Kisah Cinta seorang santri yang bernama Shifa Assyabiya, masuk pesantren atas dasar keinginan orang tua nya. dan mulai hidup baru nya di pesantren yang jauh berbeda dengan kehidupan bebas nya selama ini.
Lambat laun ia mulai menjalani nya dengan tawakal, setelah bertemu dengan Faisal Gauzali putra dari pemilik pesantgren Al kautsar yang biasa di panggil gus.
Akan kah cinta mereka bisa bersatu..?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 pernikahan Nindi
Lima hari kemudian.
Hari dimana semua sedang menanti hal yang menegangkan sekaligus mengharukan bagi Nindi dan ustadz Zaki.
Suasana pagi ini terlihat sangat bising, semua orang yang ada di pesantren sibuk mempersiapkan diri untuk datang ke akad nikah Nindi dan ustadz Zaki.
Memang semua santri di undang untuk menghadiri acara itu sekaligus nanti mereka akan ikut dalam acara doa bersama untuk pernikahan Nindi dan ustadz Zaki.
"Cantik sekali aku"
Puji tiara pada dirinya sendiri, sambil berlenggak lenggok di depan cermin.
Via memutar bola mata malas mendengar Tiara yang begitu percaya diri.
Nindi juga sudah menggunakan riasan diwajahnya, terlihat cantik dan anggun sekali dengan mengunakan baju gamis putih dengan dihiasi manik manik dan brokat yang memukau.
"Kamu cantik sekali Nindi" puji Shafia.
Nindi mengalihkan pandangan nya sebentar pada Shafia yang berdiri tepat di depan nya.
"Kamu cantik banget Sha" ucap Nindi memuji kecantikan Shafia.
Namun pujian Nindi bukan hanya sekedar basa basi semata karena fakta nya Shafia memang terlihat sangat cantik, bahkan bila dikatakan dirinya lah yang paling menonjol di antara ketiga Sahabat nya.
Tubuh nya yang tinggi dan kulit yang putih bersih, di tambah dengan make-up yang ia poleskan sendiri tipis tipis.
Membuat nya tak kalah cantik dari pengantin utama nya.
"Wah.. kamu cantik sekali dengan baju itu" ucap Tiara memuji Nindi.
"Iya kamu cantik banget" puji Via pada Nindi.
"Makasih, kalian juga cantik" balas Nindi balik memuji ketiga sahabat nya.
Mereka saling melempar senyuman.
Tok Tok Tok
Terdengar ketukan dari pintu kamar mereka.
Shafia segera membuka pintu kamar mereka, terlihat Umi Halimah berasa di dapan pintu.
"*Cantik sekali gadis ini, pantas saja hati Faisal yang keras bisa mencair* " batin Umi Halimah memuji kecantikan Shafia.
"Umi silakan masuk" ucap Shafia dengan lembut mempersilahkan Umi Halimah.
Umi Halimah langsung masuk dan menghampiri Nindi yang masih duduk di depan cermin.
"Bagai Nindi, kamu sudah siap"? tanya Umi Halimah.
" Insya Allah siap Umi"
"MasyaAllah, santri santri Umi ini cantik cantik banget" puji Umi Halimah pada mereka. Ia tersenyum gembira melihat ke empat santri itu.
"Terima kasih Umi" balas mereka tersipu malu.
"Kalau semua sudah siap, sebaiknya langsung ke rumah Umi saja dulu sambil menunggu para rombongan dari mempelai pria" ucap Umi.
Mereka semua pun bergegas menuju ndalem, rumah Umi Halimah.
Nindi dan ketiga teman nya sudah sampai di rumah Umi Halimah.
Di sana sedikit ramai karena ada beberapa kerabat dari Umi Halimah.
"Assalamu'alaikum"
Ucap salam Umi Halimah dan ke empat santri itu begitu masuk rumah.
Sontak saja perhatian semua orang disana langsung tertuju pada mereka termasuk Syekh Achmad.
"Waalaikumsalam" jawab semua nya.
Shafia melihat ke sekeliling rumah, ia mencari keberadaan seseorang, ya siapa lagi kalau bukan Gus Faizal.
Namun Shafia mengerutkan kening nya, saat tidak menemukan keberadaan pria itu.
"Assalamu'alaikum"
Sontak semua orang menoleh ke arah sumber suara itu berasal. Dan ternyata orang yang baru saja ia pikir kan sekarang muncul dihadapan nya.
"Waalaikumsalam" semua membalas salam Gus Faizal.
"MasyaAllah ganteng sekali calon menantu ku ini" puji Ibu ibu itu.
Shafia langsung mengalihkan pandangan nya ke arah ibu itu, ternyata sejak tadi ia tidak menyadari bahwa di ruang itu juga ada Ning Afifah yang kata nya calon Gus Faizal.
