Suamiku, jika kamu bahagia bersamanya. Maka Izinkanlah aku pergi. Aku sungguh tidak sanggup bertahan seperti ini terus! Kamu sekarang sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Kamu sekarang melupakan kewajibanmu memberikan nafkah dan batin kepadaku. Jika di rumah, tidak ada lagi surga untukku, maka izinkanlah aku pergi dari hidupmu, agar kamu tidak menanggung dosamu karena kelalaianmu!
Akankah Chandra melepaskan Tika,saat istrinya meminta untuk pergi dari kehidupan suaminya? Atau justru Chandra mempertahankan hubungannya dengan Tika, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab?
Akankah, Tika akan memilih bersama hidup dengan Andrew dan menceraikan Chandra?
Yuk mampir, ceritanya disini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipihpermatasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14.Jadi Sekretaris.
"Baiklah saya bersedia kerja di perusahaanmu," ucap Tika menerima penawaran Andrew.
"Oke, baiklah kalau begitu. Sekarang ayo ikuti saya."
"Ikuti kamu? Emangnya kemana?" tanya Tika sambil mengerutkan keningnya.
"Ke pasar!" jawab Andrew.
"A-apa ke pasar? yang benar saja, aku di tawarin bekerja malah di ajak ke pasar sih," gerutu Tika merasa kesal.
Andrew pun tiba-tiba tertawa melihat tingkah Tika yang menurutnya sangat lucu, kemudian Andrew pun berkata,"Tika ... Tika ... kamu ini gimana sih, saya tadi cuma bercanda kok. Tadi saya ingin ngerjain kamu saja."
"Tidak lucu tahu, ngerjainnya ah." Tika menatap sebal Andrew.
"Habisnya kamu itu sangat mengemaskan sekali," Andrew kemudian mencubit pipi Tika.
"Aww sakit tahu," pekik Tika sambil mengusap pipinya yang sakit."Lagi pula, tidak apa-apa kok kalau mau ngajak saya ke pasar juga."
"Yang benar saja, wanita secantik kamu di bawa ke pasar."
"Loh kenapa emangnya? Asal kamu tahu ya, tiap hari juga saya selalu ke pasar waktu dini hari hanya untuk berbelanja membeli bahan pokok untuk keluargaku. Jadi, kamu jangan meremahkanku ya," ucap Tika sambil menatap sinis.
"Eh iya saya lupa, kalau kamu itu kan sudah berkeluarga hehe. Jadi seriusan kamu suka ke pasar nih?" tanya Andrew merasa tidak percaya.
"Dasar kamu itu ya, pelupa! Tentu saja suka. Demi keluargaku, saya rela melakukan apapun," ucap Tika kemudian tersenyum terhadap Andrew.
"Baguslah kalau begitu. Istri idaman nih! Oya, gimana kabar Chika?"
"Bisa saja kamu itu. Kabar Chika baik kok."
"Syukurlah kalau begitu. Ya sudah ayo kita pergi ke kantorku, mulai sekarang kamu sudah boleh bekerja." Andrew sambil menarik lengan tangan Tika menuju mobilnya.
"Iss ngapain malah menarik tanganku," Tika sambil melihat tangannya yang di pegang oleh Andrew.
"Eh maaf! hehe ... Bukannya kita harus pergi ke kantor kan? Jadi kamu ikut bareng masuk ke dalam mobilku." Andrew merasa malu.
"Kamu lupa ya, kalau saya juga bawa mobil. Jadi mana mungkin, saya meninggalkan mobil ku disini."
"Ya ampun lagi-lagi saya lupa nih, kalau kamu bawa mobil," ucap Andrew sambil menepak jidatnya sendiri.
"Dasar kamu itu, lagi-lagi pelupa ya." Sindir Tika kemudian menggelengkan kepalanya,"ya sudah kamu naik mobilmu, dan saya naik mobilku nanti saya akan mengikuti gimana?"
"Oke, baiklah kalau begitu."
