BIANKA DAN MAFIA KEJAM

Kekacauan terjadi semuanya panik bukan main melihat tawanan mereka menghilang, semuanya menyusuri hutan dan tidak menemukan apapun, mobil yang yang menggunakan label sang mafia ditemukan di pinggir jalan, tidak ada sidik jari atau apapun bukti yang mereka dapatkan, jalan terakhir para pengawal menghubungi pemimpin mereka yang sedang berada diluar.

Mobil memasuki jalur hutan sang pemimpi menyetir santai sambil tertawa, dia sudah mengetahui keterlibatan Bianka di dalam penyelamatan Nayla, dan dia juga tahu kebodohan di Mansion nya yang menganggap remeh keamanan, karena belum pernah mengalami kebobolan.

"Bi, kamu yang memulai pertemuan ini, selamat menikmati perjumpaan kita."

Sampai di mansion, Bara keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam melihat segerombolan manusia bodoh, suara tembakan terdengar semuanya langsung berlutut.

"Lakukan bunuh diri, atau bunuh keluarga kalian."

***

Bi diam melihat foto Bara yang ternyata pemimpin mafia terkuat yang selama ini di carinya, dia tahu Bara sengaja membiarkan mereka lolos.

"Bara, aku tidak pernah terpikirkan, mengapa bisa dia!"

Kristan masuk ke dalam melihat Bianka yang masih melamun, kedatangan Kris membuat Bi menyerang tanpa melihat siapa yang datang.

"Kristan, kau mengejutkan."

"Kamu yang melamun, aku sudah menyapa dan memanggil. Di mana adikku."

Kristan dan Bi masuk ke dalam kamar rawat Nayla, Kris terduduk melihat adik kecilnya penuh luka, tubuhnya kurus, Kris menggenggam kuat tangannya menyimpan amarah.

"Nay, ini kakak dek. Maafkan kakak yang tidak bisa menjaga kamu."

Nayla perlahan membuka matanya, dia melihat sosok pria lembut yang dulu selalu menjaganya, airmata Nay mengalir matanya yang bengkak karena bekas tonjokan sulit terbuka sepenuhnya.

"Kakak," Nara tersenyum bahagia bisa benar nyata melihat kakaknya, rasa takutnya pada Bara menyimpan rasa trauma yang sangat dalam.

***

Suara langkah kaki yang langsung masuk ke dalam kamar Nay, membuat semuanya diam dan menatap aneh Reva yang terlihat marah, Reva meletakan dimeja rias, layar tabletnya yang memperlihatkan sosok Bara yang tersenyum manis.

"Bara!" ucap semuanya bersamaan.

"Hai semuanya, bagaimana perjumpaan kalian menyenangkan bukan? aku merindukan adikku Nay, dan kamu Bianka berani masuk ke sini dan kalian harus membayarnya." Tawa Bara terdengar.

Masuklah dua orang yang sangat Kris kenal, dia melihat Gerry dan juga Clori babak belur penuh luka.

"Bayarannya nyawa salah satu dari mereka."

Bara mundur mengambil samurai, dan meletakkan nya dileher kedua temannya. Kris coba berteriak menghentikan Bara tapi tidak di gubrisnya.

Bara memukul kepala Clori sampai terjatuh, Gerry coba mendekati Clori tapi darah langsung mengucur deras keluar dari lehernya. Samurai Bara penuh darah, membuatnya tertawa, Gerry langsung tersungkur bermandikan darah.

"Jangan coba bermain denganku, aku tidak membutuhkan siapapun, jika aku ingin dia mati. Maka pasti akan aku bunuh."

Kris menatap Bara tajam penuh rasa benci, bertahun mereka hidup bersama orang yang dia anggap adik yang selalu bercanda, penuh canda dan tawa ternyata musuhnya yang sebenarnya.

"Jangan tatap aku seperti itu, kita impas. Dulu ibuku terluka karena ibumu yang tidak punya hati merebut ayahku, aku menatap ibumu sama seperti dirimu yang sekarang." Tawa Bara mengejek.

"Tega kamu Bara menyakiti Nay, dia juga adik kamu, tapi kamu menyakiti fisik juga batinnya, dan sekarang kamu membunuh sahabat kita."

"Karena aku menyukai, aku suka melihat orang lainnya terluka, sebentar lagi giliran kamu."

Mata Bara menatap Bianka sambil tersenyum manis, Bi hanya menatap datar, sungguh Bi tidak bisa memahami isi kepala Bara.

