NovelToon NovelToon
TEENAGER : 4 Gadis Remaja

TEENAGER : 4 Gadis Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Blackpink / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan
Popularitas:664
Nilai: 5
Nama Author: oreonaaa

Raya, Jenny, Nabilla, dan Zaidan. Keempat gadis yang di sangat berpengaruh di salah satu sekolah favorit satu kota atau bisa dibilang most wanted SMA Wijayakusuma.

Selain itu mereka juga di kelilingi empat lelaki tampan yang sama berpengaruh seperti mereka. Karvian, Agam, Haiden, dan Dio.

Atau bagi anak SMAWI mereka memanggil kedelapannya adalah Spooky yang artinya seram. Karena mereka memiliki jabatan yang tinggi di sekolahnya.

Tentu hidup tanpa musuh seakan-akan tidak sempurna. Mereka pun memiliki musuh dari sekolah lain dimana sekolah tersebut satu yayasan sama dengan mereka. Hanya logo sekolah yang membedakan dari kedua sekolah tersebut.

SMA Rajawali dan musuh mereka adalah Geng besar di kotanya yaitu Swart. Reza, Kris, Aldeo, dan Nathan. Empat inti dari geng Swart dan most wanted SMAJA.

Selain itu ada Kayla, Silfi, Adel, dan Sella yang selalu mencari ribut setiap hari kepada keempat gadis dari SMAWI.

Dan bagaimana jika tiba-tiba SMAJA dipindahkan ke sekolah SMAWI?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oreonaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14 : Pembalasan dendam

Bel pulang berbunyi. Semua siswa siswi bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing. Di depan kelas Raya dan Vian sudah ada Billa, Jenny, Zai, Dio, Agam dan Aiden menunggu mereka berdua.

“Lama nunggu?” Tanya Raya sembari keluar kelas bersama Vian di belakang.

Zai menggeleng, “Enggak, barusan dateng juga.” Dibalas anggukan oleh Raya.

“Udah yuk, pulang.” Ujar Jenny.

Mereka mengangguk dan berjalan beriringan keluar sekolah menuju parkiran. Saat di parkiran, mereka bertemu Reza, Al, Kris dan Nathan yang barusan keluar dari bagian area gedung mereka.

Tatapan sinis saling dilayangkan. Hanya Jenny, Zai dan Billa yang menatap mereka sinis.

“Apa Lo natap sinis? Keluar mata tu baru tahu rasa.” Celetuk Nathan.

“Heh! Ya terserah mata gue dong, mau keluar kek mau jatuh ke bukan urusan Lo.” Balas Zai dengan nada sinis nya. Nathan hanya membalas dengan delikan mata sinis menatap Zai.

Ya, setelah kejadian di kantin Jenny, Zai dan Billa menolak keras usul dari kubu Reza sedangkan Vian, Agam, Dio dan Aiden hanya diam tanpa minat. Hanya Raya yang setuju tetapi tidak dapat berbuat banyak karena yang lainnya tidak minat akan hal itu.

Zai melengos tidak menanggapi ucapan dari pria gila itu. Mengikuti para lelaki yang tadi langsung menuju motor mereka. Zai dan Jenny pergi menuju ke parkiran mobil sedangkan Raya dan Billa menunggu di sini. Zai memang berangkat menggunakan mobil bersama dengan Billa sedangkan Jenny dan Raya diantar oleh sopir.

“Raya, beneran gak mau pulang sama gue?” Vian tiba-tiba menghampiri Raya dengan motornya.

Raya mengangguk, “Hmm.”

“Ya udah hati-hati, gue titip Raya Bil.” Ujar Vian pada Billa yang langsung diangguki.

“Gue juga pulang dulu beb.” Pamit Aiden pada Billa.

“Beb beb gundul mu. Jijik gue.” Desis Billa dengan ekspresi jijik.

“Langsung pulang, gak usah kemana-mana.” Pesan Agam pada mereka berdua. Raya dan Billa mengangguk paham.

“Titip salam sama ayang gue ya.” Celetuk Dio sebelum menggegas motor sportnya menyusul lainnya yang sudah pergi.

