pertemuan awal yang sudah ditakdirkan alam dan memiliki satu sama lain, nyatanya mereka banyak perbedaan. baik itu agama maupun latar belakang keluarga.
lalu apa yang akan terjadi jika Archio memilih untuk menikah dengan wanita pilihan keluarganya tanpa sepengetahuan Alana?
penasaran???
yuk baca selengkapnya disini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanas_muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi Atau Menetap
Hari ini merupakan hari terakhir UAS SMA NEGERI 3 BANDUNG dan juga hari terakhir hukuman Putra dan Jefri.
Akhirnya selesai juga UAS nya, pungkas Alana pada dirinya sendiri.
Ia juga tak lupa untuk mengunjungi sang ibu sesuai janjinya. Yah, ia akan pergi ke Surabaya karena ingin mendengar semua penjelasan dari ibunya mengenai perceraian kedua orang tuanya.
Suasana Bandung kali ini sangat panas sehingga mereka yang hanya berjalan kaki harus menggunakan payung, karena jika tidak maka kulit mereka bisa terbakar. Jadi bukan karena mereka itu vampir yah😅.
Alana yang pulang diantar oleh Putra saja harus menggunakan jaket jeans. Padahal biasanya ia hanya menggunakan hoodie atau sweater, namun karena cuaca yang sedikit berbeda sehingga mengharuskan Alana untuk menggunakan bahan yang lebih tebal.
Setibanya mereka di apartemen Alana, mereka langsung masuk dan Alana mengeluarkan minuman dingin dari kulkasnya untuk diberikan kepada Putra.
Kamu hari ini jadi pergi ke Surabaya? Tanya Putra saat Alana menghampirinya dengan membawa 2 botol minuman dingin.
Iya. Kamu bisa anterin aku kan? Atau kalau gak bisa juga gapapa. Nanti aku minta tolong Jefri buat ngantar. Balas Alana sambil menyodorkan minuman dingin.
Gak usah minta tolong ke orang lain kalau ada aku. Aku selalu ada waktu buat kamu, balasnya sambil membuka minuman tersebut dan meneguknya hingga tandas dalam sekali teguk.
Kamu tuh haus apa doyan sih? Tanya Alana sambil terkekeh.
Dua-duanya.
Kamu tunggu sini biar aku packing dulu, soalnya lupa packing semalam.
Hm, ya udah sana.
Oke deh, balas Alana.
Dan sebelum pergi untuk packing pakaiannya, ia mencium pipi kiri Putra kemudian langsung berlari pergi ke kamarnya. Ia takut kalau nanti Putra akan membalas lebih kepadanya, karena ia tahu betul otak mesum laki-laki itu.
Alana langsung mengunci pintu kamarnya saat masuk.
Putra yang mendapatkan ciuman tiba-tiba itu langsung duduk terpaku sambil memegang pipinya. Ia lalu tersadar dan.....
Alana, panggilnya sambil menuju kamar gadis itu. Namun tidak ada sahutan di dalam sana. Putra ingin masuk namun pintunya terkunci dari dalam.
Kamu harus tanggung jawab Ana, teriak Putra dari luar.
Nanti yah sayang, ini aku masih beres-beres loh. Sahut Alana dari dalam.
Aku pegang omongan kamu.
Setelahnya Putra kembali ke ruang tamu untuk menunggu Alana.
Akhirnya Alana selesai menyiapkan keperluannya selama ke Surabaya. Mengapa ia membawa begitu banyak pakaian? Karena pakaiannya gak ada di Surabaya. Ia sudah membawa semuanya waktu datang ke Bandung.
Alana lalu menarik kopernya dan ternyata Putra sudah tertidur di sofa.
Apakah aku terlalu lama, sehingga ia tertidur? Monolognya.
Alana berjalan menuju sofa dimana Putra berada dan menggoyangkan badannya agar laki-laki itu segera bangun. Dan benar saja, Putra langsung bangun seketika.
