NovelToon NovelToon
Cinta, Berpihaklah Kepadaku

Cinta, Berpihaklah Kepadaku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Perjodohan / Lari Saat Hamil / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Nikah Kontrak / Cerai
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Linda manik

Evan Dinata Dan Anggita sudah menikah satu tahun. Sesuai kesepakatan mereka akan bercerai jika kakek Martin kakek dari Evan meninggal. Kakek Martin masih hidup, Evan sudah tidak sabar untuk menjemput kebahagiaan dengan wanita lain.

Tidak ingin anaknya menjadi penghambat kebahagiaan suaminya akhirnya Anggita
rela mengorbankan anak dalam kandungan demi kebahagiaan suaminya dengan wanita lain. Anggita, wanita cantik itu melakukan hal itu dengan terpaksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Panggilan Sidang

Ketika matahari berada tepat di atas kepala. Evan terbangun dari tidur. Dia memegang kepalanya yang masih berdenyut akibat efek dari alkohol yang dia minum tadi malam. Pria itu langsung keluar dari kamar tanpa membersihkan diri terlebih dulu.

"Mana wanita itu nek," tanya Evan ketika berpapasan dengan Nenek Rieta.

Nenek tidak menjawab. Wanita tua itu terus melangkah seakan Evan tidak Ada di tempat itu. Melihat sikap sang nenek, tidak ada kecurigaan di hatinya jika Anggita sudah pergi. Evan terus melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Ketika tiba di ruang makan, Evan langsung menuju kulkas. Dia membuka lemari pendingin itu mengambil air dingin. Meneguk air dingin itu kemudian mengambil beberapa buah kiwi.

Evan membawa buah kiwi itu ke sofa. Dia menikmati buah kiwi dengan santai seperti tidak ada beban sama sekali. Seharusnya dirinya saat ini berada di kantor. Tapi pria itu seperti tidak Ada keinginan sama sekali keluar rumah hari ini. Hal itu bisa dilihat dengan caranya yang menikmati buah kiwi dengan kaki yang dia luruskan dan bertumpu ke meja.

Evan merasakan perutnya kenyang hanya memakan beberapa buah kiwi. Dia menepuk perutnya pelan. Tingkah Evan pagi ini seakan akan tidak mempunyai beban pikiran.

"Bibi, tolong panggilkan wanita itu kemari," kata Evan kepada pelayan yang sedang melewati dirinya. Dia ingin membicarakan seseuatu kepada Anggita.

"Wanita siapa tuan?"

"Anggita."

"Maaf tuan, Nona Anggita sudah pergi dari rumah ini tadi tadi pagi," jawab pelayan itu sambil menunduk.

"Pergi?.

"Iya tuan."

"Lanjutkan pekerjaan kamu," kata Evan dingin. Dia tadi tidak masuk ke kamar Mandi setelah bangun tadi karena berpikir jika Anggita di dalam kamar mandi. Ternyata wanita itu sudah pergi. Karena mabuk, Evan tidak mengetahui jika Anggita tidak tidur bersama dirinya tadi malam.

Tak lama kemudian. Evan tersadar jika Anggita masih dalam proses pemulihan. Seharusnya tidak baik untuk wanita itu keluar dari rumah. Seharusnya wanita itu harus beristirahat sekarang. Tapi mengapa dia keluar rumah?.

Pertanyaan itu terlintas di pikirannya. Tidak ingin ambil pusing memikirkan hal itu. Evan pun tidak memikirkannya lagi. Dia benar benar berpikir jika Anggita mungkin bosan di rumah dan bisa saja Anggita pergi ke kafe.

Pria itu kembali menikmati buah kiwi yang masih tersisa satu buah lagi dengan santai. Setelah merasa cukup sangat kenyang. Evan meninggalkan rumah itu tanpa pamit kepada Nenek Rieta atau kakek Martin.

Evan disambut Adelia dengan senyuman manis di rumah. Walau luka lukanya belum sembuh total. Adelia mengikuti langkah Evan menuju lantai atas.

Adelia hendak melangkahkan kakinya ke kamar milik Evan tapi pria itu melarang Adelia masuk.

"Jangan masuk Adelia. Aku ingin sendiri," kata Evan melarang dengan sopan , kemudian menutup pintu kamar. Pria itu kembali membaringkan tubuhnya di ranjang. Seketika bayang bayang pembicaraannya dengan Anggita muncul di kepalanya. Samar Samar dia mengingat pembicaraan itu. Tapi semakin Evan berusaha mengingat, semakin jelas dia mengingat kata demi kata yang keluar dari mulutnya dan Anggita.

Evan kemudian tersenyum sinis. Dia berpikir jika kata kata yang keluar dari mulut Anggita hanya sebagai bualan semata. Mana mungkin wanita itu pergi sementara Kakek Martin masih hidup. Bukankah dia hanya mengharapkan warisan dari Kakek Martin. Evan sangat yakin jika Anggita menolak bercerai karena harta. Dia berpikir jika Anggita akan berusaha memanfaatkan sisa hidup kakeknya untuk memperkaya dirinya sendiri.

"Dasar wanita tidak berguna," kata Evan pelan. Mengingat Anggita, Evan juga mengingat calon anaknya yang sepengetahuan dirinya keluar sebelum waktunya akibat perbuatan Anggita sendiri. Seketika kebencian kepada istrinya semakin menumpuk.

Evan sangat menyukai anak anak. Mengetahui Anggita hamil sebenarnya dia bahagia. Tapi kebencian kepada Anggita membuat Evan sulit menunjukkan rasa bahagia itu.