“Apakah ada something antara Raya dengan Vian?” Gumam Billa yang dapat didengar Raya.

“Something apa? Jangan aneh aneh deh.” Balas Raya menatap malas Billa.

Billa mengeratkan gandengan tangannya pada lengan Raya, “Kalau Vian suka sama Raya gak apa-apa deh.” Goda Billa.

Raya memutar bola matanya malas, “Kalau masalah gini aja langsung konek.” Billa hanya cengengesan tidak jelas.

Kegiatan mereka sedari tadi tidak luput dari penglihatan Reza, Al, Kris dan Nathan. Sampai di mana keempat perempuan dengan pakaian sekolah yang tak layak dibilang pakaian sekolah karena terlalu ketat.

“Eh! Ada sampah.” Seru Silfi sembari mendekati Al.

Billa yang sedang asik menggoda Raya langsung mengernyit. Nenek lampir cari gara-gara lagi nih. Batin Billa.

“Sampah kok teriak sampah, aneh.” Balas Billa tanpa menatap sang lawan bicara. Silfi menatap tajam Billa.

Kayla berjalan mendekati Raya dan Billa yang tak jauh dari posisi Reza dan kawan-kawannya berada.

“Lo tadi pagi boncengan sama Reza ya?” Tanya Kayla setelah berada di depan Raya.

Raya diam-diam mengangkat alisnya dan tersenyum penuh arti. “Hmm.”

“Dasar jalang, Lo mau merebut pacar gue?” Tuding Kayla.

“Emang Reza pacar Lo?” Tanya balik Raya.

“Iya Reza pacar gue, mau apa lo?”

“Bukannya Cuma Lo doang yang ngaku-ngaku pacarnya Reza?” Raya memang berniat memprovokasi Kayla yang selalu mudah tersulut emosi. Dia tahu niat Kayla menghampiri dirinya.

“LO-“ Teriakan Kayla terhenti dengan klakson mobil Ferrari 488 spider jendela penumpang sebelah pengemudi terbuka, “Eh! Ada Mak lampir di sini, mau apa Mak?” Tanya Jenny.

Billa yang berada di depan Kayla saat melihat wajah Kayla memerah menahan emosi tertawa dengan keras, “HAHAHA.”

“KALIAN AWAS AJA NANTI!” Kayla pergi dengan tangan mengepal dan emosi tertahan.

“Hilih, gak berani bales aja sok sok an.” Dengus Billa menatap arah perginya Kayla.

Kayla pergi dan menggandeng lengan Reza yang langsung ditepis sang empu. Hal itu membuat Billa sekali lagi ingin tertawa tetapi tertahan karena Zai sudah menyuruh mereka masuk.

“Weh! Ayo masuk cepet.”

“Iya iya.” Billa pun langsung membuka pintu di depannya sedangkan Raya memutari mobil dan membuka pintu satunya.

Setelah itu mobil merah milik Zai pergi keluar kawasan sekolah. Meninggalkan beberapa keanehan yang dialami keempat pemuda yang masih di parkiran.

...۝

...

“Zai, angkat gue jadi nak bapak ibu Lo dong.” Ujar Jenny.

“Emang bapak ibu nya Zai mau ngakak anak gak berguna kayak Lo, Jen?” Tanya Billa dengan seribu satu pedang kasat mata sindiran.

“Asu! Mulut Lo kalau ngucap ada bener nya tapi sakit cuy.” Ujar Jenny dramatis dengan memegang dadanya seperti sakit hati.

“Heh! Lu berdua jangan berantakin kamar gue bangsat!” Seru Zai yang barusan keluar dari walk in closet untuk mengganti pakaiannya.

Mereka sekarang berada di rumah Zai. Hanya berniat bermain saja karena dari masing-masing mereka tidak ada kegiatan di rumah. Berakhir akan bermain sebentar di rumah Zai yang selalu kosong ini. Memang kalau tempat tujuan untuk apa pun selalu rumah Zai terpilih.

“Maaf kanjeng ratu.” Billa kembali duduk dengan tenang. Sedangkan Jenny kembali tiduran di kasur besar Zai. Raya hanya duduk di sofa dalam diam sembari bermain ponsel.

