Gwen si buruk rupa merasa putus asa dengan jalan hidupnya saat dia ingin mengakhiri semuanya justru Gwen dipertemukan dengan boss mafia.
Gwen menjadi gadis buruk rupa kesayangan boss mafia dan berusaha menuntut balas pada orang yang menindasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman Ranjang Tuan Mafia
"Gwen!" panggil Trevor yang saat ini berada di depan pintu kamar. "Jika kau tidak membukanya, aku akan menghancurkan pintu ini!"
Tidak ada jawaban atau tanda-tanda pintu itu akan dibuka. Trevor naik pitam, dia mengambil pistolnya lalu dengan membabi buta menembaki pintu.
Dor!
Dor!
Dor!
Trevor tidak suka ditolak. Harga dirinya hancur karena seorang Gwen.
Setelah pintu rusak, Trevor menendangnya sampai terbuka. Di dalam kamar Gwen sudah siaga. Gadis itu memegang tongkat bisbol bersiap menyerang Trevor jika lelaki itu berani mendekatinya.
"Jangan macam-macam padaku, Trey!" pekik Gwen yang tidak main-main.
Trevor terkekeh melihat pertahanan Gwen, disaat banyak wanita yang melemparkan tubuhnya pada dirinya, Gwen justru sebaliknya.
"Aku ingin melihat seberapa kuatnya kau bisa melawan," ucap Trevor menantang.
Mendengar itu, Gwen maju dan langsung berusaha memukul Trevor menggunakan tongkat bisbol yang dia pegang begitu kuat.
"Cepat pergi dari sini!" usir Gwen sambil mengayunkan tongkat bisbol itu.
Tapi hal mencengangkan terjadi, Trevor menangkis tongkat bisbol itu hanya dengan satu tangannya. Tubuh Trevor bergeming, tidak bergeser secenti pun dengan satu tangannya menahan tongkat bisbol.
Mata Trevor menatap tajam lurus ke depan, Gwen jadi merinding sendiri. Dia hanya ingin mempertahankan harga dirinya, dia bukan wanita bayaran jadi dia tidak mau menjadi teman ranjang Trevor.
Setelah melayani lelaki itu, bukankah dia akan ditinggalkan? Gwen tidak mau hal itu terjadi.
"Aku sudah cukup sabar menghadapimu, Gwen! Sungguh jika aku mau, aku akan memaksamu tanpa peduli kau menjerit kesakitan!" ucap Trevor penuh penekanan.
"Trey... tapi aku tidak bisa!" Gwen berusaha menolak baik-baik. Dia tahu hidup Trevor begitu bebas melakukan kejahatan sana sini. Tapi untuk kali ini, dia ingin belas kasih dari lelaki itu.
Trevor berdecih sambil menghempas tongkat bisbol ditangannya. "Baiklah, kalau itu maumu tapi sekarang aku juga akan tinggal di sini! Aku ingin lihat seberapa lama kau bersikap keras kepala seperti itu!"
"Apa? tinggal di sini?" Gwen semakin tidak mengerti jalan pikiran Trevor. "Tapi kita tidak akan tinggal satu kamar, 'kan?"
"Jadi kau ingin pisah kamar?" geram Trevor. "Oke, pilihlah kamar lain untuk kau tidur tapi kamar itu akan bernasib sama dengan pintu kamar ini!"
Gwen melirik pintu kamar yang sudah rusak kemudian dia menghembuskan nafasnya kasar karena Trevor yang ingin semua permintaannya terpenuhi.
"Terserah kau saja! Aku lelah," ketus Gwen yang beranjak naik ke atas ranjang. Gadis itu menaruh guling di tengah sebagai pembatas walaupun dia tahu akan sia-sia.
Trevor membuka seluruh bajunya sampai menyisakan celana boxernya saja, Gwen mencoba tidak peduli melihat itu.
Sebelum ikut naik ke atas ranjang, Trevor mencoba menghubungi Neil yang sudah tidur lelap. Tapi saat mendengar ponselnya berbunyi nyaring, Neil langsung terjaga.
"Ada apa, Bos?" jawab Neil yang nyawanya belum terkumpul sepenuhnya.
"Cepat kemasi barang-barangku di markas utama dan bawa ke apartemen!" perintah Trevor.
Belum sempat Neil menjawab panggilan itu dimatikan sepihak yang mana membuat Neil mengumpat dan mengeluarkan kata-kata kotor dari mulutnya.
Setelah memberi perintah pada tangan kanannya, barulah Trevor menyusul naik ke ranjang Gwen. Dia melempar guling pembatas kemudian memeluk Gwen.
"Kau harus terbiasa menjadi teman ranjangku mulai sekarang!" bisik Trevor ditelinga Gwen.
*
*
*
*
*
Jangan lupa hari senin vote-nya ya guys, lempar kembang atau kopi juga, ojo kendor🔥🔥🔥