu adalah karekteristik langka, itu berarti….?” gumam Song Gui sambil membelalakkan mata.
“Anak ini tidak akan kubiarkan berkembang sendiri, aku harus memberinya dukungan” gumamnya lagi sambil berdecak penuh kekaguman.
Pada saat berikutnya tubuh Lei Tian sudah bergerak kembali sambil menyalurkan tenaga dalam yang hampir sama dari sebelumnya. Energi Qi yang bersumber dari Liontin Giok Petir telah menyalurkan energi secara samar, dan tanpa Lei Tian sadari di dalam tubuhnya sudah terbangun inti energi yang berbeda dari yang ia kira.
Kini di dalam tubuhnya terdapat inti energi petir yang sangat langka, hanya dalam beberapa tarikan napas, ia sudah mengeluarkan lebih dari sepuluh kali pukulan yang menggunakan Teknik Tinju Api.
“Apakah aku sudah memiliki Qi yang mengandung inti energi api?”
Lei Tian bergumam sendiri, ia dapat melihat sendiri dampak kehancuran dari serpihan-serpihan batu yang baru saja ia buat.
Menurut petunjuk yang terdapat dalam kitab beladiri, hal itu hanya berlaku jika seseorang sudah berhasil mengeluarkan tenaga dalam yang mengandung unsur api. Jadi dalam hal ini tidak berlebihan jika Lei Tian berpikiran demikian.
Song Gui semakin tercengang dengan kekuatan tenaga dalam Lei Tian, seorang kultivator biasanya akan semakin lemah pada serangan kedua dan seterusnya. Penggunaan Qi sangat terbatas tidak seleluasa yang dibayangkan, oleh karena itu seseorang harus bisa memfokuskan serta menentukan skala prioritas pada saat ia akan menggunakan teknik andalannya.
Song Gui sudah lama menjadi Penatua yang membidangi bakat, ia juga mengetahui simbol dari warna cahaya yang dikeluarkan oleh seorang kultivator. Merah menandakan ia memiliki inti tenaga api, cahaya biru melambangkan ia mengembangkan karakteristik air atau es, serta warna hijau yang menandakan ia sebagai kultivator pembudidaya energi angin.
Sebagai Sekte yang menggunakan belati sebagai senjata utama, Sekte Belati Merah sendiri lebih mengutamakan kultivator yang mampu membangkitkan kekuatan angin. Hal ini berhubungan dengan kecepatan serta kelincahan seorang pendekar dalam mendukung serangannya, belati berbeda dengan pedang yang bisa digunakan sebagai senjata pertahanan.
Belati cenderung lebih sering dijadikan sebagai senjata pembunuh yang taktis, sehingga pergerakan seorang pendekar akan sangat bergantung pada kegesitan serta kelincahannya.
Hal tersebut tidak lepas dari penguasaan dan pengendalian angin yang baik, tanpa hal tersebut maka seorang murid Sekte Belati Merah tidak akan mendapatkan esensi yang Sekte ajarkan, mereka hanya akan menjadi petarung tangan kosong yang mengandalkan tenaga dalam.
Masalah seperti ini juga tidak sedikit ditemui di lingkaran Sekte, mereka yang tidak memiliki karekteristik angin akan memilih untuk mengembangkan teknik tangan kosong seperti memperdalam teknik pukulan.
"Aku benar-benar sudah bisa menguasai Teknik Tinju Api" sudut mulut Lei Tian terangkat, ia tidak menduga jika ia bisa lebih cepat menguasai teknik tersebut dari yang ia perkirakan.
Lei Tian dapat merasakan jika tubuhnya terasa lebih kuat dari sebelumnya, bahkan jika harus menghadapi dua orang selevel Wu Cing ia masih sanggup menghadapinya.
Kendati demikian ia juga tidak mau terlena dengan pencapaian kekuatannya saat ini, perlahan ia mengedarkan kekuatannya dan mulai merasakan adanya pengurangan jumlah Qi dalam tubuhnya.
Tanpa membuang waktu lagi, ia segera mengambil posisi berkultivasi untuk memulihkan stamina.
"Tunggu dulu" ucap Penatua Song yang sudah pulih dari keterkejutannya.
"Ada apa Kakek Song?" tanya Lei Tian dengan hormat.
"Cobalah kau serap Batu Roh ini, khasiatnya akan lebih cepat ketimbang kamu mengandalkan energi sekitar" ucap Penatua Song sambil mengeluarkan sekantong Batu Roh.
"Apa ini?" tanya Lei Tian kebingungan.
"Apakah tidak ada yang memberi tahumu sebelumnya?" tanya Penatua Song.
Mendapati pertanyaan dari Penatua Song, Lei Tian hanya menggeleng pelan. Sebelumnya ia tidak dijelaskan mengenai keberadaan benda yang dimaksud oleh Tetua Song.
"Benda ini dinamakan Batu Roh, biasanya murid luar sepertimu akan mendapatkan 10 buah tiap bulannya. Batu Roh berfungsi sebagai sumber energi bagi seorang kultivator" ungkap Penatua Song dengan tenang.
"Lalu bagaimana cara menggunakannya?" tanya Lei Tian dengan penasaran.
"Kamu hanya perlu menggenggamnya lalu alirkan tenaga dalammu dan fokuskan konsentrasimu untuk menyerapnya" jelas Penatua Song secara rinci.
"Baiklah kakek, terimakasih atas semua kebaikanmu hari ini" ucap Lei Tian dengan serius.
"Sudahlah, kau harus segera menjadi kuat agar bisa menemaniku bermain sewaktu-waktu" ujar Penatua Song dengan ekspresi wajah santainya.
Setelah mengatakan hal itu, Penatua Song bergeser untuk memberikan kesempatan kepada Lei Tian untuk menyerap Batu Roh.
Lei Tian sangat senang menerima pemberian dari Penatua Song, mendengar nama Batu Roh membuatnya bersemangat untuk menyerapnya. Bahkan karena terlalu bersemangatnya atau karena memang tidak tahu, sekantung Batu Roh tersebut segera ia genggam untuk kemudian ia serap sesuai instruksi yang diberikan oleh Penatua Song sebelumnya.
Pelan-pelan ia pejamkan matanya, perasaan hangat segera menyebar ke dalam tubuh Lei Tian, mulai dari telapak tangannya hingga ke dalam Dantiannya semburan energi dari efek Batu Roh mulai terasa.
Dengan menggunakan teknik kultivasi dari Liontin Naga Petir, dirinya mengendalikan untaian energi yang begitu besar ke dalam tubuhnya. Bahkan Naga Petir yang berada di dalam lautan kesadarannya juga ikut menyerap energi yang terkandung di dalam Batu Roh.
Hari menjelang sore ketika Lei Tian membuka matanya dan bangkit berdiri, ia merasakan energinya telah kembali pulih dan sedikit bertambah dari sebelumnya.
"Apakah kamu sudah selesai?" tanya Penatua Song saat Lei Tian menghampiri dirinya.
"Terimakasih Kakek Song, saya sudah menyerap semuanya tanpa terkendala" ucap Lei Tian dengan polos.
"Apa? Kamu sudah menyerap seluruh batu Roh?" tanya Penatua Song dengan ekspresi terkejut.
Menurut perhitungan Penatua Song, seharusnya Lei Tian membutuhkan waktu untuk mencerna energi dari dalam Batu Roh tersebut meski hanya satu atau dua buah Batu Roh.
lanjuuuuuut 👍