"Aku juga akan memberikan hadiah juga ke kamu Bi, kamu yang menantang seorang Bara Maurer. Selamat menikmati kejutannya ya sayang." Bara tertawa bersama panggilan yang berakhir.

***

Bara terdiam melihat darah dari tubuh Gerry yang terus mengalir, Clori mulai sadar dan kaget melihat Gerry. Clo menangisi Gerry sambil menatap marah ke Bara.

Clori bangkit mengambil pedang yang Bara gunakan menebas kepala Gerry, dia bergerak ingin menebas Bara tapi langsung ditahan pengawal, Clo bertarung melawan banyak orang sampai dia juga muntah darah. Bara hanya tersenyum melihat Clori yang berjalan merangkak mendekati Gerry coba menggenggam tangan Gerry, air mata Clori juga mengalir bersama darah.

Bara pergi meninggalkan Gerry dan Clori dengan penuh genangan darah, Bara keluar dari Mansion menggunakan mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Mobil berhenti, Bara melihat Rinda sedang tertawa sambil memberi makan seorang anak kecil. Dia langsung keluar menyapa Rinda yang terlihat kesal kepadanya.

"Kamu jahat Bara, tega sekali pada Nay."

"Aku memang jahat sangat jahat, lari Rinda menjauhlah dariku karena aku bisa saja membunuhmu." Bara tersenyum melihat gadis cantik bermata coklat tersenyum sambil memakan es cream.

Rinda hanya tersenyum melihat Bara yang dari luarnya terlihat sangat baik, ramah, ceria, juga lucu. Tapi tersimpan kekejaman juga kejahatan, dia salah satu daftar mafia muda yang masih tersenyum.

Dari balik senyuman Rinda dia tahu Bara akan menggunakannya untuk membunuh Kris dan juga Nayla.

Bara menatap Rinda penuh rasa kagum, karena tidak terlihat wajah takut atau ingin melawan dari wajah Rinda.

Suara deringan hp Rinda membuat lamunan Bara dari rasa kagumnya ke Rinda buyar, Rinda menjawab panggilan dari Rindu dan mengatakan jika dirinya baik dan sedang bersenang-senang. Bara menahan tawa melihat Rinda yang tidak mengakui jika sedang berjalan santai bersamanya.

"Bara! rasa benci kamu bisa berubah menjadi cinta, kamu akan menemukannya suatu hari nanti yang akan mengubah kamu menjadi sosok yang berbeda."

'Siapa wanita itu, apa itu kamu, jika itu kamu apa Chrispeter memberikan izin aku menikahi kamu, atau sebaliknya mereka akan mengajak berperang."

"Kalahkan dulu Bianka, baru kamu bisa bertemu keluarga besar Chrispeter." Tatapan sinis Rinda membuat mata Bara yang awalnya teduh menjadi gelap.

Mobil Bianka terparkir di samping mobil Bara, membuat Bara tersenyum melihat wanita cantik yang duduk santai di dalamnya.

Rinda kaget melihat Bianka, Rinda menghela nafas dan cepat berlari mendekati Bi tapi ditahan oleh Bara, yang menarik Rinda masuk mobilnya sambil tertawa.

Bara membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi yang dikejar oleh Bara, mereka tidak perduli dengan keramaian jalan. Rinda yang panik bergantung dipegang mobil, sambil terus teriak tapi berbeda dengan Bara yang tertawa seperti menemukan mainan.

Bianka dengan tatapan penuh amarah, beraninya Bara membawa perasaan dalam pertempuran.

"Apa bermain hati lebih menyenangkan dari pada membunyikan tembakan." Gumam Bi

"Kamu memang mengagumkan Bianka tanpa rasa takut, kamu yang datang kepada, aku belum pernah menemukan lawan yang menyenangkan seperti dirimu."

Mobil memasuki jalanan sepi, Bara mempercepat laju mobilnya yang diimbangi Bianka, Rinda yang sudah ketakutan jatuh pingsan melihat Kegilaan dua orang yang bakalan liar.

***

NOVEL INI BERGANTI JUDUL....

BIANKA ANS GIRLS VS MAFIA KEJAM

RENCANANYA MAU PINDAH KETEMPAT LAIN..

TAPI MASIH RAGU...

TERIMAKASIH YANG SUDAH BACA YA

JANGAN LUPA LIKE COMENT DAN VOTE