seorang wanita cantik berusia 28 tahun telah di terima sebagai polisi lalu lintas, ia bernama Yashfi. Namun, ia sangat ingin menjadi seorang detektif kepolisian. Saking besar kemauannya, ia selalu ingin mencari tahu dan membongkar pelaku dari kasus besar yang ditangani oleh para detektif kepolisian. Disaat yang sama, ia harus berpatroli mengawasi jalanan. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan pencuri yang selalu berhasil lolos dari kejaran masa. Pencuri itu bernama Topan, ia dijuluki si tangan tak terlihat karena berhasil merampas harta korban tanpa ada yang menyadarinya. Yashfi yang sangat benci kejahatan berusaha menangkap para penjahat termasuk Topan. Sampai dimana, Yashfi mendengar tentang psikopat dan ia bertekad menangkap penjahat itu dan karena suatu hal ia bekerja sama dengan Topan si pencuri yang sangat ingin ia tangkap. Dalam pencarian itu, mulai tumbuh rasa diantara dua orang yang berbeda jalan dan tujuan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabrina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ibu Halimah Disekap
"Tapi tetap saja ini aneh.." ujar Yashfi.
"Aneh apalagi?" tanya Topan dengan merasa sedikit kesal.
"Aneh karena terdapat tanda X dibawah dengan sangat kecil." jawab Yashfi dengan sangat penasaran.
"X? Dimana?" tanya Topan dengan melihat isi surat.
"Ini." jawab Yashfi sambil menunjuk kertas bagian bawah.
"Benar juga, ada huruf X dibawah." ucap Topan.
"Tidak, aku harus pergi menemui kedua detektif itu. Mereka pasti tahu alamat tempat tinggal Sri dan ibunya." ujar Yashfi dengan bergegas.
Yashfi langsung masuk mobil bersama Topan. Mereka menemui kedua detektif itu di hutan yang menjadi tkp sebelumnya.
"Yashfi! Dan ini siapa?" tanya Intan dengan kebingungan.
"Topan." jawab Yashfi.
"Ada apa kemari? Apa kamu ingin mencari sesuatu?" tanya Angga.
"Bukan, aku ingin menemui kalian karena ingin menanyakan sesuatu." jawab Yashfi.
"Apa itu?" tanya Intan.
"Dimana alamat tempat tinggal Sri, pegawai yang tewas di perusahaan RD group kemarin?" tanya Yashfi dengan sangat penasaran.
"Untuk apa kamu bertanya tentang itu?" tanya Intan.
"Aku hanya ingin tahu saja." jawab Yashfi.
"Aneh sekali, kamu datang jauh-jauh hanya untuk menanyakan itu. Pasti ada sesuatu, kan?" tanya Intan.
"Tidak, aku hanya ingin bertemu ibunya. Tadi pagi aku bertemu dengan ibunya di jalan hanya saja aku meninggalkan dia dan bertemu kalian berdua. Aku hanya ingin memastikan bahwa ibu Halimah sudah kembali ke rumahnya. Dia pasti masih sedih setelah kehilangan putrinya." jawab Yashfi.
"Oh.. begitu, ini alamat rumah Sri." ucap Intan sambil memberikan kertas bertuliskan alamat rumah Sri.
"Terima kasih, detektif." ujar Yashfi.
Yashfi dan Topan pergi dari hutan itu. Intan membicarakan Topan kepada Angga.
"Sepertinya aku pernah melihat Topan. Tapi dimana, ya?" tanya Intan dengan sangat penasaran.
"Tentu saja, dia itu selalu bersama Yashfi. Yashfi bilang kalau dia rekan kerjanya dan juga guru bela dirinya. Jadi, sudah pasti kamu pernah melihat pria itu." jawab Angga sambil cemberut.
"Tidak, bukan bersama Yashfi tapi aku pernah melihatnya di jalan. Hanya saja aku lupa tepatnya kapan dan dimana." ucap Intan yang berusaha mengingat Topan.
Saat di mobil, Topan mengingat kejadian yang sangat lama sebelum ia bertemu Yashfi. Ia pernah mencuri dompet pria muda yang berdiri didekat bangku taman. Saat itu, Intan berada di dekat pria itu dan melihat wajah Topan setelah Topan berhasil mengambil dompet itu. Tapi Topan yakin jika Intan tidak melihat saat ia mencuri.
"Ah.. benar, ternyata kami memang pernah bertemu. Untung saja aku memiliki kecepatan tangan yang hebat jadi detektif itu tidak melihat aksiku." ucap Topan dalam benaknya.
"Kenapa? Kamu terlihat seperti sedang mengingat sesuatu?" tanya Yashfi dengan sangat penasaran.
"Aku mengingat saat pertama kali bertemu Intan. Pantas saja aku seperti tak asing dengannya. Ternyata kami memang pernah bertemu sebelumnya." jawab Topan.
"Bertemu pertama kali? Bukankah kalian bertemu saat bersamaku?" tanya Yashfi.
"Bukan, aku sudah pernah bertemu Intan jauh sebelum aku bertemu dan mengenal kamu." jawab Topan.
