Viola (Istri Manja Jadi Pengusaha)

Viola tidak tahu harus apa. Sungguh dirinya jadi terpaku sejenak mendengar fakta yang dikatakan oleh suaminya. Ivan belum beranjak dari sisi nya, pria itu masih betah memegang pipi lembut istrinya.

"Ahh... " Seolah seperti mantra penghilang beku, Viola akhirnya bergerak begitu juga dengan bibirnya.

Manik matanya melihat Ivan mengambil sebuah kaleng dengan uang di dalam nya, ada yang berbentuk kertas dan juga pecahan koin. Dirinya seolah masih merasakan kecupan singkat di pipi nya tadi, Viola meletakkan tangan nya di pipi, tempat ciuman tadi mendarat.

"Ini hasil penjualan dari berdirinya toko gelang mu." Ucap Ivan membuat manik Viola langsung tertuju pada kaleng berisi uang itu.

"Wah... Ini... Ini.... "

"Mau hitung?" Tawar Ivan yang membuat Viola mengangguk cepat dan keduanya menuju kursi dengan meja kecil yang ada di toko kecil mereka.

Tak lupa Ivan menurunkan tirai di ruangan kecil khusus untuk istrinya di toko. Keduanya langsung duduk dengan menebarkan uang yang didapatkan tadi.

Tangan Viola langsung mengumpulkan uang kertas dan mulai menghitung nya. Sedangkan Ivan, dia mengumpulkan uang pecahan koin yang ada di sana.

Bibir Viola langsung komat kamit menghitung angka dari uang yang didapatkan nya. "Ivan... Ini sungguhan kan? Aku tidak mimpi kan?"

"Tidak, ini sungguhan.. Ini hasil dari kerja keras istriku ini." Ucap Ivan sambil memasukkan uang koin di tempat khusus.

"Ini luar biasa! Aku sangat bahagia!" Rasa senang Viola begitu terlihat oleh Ivan. Pria itu melihat ekspresi bahagia istrinya serta bibir Viola yang terus bergerak seperti membaca mantra kebahagiaan.

Manik Ivan terus melihat bibir Viola yang seperti permen itu. Meksipun tidak bewarna pink seperti orang Korea, tapi memiliki bentuk dan ciri khas tersendiri. Ivan tidak melepaskan pandangan nya dari itu, entah apa yang ia pikirkan. Tapi makin lama, dirinya mendekatkan wajahnya pada sang istri.

Viola yang masih sibuk menghitung penghasilan nya langsung terdiam ketika melihat wajah suaminya yang sudah begitu dekat dengan dirinya. Bahkan hembusan napas Ivan bisa dirasakannya, sedangkan Ivan tersendiri, begitu betah menatap. Viola mengikuti arah tatapan mata sang suami yang ternyata tertuju pada bibir nya.

Dan... Cup! Viola langsung mendaratkan kecupan singkat di bibir Ivan yang membuat sang pemilik langsung bereaksi.

"Viola... "

"Kenapa? Mau lagi?" Ucap Viola dengan senang hati.

"Ini uang nya. Aku letakkan disini, dan... Sebaiknya aku..." Viola menyentuh lengan suaminya membuat Ivan kembali terdiam. Langkahnya terhenti ketika merasakan istrinya menyentuh lengan nya.

"Kenapa terburu-buru? Aku sudah menyiram semuanya."

"Vio, aku... "

"Katakan, kenapa kau menikahi ku?" Tanya Viola.

Mendengar pertanyaan itu, ekspresi canggung Ivan jadi hilang dan dirinya berani menatap wajah Viola yang menatap dirinya. "Karena apa yang ada dalam dirimu membuat ku jatuh cinta." Jawab Ivan membuat Viola terdiam sambil berpikir.

Dirinya berusaha berpikir keras saat ini, kenapa tidak ada ingatan lebih yang ia dapatkan mengenai pernikahan mereka berdua. "Dan... Apakah alasan mu menerima diriku masih sama atau sudah berubah? " Giliran Ivan yang bertanya.

"Tidak sama..." Ivan menunggu lanjutan ucapan istrinya.

"Karena semakin hari, kau membuat ku semakin jatuh cinta!" Ucap Viola sambil mengarahkan tangan Ivan ke tempat debaran kencang nya saat ini.

"Kau merasakan nya? " Tanya Viola, dirinya menunduk karena kehilangan keberanian menatap wajah Ivan.

"Ya, setiap saat. Karena aku merasakan nya juga ketika bersama dirimu." Jawab Ivan.

Keduanya menunduk bersamaan, membuat kedua hidung mereka beradu. "Aku mencintaimu Viola, tidak berubah ketika pertemuan pertama kita." Ucap Ivan sambil menggenggam tangan istrinya.

"Apapun yang membuat senyuman di wajah mu terbentuk. Akan aku lakukan, selain tangisan... Tidak akan ku biarkan tangisan menyentuh pipi mu ini. Cukup sekali itu saja. " Ucap Ivan kembali.

"Terimakasih.... Aku juga... Aku juga.... Juga mencintaimu. " Dengan susah payah, Viola mengatakan nya. Dia tidak pernah merasakan hal ini, tapi bibir nya memberontak untuk mengatakan itu.

Bersambung.....

Jangan lupa like, komen dan favorit serta hadiahnya ya. Terimakasih banyak untuk dukungannya.