Rasanya sangat berat Shafia mengakui fakta terakhir itu.
Namun Faizal yang sudah pasti mendengar pujian itu, tidak menunjukkan expresi apa pun. Ia hanya menunjukkan expresi datar nya seperti biasa, bahkan tidak terlihat menampilkan senyuman sama sekali diwajahnya.
"Sebentar lagi keluarga ustadz Zaki akan datang, kamu siap siap ya, nanti temani Abi mu""? ucap Umi Halimah yang di balas senyum tipis oleh Gus Faizal.
Faizal langsung berlalu pergi ke kamar nya.
Disaat menunggu, tiba tiba Shafia merasa kebelet. ia bingung harus kembali ke asrama atau harus ditahan.
"Kamu kenapa Sha,, kok kaya gelisah gitu" tanya Nindi, sebenarnya dirinya lah yang lebih gelisah, takut, sedih dan senang menjadi satu saat ini untuk Nindi.
"Aku kebelet Nin, apa aku kembali ke asrama dulu aja"?
" Eh,, jangan nanti kalau rombongan nya datang kamu bisa tertinggal ke masjid nya, kita gak bisa sama sama" sahut Via.
"Iya, sebaiknya kamu ikut ke kamar mandi Umi saja, biar aku ijinkan " ucap Nindi.
"Gak usah, kamu pengantin nya, kamu cukup duduk disini saja. biar aku sendiri yang ijin sama Umi" ujar Shafia.
Sebenarnya ia sedikit ragu untuk ijin Umi Halimah karena seperti nya uni tengah sibuk ngobrol dengan Afifah dan orang tua nya.
"Eemm.. maaf Umi, Shafia boleh ikut ke kamar kecil Umi" ucap Shafia ramah.
"Oh,, boleh nak, kamu bisa langsung masuk kesitu lurus nanti belok kanan ada kamar mandi" ucap Umi Halimah sambil menunjuk ke arah dalam.
"Terima kasih Umi"
Shafia segera langsung menuju kamar mandi yang di maksud Umi Halimah.
Sesampai nya disana ia melihat dia kamar mandi Shafia langsung masuk kamar mandi satu nya yang sedikit terbuka tanda kalau tidak ada orang di dalam nya.
Setelah selesai menuntaskan hajat nya, ia langsung keluar dari kamar mandi.
"Astaghfirullah"
Shafia spontan langsung berbalik badan saat melihat Gus Faizal keluar dari kamar mandi sebelah dengan hanya memakai kaos tipis warna putih dan celana pendek kain yang membuat otot otot nya tercetak jelas.
Pria itu tengah juga terlihat basah rambut nya seperti baru saja selesai mandi.
Faizal menaikan satu alis nya melihat reaksi Shafia dan terkekeh kecil.
Awalnya dirinya juga cukup kaget melihat keberadaan Shafia di depan kamar mandi itu, karena saat ini dirinya sedang tidak memakai pakaian yang biasa dia pakai.
Tapi tiba-tiba ada sisi lain dari dalam dirinya yang ingin tetap melihat Shafia salah tingkah.
Lagian walaupun berpakaian seperti itu, aurat nya masih terjaga.
Jadi tidak ada salah nya kan mengoda Shafia sedikit.
"Kenapa kamu ada disini"? tanya Gus Faizal dengan suara dingin nya.
wajah nya masih menahan tawa, tapi untung nya Shafia membelakangi nya sehingga tidak mungkin ia bisa melihat.
Shafia mengigit bibir bawah nya gugup, ia ragu untuk berbalik atau tidak.
"Ee.. i-itu.. anu.. "
Shafia mengetuk kepala nya sendiri Karena merasa sulit mengendalikan dirinya yang gugup dan salah tingkah.
"Mending Gus Faizal pakai jubah dulu, atau kalau tidak masuk dulu. Shafia harus kembali keruangan menemani Nindi" ucap Shafia.
"Memang nya kenapa kalau aku tidak memakai jubah? aurat nya kan masih terjaga, jadi gak masalah" balas Gus Faizal datar.
"Iya sih, baginya gak masalah, tapi jantung ku yang bermasalah Gus" gerutu Shafia dalam hati.
Shafia menghembuskan nafas kasar memikirkan cara agar ia bisa kembali tanpa harus melewati Gus Faizal yang ada di depan nya menghalangi dirinya untuk kembali ke ruang makan tadi, dimana Nindi dan teman nya ada di sana.
ditunggu session duanya, anaknya kembar buat kejutan abi n uminya.
end loh ini?
baik lah ...mksh ya kk ceritax
" mengejar cinta Allah, ga harus di pesantren bapak mu Gus " gitu sih
kalo jawaban nya begitu ya pasti org ngiranya di tolak lahh