"Dimana? Kapan? Bagaimana kalian bisa bertemu?" tanya Yashfi dengan sangat penasaran.
"Kenapa banyak sekali pertanyaan kamu? Apa kamu sangat ingin tahu, cantik? Oke.. mana dulu yang harus aku jawab?" tanya Topan sambil menggoda Yashfi.
"Ah.. sudah, jangan banyak bercanda dan jawab sekarang juga. Cepat!" Titah Yashfi.
"Oke.. Beberapa bulan yang lalu, aku sedang mencuri dompet pria muda. Kami sedang berada di bangku taman dan disebelah pria itu adalah Intan. Tapi kami tidak berbicara sepatah katapun. Kalau tidak salah nama taman itu ialah taman Harum Sekar." jawab Topan.
"Oh begitu.. Tapi dia tidak melihat kamu sedang mencuri, kan?" tanya Yashfi dengan khawatir.
"Hmm.. Kurasa tidak, dia tidak terlalu memperhatikanku tapi pasti ia melihat wajahku." jawab Topan.
"Gawat.. Kalau dia ingat pernah bertemu kamu dan melihat kamu mencuri. Dia pasti akan menangkap kamu." ucap Yashfi.
"Itu tidak mungkin, jika saat itu dia melihatku mencuri pasti aku sudah ditahan sejak lama. Dia pasti hanya melihat ketampananku saja." ujar Topan.
Intan merasa heran karena mendadak Angga diam saja.
"Kamu kenapa?" tanya Intan dengan sangat heran.
"Kenapa kamu sangat ingin ingat pernah bertemu si Topan? Apa kamu menyukai dia?" tanya Angga dengan sangat cemburu.
"Kamu gila, ya. Itu tidak mungkin, kami jarang bertemu dan bicara. Bagaimana bisa aku menyukainya?" tanya Intan.
"Bagus, kalau kamu tidak menyukai dia." jawab Angga.
Yashfi sampai di alamat tempat tinggal Sri. Ia langsung mengetuk pintu rumahnya namun tidak ada yang menjawab atau membukanya.
"Apa tidak ada orang?" tanya yashfi dengan sangat bingung.
"Tentu saja, sudah jelas dia pulang kampung." jawab Topan.
"Tapi.. " ucap Yashfi yang menggantung.
Seorang ibu-ibu menghampiri mereka berdua.
"Maaf, kalian mencari siapa?" tanya ibu itu.
"Kami mencari ibu Halimah." jawab Yashfi.
"Oh.. dia pulang kampung." ucap ibu itu.
"Tuh.. benar, ayo kita pulang!" ajak Topan.
Yashfi masih saja merasa aneh dan curiga karena isi surat itu. Setelah mereka pergi menjauh, ibu itu ditelepon seseorang dan mengatakan bahwa dia sudah melakukan apa yang disuruh. Lalu, ibu itu bergegas pergi dengan senang sambil memegang sesuatu disaku celananya.
"Apa maksud ibu itu? Kenapa tindakan dia seperti orang yang sudah disuruh seseorang?" tanya Yashfi dalam benaknya.
Yashfi memutuskan mengejar ibu yang tadi memberikan informasi kepadanya.
"Ada apa, cantik? Kamu mau kemana? Kenapa harus lari?" tanya Topan sambil mengejar Yashfi.
Kembali ke cerita saat Yashfi meninggalkan ibu Halimah di warteg. Seorang pria yaitu Hengky datang menghampiri ibu Halimah.
"Apa anda ibunya Sri?" tanya Hengky.
"Benar, saya ibunya Sri." jawab ibu Halimah.
"Sebaiknya anda datang ke toko makanan hewan yang berada didekat kantor polisi pusat di jalan Rembulan No. 12. Disana anda akan mendapatkan kebenaran dibalik kematian Sri." ucap Hengky dengan tatapan dingin.
Ibu Halimah langsung bergegas pergi ke toko makanan hewan milik Devano. Dan saat sampai disana, Devano tidak mengetahui maksud dari perkataan ibu Halimah.
"Tolong beritahu saya!" pinta ibu Halimah dengan sangat memelas.
"Maaf, tapi saya tidak mengerti maksud ibu. Siapa Sri? Kebenaran apa? Siapa yang menyuruh ibu Halimah kemari?" tanya Devano dengan kebingungan.
Ibu Halimah merasa sudah frustasi dan keluar dari toko Devano. Lalu, seseorang dari belakang memukul ibu Halimah dengan balok kayu hingga pingsan. Ibu Halimah dibawa ke sebuah ruangan gelap dan psikopat itu mengikat ibu Halimah di kursi. Saat ibu Halimah tersadar, ia melihat pria dengan pakaian serba hitam dan wajah yang tertutup sedang memegang pisau.
"Siapa kamu sebenarnya? Apa yang kamu inginkan dari saya?" tanya ibu Halimah dengan sangat takut.
salken
yu gabung d Cbm...
caranya follow akun ak dl ya
nnti ak masukin kaka ke gc Cbm
d sn kita belajar bareng
yu gabung...