Andrew pun berjalan menuju mobil miliknya, sedangkan Tika segera masuk ke dalam mobilnya sendiri. Setelah Andrew dan Tika sudah berada di dalam mobil masing-masing serta sudah siap, dengan segera mereka menjalankan mobilnya masing-masing menuju perusahaan PT.CHAYA, perusahaan yang memproduksi makanan, pembersih baju dan piring seperti deterjen dan sabun mandi.
*
*
*Satu jam kemudian ...
Mereka kini sudah sampai di perusahaan PT.CHAYA, dengan segera Andrew dan Tika pun keluar dari mobilnya masing-masing.
"Ayo kita masuk ke dalam," ajak Andrew.
"Baik Pak," jawab Tika sambil menundukan kepalanya.
"Kenapa malah memanggilku Bapak? Panggil saja saya Andrew!" Protes Andrer terhadap Tika.
"Ya ampun Pak ini di kantor, jadi saya harus formal bilangnya dan sopan. Apa kata mereka bila saya memanggil kamu nama."
Andrew pun terdiam, kemudian menatap Tika sejenak lalu berkata,"Iya juga sih, baiklah kalau begitu. Ayo kita masuk."
"Baik." Jawab Tika tersenyun terhadap Andrew.
Andrew dan Tika pun berjalan masuk ke dalam kantor. Kedatangan Tika pun di sambut baik oleh para karyawan/karyawati yang bekerja disana. Mereka tersenyum sambil menyapa Tika. Mungkin terlintas dari pikiran karyawannya, kalau Tika kekasihnya Andrew atau calon suaminya Tika. Padahal kalau mereka tahu, Tika sudah menikah dan sudah punya anak lagi.
Mereka pun kini sudah sampai di tempat ruangan kerjanya. Tika merasa terkejut kenapa dirinya harus ikut ke ruangan kerjanya juga.
"Maaf pak, saya mau tanya nih sebenarnya saya bekerja bagian apa?" tanya Tika dengan hati-hati takut menyinggung.
"Kamu bekerja sebagai sekretarisku," jawab Andrew kemudian berjalan dan duduk di kursi kekuasaannya.
"A-apa? Sebagai sekretaris pak Andrew." Tika merasa terkejut.
"Iya. Kenapa keberatan?" tanya Andrew sambil menatap Tika yang kini sedang duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.
"Ti-tidak kok, saya tidak keberatan pak. Cuma kaget saja, di terima langsung sebagai sekretaris pak Andrew," ucap Tika dengan gugup.
"Kenapa harus kaget? Ada-ada saja ini orang. Ya sudah kamu bisa langsung duduk di tempat kerjamu disana," ucap Andrew sambil menunjuk tempat kerja untuk Tika.
"Oke, baiklah." Jawab Tika sambil berjalan menuju tempat yang di maksud oleh Andrew.
"Kamu tahu kan, gimana cara kerjanya jadi sekretaris?" tanya Andrew terhadap Tika.
Tika pun hanya menggelengkan kepala, lalu berkata,"Saya tidak tahu, dan belum paham."
"Oke, saya akan ajarin kamu," ucap Andrew kemudian beranjak dari kursi kekuasaannya dan berjalan menghampiri Tika.
Setelah sampai di tempat kerja Tika, dengan telaten Andrew pun segera menjelaskannya lalu mengajari cara memahami laporan file-file yang masuk dari para staff dan kemudian hal-hal penting lainnya.
"Gimana, sudah pahamkan?" tanya Andrew.
"Ya Pak, saya sedikit paham kok," jawab Tika dengan sedikit ada rasa malu.
"Tidak apa-apa kok, nanti juga bakal paham kok," ucap Andrew kemudian tersenyum terhadap Tika.
"Iya pak." Jawab Tika.
"Ya sudah, ini ada berkas yang harus kamu kerjakan," Andrew sambil menyodorkan berkas-berkas tersebut.
"Baik Pak," Tika kemudian mengambil berkas dari tangam Andrew, lalu dengan segera melakukan tugas pekerjaannya.
Bersambung ...