Ia lalu mengucek matanya agar penglihatannya tidak samar-samar dan langsung duduk sambil mengumpulkan nyawanya.
Kalau kamu ngantuk gapapa tidur aja, biar kita berangkatnya besok pagi aja. Kata Alana.
Udah selesai? Tanya Putra tanpa menjawab ucapan Alana.
Karena melihat gadis itu sedang membawa kopernya, ia langsung mengambilnya dari tangan gadis itu lalu menarik koper tersebut untuk dibawa keluar.
Putra segera memesan taxi online agar koper Alana dibawa taxi dan mereka berdua menggunakan motor.
Tak lama kemudian taxi-nya pun sampai, sehingga mereka tidak harus menunggu lama.
Dalam perjalanan menuju stasiun, mereka tidak berbicara apapun. Suasana menjadi hening dan hanya bunyi motor dan kendaraan lain yang sedang berlalu lalang.
Mereka akhirnya sampai di stasiun kereta bersamaan dengan taxi yang tadi membawa koper Alana.
Supir taxi mengangkat koper Alana dan membawanya kepada Alana.
Terima kasih pak, kata Alana sambil memberikan uang kepada sang supir.
Sama-sama neng, terima kasih juga. Balas sang supir setelah menerima uangnya.
Setelah itu sang supir pun pergi dari sana untuk menjemput ordernya.
Kamu disana gak usah nakal, jangan ngelirik laki-laki lain, gak usah caper, jangan gunakan pakaian yang kekurangan bahan dan satu lagi gak usah keluar rumah sendiri. Peringat Putra panjang.
Iya, aku bakal nurut sama semua larangan kamu. Balas Alana sambil tersenyum manis.
Kamu gak lupa sama janji tadi kan? Tuding Putra.
Janji apa?
Ck, kamu emang lupa atau pura-pura lupa sih? Kesal Putra
Alana langsung tertawa menanggapi penuturan Putra dan langsung mengecup bibir Putra.
Saat ia ingin melepas kecupannya, Putra langsung menahan tengkuk gadis itu dan memperdalam ciuman mereka.
Mata Alana membulat karena saat mereka sedang berciuman, Bunda Putra sedang melihat dari arah belakang anaknya.
Alana langsung mendorong tubuh laki-laki itu dengan kuat, alhasil ciuman mereka berakhir dan membuat laki-laki itu menjadi bete.
Kamu tuh kenapa sih? Tanya Putra.
Alana tidak membalas pertanyaan Putra dan langsung pergi meninggalkannya begitu saja.
Bunda, teriak Alana sambil berlari ke arah sang Bunda. Setelah sampai, ia langsung berhamburan ke pelukannya Bunda sambil menitihkan air mata.
Aku bakal LDR sama Bunda, ucapannya sambil terisak.
Kan nanti kita bisa VC sayang, balas bunda Sinta.
Beneran ya Bund kita VC, kalo gak aku bakal marah sama Bunda. Balas Alana dengan wajah yang sangat menggemaskan menurut Sinta.
Iya sayang, balas Bunda Sinta sambil menghapus jejak air mata di wajah gadis itu.
Ekhm, deheman tersebut membuat pusat perhatian Sinta tertuju ke arah suara itu.
Kok aku gak di peluk ya? Anak Bunda itu sebenarnya aku atau Ana sih? Tanya Putra dengan nada cemburu.
Bunda masih marah sama kamu soal kejadian 3 hari yang lalu itu.
Kan aku udah minta maaf dan berjanji gak bakal ulangi lagi Bund.
Tetap saja Bunda masih kesel.
Bundaku yang cantik, baik hati dan tidak sombong anakmu yang tampan ini minta maaf ya dan janji gak bakal kayak gitu lagi. Balas Putra dengan mengangkat dua jarinya membentuk huruf v.
