Pewaris Mustika Naga

Waktu pun berlalu dengan cepat, lima tahun kini telah berlalu dengan kekuatan Long Guan semakin bertambah, kekuatan fisiknya juga semakin meningkat di bawah pelatihan yang diajarkan oleh leluhur Long, tingkat kultivasinya juga semakin meningkat secara signifikan. Kini Long Guan sudah berada pada ranah Inti Ki tahap awal.

Namun pecahan jiwa leluhur long kini mulai redup, membuat Long Guan cemas. Dalam kehidupannya, selain Patriark Long, leluhur Long adalah orang yang sangat baik. Selain sebagai leluhur, namun juga sebagai guru beladiri.

"Nak, kamu periksa cincin penyimpanan pemberian ku, di sana ada dua buah slip giok teknik beladiri. Sudah saatnya kamu pelajari, kekuatan fisikmu sudah stabil, di masa depan aku tidak mengkhawatirkannya lagi" ucap Leluhur Long dengan tenang.

Kemudian Long Guan segera memeriksa cincin penyimpanannya, lalu mengeluarkan dua buah slip giok. Dengan kekuatan leluhur Long, dua slip giok tersebut menjadi dua berkas cahaya yang menuju ke dalam kepala Long Guan, mengalir memasuki ingatannya.

Dalam ingatannya terlihat gambaran gerakan-gerakan jurus beladiri pukulan berbentuk Naga Api serta teknik langkah semu yang dapat menimbulkan kecepatan seperti kilat dalam sekejap mata.

"Mulai sekarang kamu pelajari teknik tersebut, slip giok pertama berisi tentang Kitab Sembilan Naga yaitu teknik Pukulan Sembilan Naga, yang merupakan jurus ciptaan ku sebagai jurus andalan keluarga Long. Pada teknik ini kamu harus memusatkan Qi dengan jumlah yang besar dan berfokus pada satu titik yang akan kamu tuju. Namun pada level kekuatanmu selanjutnya kamu bisa membagi menjadi sembilan titik kekuatan penghancur" ujar leluhur Long menjelaskan.

"Pada slip kedua adalah jurus langkah seribu bayangan, cukup sederhana namun membutuhkan kecepatan dalam gerakannya. Teknik ini merupakan pengembangan dari pukulan sembilan Naga, terdapat sembilan langkah dengan kecepatan yang sangat luar biasa. Jurus ini sangat cocok dengan kekuatan mu yang mengandung unsur api, kedua jurus ini merupakan kombinasi yang sangat mematikan." leluhur Long berkata dengan penjelasan yang cukup panjang namun dapat dimengerti oleh Long Guan.

Segera setelah itu, Long Guan pamit untuk mengambil posisi duduk bersila untuk memahami teknik yang baru ia dapatkan. Dua hari telah berlalu, Long Guan masih fokus pada kultivasinya dalam memahami jurus tersebut, namun matanya masih terpejam.

Leluhur Long yang melihatnya hanya tersenyum kecil. Ia menyadari bahwa untuk memahami teknik tersebut sangat sulit, meskipun Long Guan memiliki darah murni Long, dibutuhkan pemahaman yang mendalam untuk menguasai kedua jurus tersebut.

Satu bulan berlalu, barulah Long Guan bangkit dari posisinya. Ia berjalan dan merasakan pemahaman baru dalam kekuatannya, ia berdiri tegak lalu mengepalkan tinjunya dan menghempaskan dengan aliran Qi, bayangan tiga ekor Naga mengaum menjadi satu bergerak cepat ke arah batu besar.

"Boomm"

Ledakan batu hancur menjadi debu. Menyaksikan dampak pukulannya Long Guan pun sangat terkejut.

"Efeknya sungguh luar biasa, padahal aku belum mengeluarkan seluruh kekuatanku" gumam Long Guan dalam hati.

"Hahaha.. Bagus! .. bagus!"

"Kekuatanmu tidak memalukan, sesuai harapan dari keturunan Keluarga Long" suara leluhur Long membuyarkan keterkejutan Long Guan.