Ketika keguguran itu Jelas terdengar di telinganya. Sangat jelas jika Evan sangat kecewa. Kecewa itu berubah menjadi amarah. Itulah sebabnya Evan meluapkan amarah itu dengan berteman alkohol. Dia tidak ingin lagi melihat Anggita. Dia muak. Dia berjanji dalam hati tidak akan pergi lagi ke rumah kakek Martin jika tidak Ada Hal yang penting.

Evan menepati janjinya. Selama satu minggu ini, Evan sudah bisa fokus bekerja di perusahaan miliknya. Pekerjaan yang terbengkalai beberapa hari yang Lalu membuat Evan terkadang pulang hampir larut malam.

Seperti malam ini, pria itu tiba di rumah setelah jarum jam menunjukkan angka sepuluh. Biasanya dirinya disambut oleh Adelia dengan banyak pertanyaan selama satu minggu ini rumah sepi seperti tidak berpenghuni. Walau Adelia berada di rumah itu. Wanita itu selalu tidur cepat setiap malamnya.

Tapi tidak dengan malam ini. Kepulangan Evan malam ini sudah ditunggu oleh seseorang. Bukan Adelia apalagi Anggita. Pria itu kini ditunggu oleh Bibi Ani dengan sebuah Surat di tangannya.

"Tuan," panggil Bibi Ani ketika Evan hanya tersenyum dan melewati dirinya. Evan berhenti kemudian berbalik.

"Ada apa bi. Tidak perlu membuka pintu seperti ini untuk aku bi. Lain Kali. Bibi istirahat saja. Aku akan memanggil Bibi jika Ada perlu," kata Evan yang menduga jika Bibi Ani menunggu dirinya.

"Maaf tuan, saya hanya ingin memberikan ini. Di sini tertulis penting," kata Bibi Ani sambil menunjukkan sisi atas amplop panjang itu.

"Apa ini?" tanya Evan bingung sambil mengulurkan tangannya meraih amplop itu.

"Saya pamit tuan," kata Bibi Ani. Bibi Ani meninggalkan Evan di ruang tamu itu.

Evan membuka Surat itu tanpa membaca tulisan kecil dalam amplop itu.

Evan terkejut sambil meremas Surat itu dengan kuat. Surat yang baru dia baca adalah Surat panggilan untuk sidang perceraian dirinya dengan Anggita. Di Surat tersebut Anggita sebagai penggugat yang dijadwalkam besok siang. Dia tidak pernah mendaftarkan gugatan itu. Berarti Anggita lah yang mendaftarkan. Begitulah pemikiran Evan.

Evan berjalan cepat menuju kamarnya. Sesampai di kamar dia membuka lemari kain milik Anggita selama ini. Lagi lagi Evan terkejut melihat rak demi rak di dalam lemari itu sudah kosong.

Evan mengambil ponsel dari kantong celananya. Dia mencari kontak bernama si oon di ponselnya.

"Dasar wanita labil," maki Evan. Dia mengatakan Anggita labil karena Evan merasa jika anggita tidak konsisten untuk bercerai setelah kematian Kakek Martin. Beberapa Kali Evan mencoba menghubungi Anggita tapi hanya operator yang menjawab panggilan dan sialnya operator menginformasikan jika Anggita di luar jangkauan.

Evan berkali kali menghubungi Anggita. Dia ingin bertanya tentang gugatan perceraian itu. Dia juga kesal karena Anggita tidak bertanya kepada dirinya terlebih dahulu sebelum mendaftarkan gugatan itu.

"Bibi, Bibi Ani. Kemarilah," panggil Evan dari kamarnya seperti orang yang kesetanan.

"Bibi, kapan wanita itu ke rumah ini dan mengambil seluruh pakaiannya?" tanya Evan setelah Bibi Ani berada di hadapannya.

"Satu minggu yang lalu tuan."

Evan menghubungkan informasi dari Bibi Ani dan kepulangan Anggita dari rumah sakit. Jarak yang Anggita pulang dari rumah sakit dan kedatangannya ke rumah ini yang begitu cepat membuat Evan merasa khawatir akan kesehatan istrinya.

1
Janah Husna Ugy
Rico gk ada jodoh nya thor
Janah Husna Ugy
permainan ranjang nya hot nia dan Danny, timbang evan sama anggita
Janah Husna Ugy
kayaknya prank dech
Janah Husna Ugy
karma dibayar lgsg
#ayu.kurniaa_
.
echa purin
/Good//Good/
Ruzita Ismail
Luar biasa
Lala Al Fadholi
nia bodoh
Trisna
jangan hanya manis di awal yah Lex.
tapi di ending bikin Sad
Trisna
e Tah lah Nia sok jadi pahlawan banget.
Trisna
salsa ting-ting nih mah
senggol dong
Trisna
astaga Danny😂😂
Trisna
pak Rendra semakin di depan
Trisna
nah gitu dong Nia... berani berbuat, berani juga dalam bersikap. Lo memang salah
tapi mengemis no.
Trisna
Hot duda kaya raya
Trisna
Lo sendiri yang menciptakan penderitaan mu Nia😏😏
menjengkelkan
Trisna
Entah gimana perasaan Nia....
iri benci enggak yah dia nantinya sama Anggita🤔
Trisna
air mata mu tak berarti Nia.
💯%lo secara sengaja menjebak Danny. Lo menykiti pa Rendra.
tapi lo nenangis seakan-akan Lo yang tersakiti.
Trisna
gue curiga deh dama dokter itu di balik sifatnya yang tenang bisa saja dia bisa menghanyutkan.

sayang sih sayang tapi privasi bayi itu ada....
walaupun di bilang masih bayi
tidak mengerti apa-apa.
pada hal dokter itu orang luar tapi udah berani mandiin.
gue pikir yang agak bodoh itu adalah Anggita demi rasa nyaman
dia melupakan privasi putri mungilnya
Trisna
Nia mau jadi sugar baby nya om Rendra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!