Berandal Jatuh Cinta

Sinar matahari menyinari sekitaran rumah Arga, Suasana terasa berat seolah sedang menahan nafas, Anya terbangun dari tempat tidurnya dengan perasaan yang aneh, tubuhnya terasa lelah, lebih lelah dari biasanya, ia terbangun dengan perasaan mual yang tiba tiba muncul membuat ia berlari menuju kamar mandi. Arga yang sedari awal terbangun lebih dulu mendengar suara Anya muntah muntah, ia pun bergegas menyusul Anya ke kamar mandi. Disana ia menemukan Anya sedang membungkuk di depan wastafel. "Anya, kamu kenapa? kamu sedang sakit? " ujar arga dengan perasaan khawatir.

Anya tidak menjawab pertanyaan Arga, ia hanya mengangguk lemas dengan wajah yang sangat pucat, ia merasa perutnya bergejolak. "Arga, sepertinya aku sedang tidak enak badan."

"Anya, ikutlah denganku, aku akan segera membawamu ke dokter."

Anya mengangguk menyetujui pendapat arga.

Siang hari arga membawa Anya ke klinik

Sesampainya di klinik arga dan Anya menunggu antrian, jantung Anya berdebar debar saat itu, begitupun dengan arga, ia mencemaskan keadaan Anya yang sedari pagi terlihat pucat, hingga akhirnya dokter memanggil mereka untuk masuk ke ruang pemeriksaan. Sesampainya di dalam arga menjelaskan keluhan istrinya kepada sang dokter, dokter yang mendengar keluhan yang disampaikan pun bergegas melakukan pemeriksaan kepada Anya. "Selamat pak arga, istri anda saat ini sedang hamil." ucap dokter tersebut sembari tersenyum.

Perkataan itu membuat Anya terdiam sejenak, ia tak percaya dengan apa yang dikatakan sang dokter, begitu juga dengan arga. "Hamil? "

Dokter mengangguk sambil tersenyum, mereka berdua pun saling bertatapan, wajah keduanya berubah memerah dengan perasaan terkejut tak menyangka akan hal ini, meskipun ini adalah kabar baik namun mereka merasa khawatir dengan situasi yang tengah mereka hadapi saat ini.

"arga, bagaimana ini?" Anya bingung antara dia harus bahagia atau sedih.

Meski dalam keadaan terancam, arga berusaha tenang dihadapan istrinya, ia memegang erat tangan anya. "kita akan melalui semua ini Anya, kau tidak perlu khawatir dengan apa yang akan terjadi kedepannya, karena aku akan selalu melindungi mu dan anak kita nanti."

Anya merasakan kekuatan dari genggaman arga, meskipun ia masih merasa khawatir dengan ancaman Guntur dan Dedi sebab dengan adanya bayi ini taruhannya akan semakin besar.

Rumah arga pada malam hari

Malam itu di rumah mereka berdua nampak Anya sedang beristirahat di depan teras rumahnya, sedangkan arga terlihat sibuk menghubungi Rudi. meski baru saja dia mendapatkan kabar bahagia ia tetap tidak bisa melupakan bahaya yang mengancam kehidupan keluarganya. (Di dalam telepon) "Rudi, Anya saat ini sedang hamil, aku sedang memikirkan cara untuk melindungi Anya."

"ini berita besar arga, jangan sampai Guntur tahu akan hal ini sebab ia akan memanfaatkan hal ini sebagai kelemahan kita, seperti yang kita tahu, Dedi dan Guntur tidak akan mengasihani siapapun termasuk Anya dan bayi yang ada di dalam perutnya."

Arga menghela nafas, ia merasa beban hidupnya kembali bertambah, bahkan lebih berat dari sebelumnya sebab ia akan bertarung tidak hanya untuk keselamatan Anya, melainkan ia harus bertarung demi anaknya juga. ia merasa semakin cemas sebab ia juga merasa bahwa Don Samsuri tak bisa melindunginya karena pengkhianatan yang ada di dalam kelompoknya.

Tengah malam di kamar rumah arga.

Di dalam sana arga memeluk Anya. "Anya tolong jaga anak kita ya, kamu jangan memikirkan hal buruk apapun, percayalah kepadaku, aku pasti akan melindungimu dan anak kita nanti."

Anya tersenyum."Aku percaya kepadamu arga, aku pasti akan menjaga bayi ini, ini anak kita, ini impian kita juga, aku yakin bersama sama kita pasti bisa melewati semua ini."

Di malam itu mereka berdua saling menguatkan satu sama lain. mereka berusaha melewati apapun rintangan yang ada di depan mata seperti yang sebelum sebelumnya.