"Salam leluhur, mohon maaf membutuhkan waktu yang cukup lama bagiku untuk memahaminya" ucap Long Guan dengan nada pelan.

"Baiklah, tidak mengecewakan. Sebentar lagi aku akan meninggalkan dunia fana ini" ucap leluhur Long Tian dengan tatapan penuh senyum.

"Leluhur, jika junior boleh tahu apakah Alam Dewa itu" tanya Long Guan penuh minat.

"Dunia yang kamu tempati adalah dunia fana atau Dunia Bawah, alam dimana manusia hidup dengan batasan tertentu. Sedangkan Alam Dewa berada lebih tinggi di dunia atas, terdiri dari makhluk abadi namun masih bisa dimusnahkan oleh kekuatan absolut. Sama seperti alam fana, hanya saja alam Dewa memiliki kekuatan serta waktu yang berbeda. Secara sederhana Alam Spiritual dan Alam Surgawi bisa dikatakan sebagai Alam Dewa.

Seperti diriku saat ini adalah bagian dari Klan Naga, di Alam Surgawi ada 9 Naga pelindung alam Dewa. Mereka adalah Tian Long, Shen Long, Fucalong, Di Long, Yin Long, Pan Long, Huang Long, Qiu Long dan Wang Long. Mereka merupakan bagian dari Klan Naga di Alam Surgawi dan merupakan pasukan pelindung.

Aku berada pada garis keturunan yang sama dengan Qiu Long, yang memiliki kekuatan unik dari anggota Klan Naga lainnya. Bersama ini pula, sebelum aku kembali menuju alam Dewa akan ku berikan sebuah Mustika Naga Qiu Long, dalam mustika ini mengandung 10 persen esensi kekuatan Dewa Qiu Long yang dititipkannya padaku.

Namun sudah sangat cukup untuk menjadi penguasa di dunia fana ini, adapun jika suatu saat kamu ingin meraih kehidupan abadi di alam Dewa, bukanlah hal yang sulit untuk bisa kamu lakukan" ungkap leluhur Long memberikan penjelasan kepada Long Guan dengan sangat detail.

"Terimalah Mustika Naga ini, lalu serap kekuatannya. Aku yakin suatu saat kamu akan menemukan rahasia kehidupan yang akan membawamu ke tingkat yang lebih tinggi" sambung leluhur Long sambil menyerahkan sebuah Mustika berwarna hitam pekat.

"Baik leluhur, junior akan melakukannya dengan baik" wajah bahagia menyelimuti Long Guan.

"Tapi kamu harus ingat, bahwa kekuatan Kaisar Iblis Azazil lebih kuat dari yang kamu pikirkan. Ia memiliki pendukung yang berada di alam dewa, hanya saja kekuatannya tersegel di dunia fana ini karena mengikuti hukum ruang dan waktu" ucap leluhur Long penuh penekanan.

"Sekarang sudah waktunya aku pamit, untuk memantapkan daya tempurmu, sebaiknya kamu berlatih bersama hewan buas di puncak pegunungan, dan tentang pengetahuan alam Dewa aku sudah merangkumnya dalam gulungan di cincin penyimpananmu. Baca dan pahami dengan baik tentang apa yang sudah aku tulis. Masih banyak rahasia yang akan kamu lalui nanti, wajahmu sangat mirip dengan dirinya hanya sikap kalian yang berbeda" pungkas leluhur Long Tian yang kini tampak memudar.

Dirinya yang dimaksud oleh leluhur adalah sosok agung Dewa pelindung Qiu Long, keberadaan yang saat ini memiliki rahasia di Alam Dewa.

Long Guan kemudian berlutut dan sujud sampai menyentuh tanah, air matanya mengalir melihat bayangan leluhurnya yang memulai menghilang.

"Terimakasih leluhur, junior akan menjaga kehidupan yang telah leluhur berikan" ucap Long Guan penuh haru.