Iya Bunda maafin. Ya sudah Ana sayang kamu baik-baik yah disana, harus nurut sama mama kamu dan ingat jangan keseringan makan pedes ntar asam lambung kamu naik. Peringat Bunda Sinta.
Siap Bund. Kalo gitu aku berangkat dulu ya Bund, Uta. Shalom, kata Alana sambil menyalami tangan bunda Sinta.
Setelah berpamitan dengan Bunda dan Putra, Alana langsung masuk ke kereta dimana ia akan berlibur di Surabaya.
Saat keretanya berangkat Alana melambaikan tangannya ke arah Bunda dan Putra. Hal itu membuat Bunda Sinta meneteskan air matanya karena mengingat anak gadisnya yakni Putri.
Bunda kenapa nangis? Tanya Putra was-was.
Bunda jadi keinget sama kakak kamu Ta, balas sang Bunda sambil tersenyum tipis.
Bunda mau jenguk-in kakak gak?
Boleh. Udah lama juga kita gak mampir ke rumah kakak kamu, pasti dia lagi kesepian disana.
Ya sudah Bund, kita pergi.
Merekapun pergi dari stasiun kereta setelah keberangkatan Alana dan menuju ke makam anak gadisnya yang telah tiada itu.
Meskipun ada trauma yang menghantui Sinta, namun ia harus tetap kuat di depan sang putranya.
...****************...
Putra pergi ke makam dengan motornya dan sang Bunda dengan supir pribadinya.
Saat sampai disana mereka langsung menuju ke tempat kakak perempuannya dan mereka melihat ada sekuntum bunga mawar putih diatas kuburannya.
Terlihat bunga itu masih segar dan itu adalah bunga kesukaan anak gadisnya. Iya Putri sangat menyukai bunga mawar putih karena itu di rumah mereka banyak sekali ditumbuhi bunga tersebut. Namun itu dulu, karena setelah kepergian gadis itu Putra langsung menyuruh orang untuk membersihkan semua bunga mawar itu dan menghilangkan semuanya tanpa jejak.
Semua itu ia lakukan demi Bundanya karena ia tidak ingin melihat Bunda menderita.
Apa kamu pernah datang ke makam kakak kamu? Tanya Sinta.
Nggak Bund. Ini aku baru saja datang sama Bunda, balasnya.
Terus siapa yang bawa bunga ini kesini? Tanya Sinta sambil mengangkat bunga tersebut.
Sebenarnya Putra tahu siapa yang membawa bunga ini. Sudah pasti Archio, si laki-laki brengsek itu. Karena cuma Archio dan keluarga Putra yang tahu bunga kesukaan Putri.
Namun ia tidak mau mengatakan yang sebenarnya karena tidak ingin terjadi apa-apa sama sang Bunda.
Mungkin sahabatnya kak Putri Bund, balas Putra.
Iya juga sih.
Kakak, kamu pasti sedang bahagia disana kan? Kamu udah gak menderita lagi. Kalau kamu ada mungkin kamu bakal marahin adek kamu karena bandel. Sekarang adek kamu udah dewasa dan kakak tau? Dia sudah punya kekasih, hehehe. Ucap Sinta sambil terkekeh.
Kakak pasti marah sama Bunda dan adek karena gak jenguk-in kakak kan? Maaf ya kak, Bunda belum bisa merelakan kepergianmu makanya gak mau datang buat jenguk. Tapi sekarang Bunda udah ikhlas-in kakak kok.
Setelah mengatakan itu air matanya langsung turun begitu saja.
Udah Bund, kakak udah bahagia disana. Bunda gak usah sedih lagi, ucap Putra sambil memeluk tubuh Bundanya.
Sekarang udah maghrib, mending kita pulang. Gak baik kalau bersedih di kuburan kakak sore-sore kayak gini.
Ucapan Putra benar dan mereka pun pergi dari sana.
masih menyimak
salam dari nanas_muda🍍