“Mau makan apa? Gue suruh Bi Titin buatin.” Tanya Zai. Berjalan menuju kasurnya sedikit menggeser tubuh Jenny agar ia bisa duduk di pinggiran kasur.

“Terserah yang penting enak dan bisa buat gue kenyang.” Saut Billa.

“Hilih! Lo makan tai kucing aja kenyang.” Sindir Zai.

“Tai—“

Tok tok tok

Ucapan Billa terhenti saat pintu kamar Zai diketuk dan terlihat Bu Titin yang sedang membawakan minuman untuk mereka.

“Maaf non mengganggu waktunya, ini minumannya.” Ucap sopan Bu Titin.

“Wih! Makasih, Bi.” Seru Billa.

“Makasih Bi.” Ujar Raya.

“Makasih Bi, tau aja gue lagi haus.” Jenny langsung bangun dan menghampiri nampan terisi minuman dingin yang diletakkan Bu Titin di meja tengah sofa.

“Bi, nanti tolong masak in makanan ya Bi.” Ujar Zai sembari duduk di sebelah Raya.

“Yang enak sama banyak ya Bi.” Saut Billa.

Bi Titin tersenyum, “Baik non, kalau begitu Bibi untuk diri.” Pamit Bi Titin sembari keluar kamar Zai tidak lupa menutup kembali pintu kamar.

Setelah keluarnya Bi Titin, keempatnya duduk lesehan di lantai beralaskan karpet berbulu warna pink dan menggosipkan hal yang baru dibaca oleh Zai di grup lambe turah milik sekolahnya.

“Heh! Gue ada bahan ghibah.”

Jenny langsung antusias, “Apa apa?”

“Nih baca.”

“ANJIR! WAH WAH GAK BERES NIH!” Seru Jenny terkejut akan berita dari akun resmi milik sekolah.

“Ini bener?” Tanya Billa.

“Bener lah, gue sama si admin lainnya tu selalu memberikan info yang real no hoax no tipu-tipu.” Jawab Zai yang memang admin dari akun tersebut.

“Tapi, ini kalau Sampek ke endus sama pihak sekolah bisa gawat tu cewek.” Ujar Jenny.

“Bener, nyalinya gede anjir main kayak begituan.” Billa menggelengkan kepalanya. “Anak zaman sekarang mah begitu semua, gak ada yang bener.” Lanjut Billa.

“Kita juga anak zaman sekarang Billa.” Celetuk Raya.

“Ya tapi kan senakal nakalnya kita gak mungkin seberani kaya tu cewek.”

Jenny setuju dengan ucapan Billa, “Setuju!”

“Oya yang cari info kayak gitu siapa?” Tanya Jenny.

Zai tertawa pelan, “Emm, gue sama si Mega anak IPS.” Balas Zai.

“Ih! Gue kepo sama inisial S, Zai siapa Inisial S?” Tanya Billa menatap penuh harap akan jawaban pada Zai.

Zai menggeleng pelan, “Nanti Lo pada tau.” Balas Zai enggan menjawab yang sesuai dipikirkan oleh Billa.

“Ish! Jangan bikin gue kepo please ya.” Desis Billa diangguki oleh Jenny yang sama penasarannya.

“Kalau gue kasih tau sekarang gak asik nanti, tunggu aja nanti bakal ada kejutan besar. Yang kepo juga Lo berdua pasti Raya udah tau juga.” Ujar zai sembari menatap Raya.

Raya yang sedang memainkan ponselnya mengalihkan pandangannya ke arah Zai dan mengangguk, “Hmm.”

Billa dan Jenny langsung menatap Raya dengan tatapan memohon. “Gue kepo, Ray. Please kasih tau, ya ya ya.” Ucap Jenny memohon.

“Gak, nanti aja.” Tolak Raya.

“Ish! Kasih tau dong Ray.” Mohon Billa.

“Enggak.” Tolak Raya lagi.

Dan terjadilah adegan di mana Billa dan Jenny memohon kepada Raya yang selalu menolak menjawab sampai membuat Zai yang melihat tertawa terpingkal-pingkal. Billa dan Jenny juga memohon kepada Zai yang dijawab hal yang sama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!