Nadia Pramesti, seorang arsitek muda berbakat, mendapatkan kesempatan kedua dalam hidup setelah sebuah kecelakaan tragis membawanya kembali ke masa lalu, tepat sebelum hidupnya hancur karena kepercayaan yang salah dan pengkhianatan —akibat kelicikan dan manipulasi Dinda Arumi, sahabat masa kecil yang berubah menjadi musuh terbesarnya, dan Aldo, mantan kekasih yang mengkhianati kepercayaannya.
Di kehidupannya yang baru, Nadia bertekad untuk memperbaiki kesalahan masa lalu dan menghindari perangkap yang sebelumnya menghancurkannya. Namun, Dinda, yang selalu merasa tersaingi oleh Nadia, kembali hadir dengan intrik-intrik yang lebih kejam, berusaha tidak hanya menghancurkan karier Nadia tetapi juga merenggut satu-satunya pria yang pernah benar-benar dicintainya, Raka Wijaya.
Nadia tidak hanya berhadapan dengan musuh eksternal, tetapi juga harus melawan rasa tidak percaya diri, trauma masa lalu, dan tantangan yang terus meningkat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Pengejaran Tanpa Akhir
Bab 31
Setelah berhasil menggagalkan serangan besar Kasper, Raka, Bayu, dan Nadia tidak bisa berpuas diri. Mereka tahu bahwa kemenangan ini hanya sementara. Kasper adalah sosok yang licin dan cerdas, dan kemungkinan besar dia sudah merencanakan langkah berikutnya.
"Dia tidak akan berhenti sampai tujuannya tercapai," kata Nadia sambil meneliti peta digital yang menunjukkan jejak komunikasi terbaru yang mereka tangkap. "Dia mungkin sudah tahu kita mulai mendekati pusat jaringannya."
Raka berdiri di dekat jendela, menatap keluar dengan tatapan penuh kewaspadaan. “Kita harus membuat rencana baru. Kali ini, kita harus bergerak lebih agresif. Kita sudah cukup lama bermain di sisi defensif.”
Bayu, yang sedang memeriksa beberapa foto lokasi yang baru saja mereka datangi, mengangguk. “Kita harus menggali lebih dalam jaringan bawah tanahnya. Mungkin ada beberapa kontaknya yang belum kita sentuh. Kalau kita bisa memecah kelompoknya dari dalam, dia tidak akan punya tempat untuk bersembunyi.”
Setelah berdiskusi lebih lanjut, mereka memutuskan untuk memulai pengejaran dengan fokus pada beberapa anggota kunci yang sebelumnya hanya terpantau secara lemah. Nadia, menggunakan kemampuannya dalam analisis data, menemukan sebuah pola pergerakan di beberapa kota yang mungkin mengarah pada lokasi persembunyian Kasper.
“Kita mulai dari sini,” Nadia menunjuk sebuah titik di peta. “Ini adalah lokasi gudang yang sering digunakan untuk transaksi gelap. Ada sinyal aktivitas yang terekam di sekitar sana beberapa kali, meskipun tidak jelas siapa yang terlibat.”
Raka dan Bayu setuju untuk memeriksa tempat itu. Mereka bergerak cepat menuju lokasi yang ditunjukkan oleh Nadia, membawa perlengkapan yang diperlukan untuk penyusupan. Setibanya di sana, mereka menyadari bahwa lokasi tersebut lebih terlindungi daripada yang mereka bayangkan.
"Ini pasti salah satu tempat penting Kasper," bisik Bayu sambil mengamati dari kejauhan.
Mereka menyusup ke dalam melalui jalur samping, menggunakan setiap celah yang bisa dimanfaatkan. Di dalam gudang, mereka menemukan sejumlah besar peralatan komunikasi, senjata, dan dokumen yang menunjukkan rencana operasi Kasper yang lebih besar.
Namun, tepat ketika mereka mulai mengumpulkan bukti, alarm berbunyi. "Kita ketahuan!" teriak Raka.
Tanpa membuang waktu, Raka dan Bayu berlari keluar dari gudang sambil membawa apa yang bisa mereka bawa. Mereka dikejar oleh beberapa pria bersenjata yang jelas-jelas bekerja untuk Kasper. Tembakan bergema di udara, dan mereka harus berlindung di balik kendaraan yang terparkir untuk menghindari peluru.
Di tengah-tengah baku tembak, Nadia yang terus memantau dari jarak jauh memberi mereka petunjuk untuk rute pelarian terbaik. “Lewat gang di sebelah kiri! Itu akan membawa kalian keluar dari zona bahaya.”
Dengan kecepatan dan ketangkasan yang sudah terlatih, Raka dan Bayu berhasil meloloskan diri dari pengejaran. Namun, mereka tahu bahwa ini belum berakhir. Mereka hanya selangkah lebih maju, tapi Kasper tetap menjadi ancaman yang belum bisa mereka tangkap.
Setelah kembali ke tempat persembunyian mereka, Raka, Bayu, dan Nadia meninjau barang bukti yang berhasil mereka bawa. Di antara dokumen-dokumen tersebut, mereka menemukan nama beberapa tokoh penting yang sepertinya memiliki hubungan langsung dengan Kasper.
“Ini bisa jadi kunci untuk menangkapnya,” ujar Raka. “Kita perlu mencari tahu lebih banyak tentang mereka dan memanfaatkan informasi ini untuk menekan jaringan Kasper.”
Nadia mulai menelusuri identitas orang-orang tersebut, sambil menghubungi beberapa kontak rahasia untuk mendapatkan informasi tambahan. Sementara itu, Raka dan Bayu bersiap untuk penyelidikan lebih dalam.
Persiapan mereka untuk melakukan serangan balik yang lebih terencana, sekaligus menyadari bahwa waktu terus berjalan dan Kasper mungkin sedang merencanakan sesuatu yang lebih besar dan lebih berbahaya. Tekanan semakin meningkat, dan satu kesalahan kecil bisa membuat segalanya berantakan.
###
Setelah malam yang panjang dan penuh ketegangan, Raka, Bayu, dan Nadia kembali berkumpul di markas kecil mereka. Mereka mulai menganalisis data dari dokumen dan barang bukti yang berhasil mereka amankan. Namun, semakin dalam mereka menggali, semakin samar jejak Kasper terlihat.
“Dia pintar,” kata Nadia sambil mengetik cepat di komputernya. “Setiap gerakannya tampaknya dirancang untuk meninggalkan sedikit jejak. Tapi ini juga berarti dia merasa terancam.”
Raka duduk di sebelahnya, memandang layar penuh peta digital dan analisis. “Kita harus berpikir seperti dia. Kalau kita terus mengejar bayangannya, kita tidak akan pernah sampai padanya. Kita harus mencari tahu di mana dia akan berada sebelum dia sampai ke sana.”
Bayu yang sedang memeriksa senjatanya bersuara, “Aku setuju. Kita butuh strategi yang berbeda. Kalau kita terus mengandalkan taktik bertahan, kita hanya akan kelelahan dan tertinggal. Mungkin kita harus memancing dia keluar.”
Mendengar ide Bayu, Nadia segera memikirkan rencana yang bisa membuat Kasper lengah. “Aku punya ide. Bagaimana kalau kita menciptakan jebakan? Kita sebarkan informasi palsu yang seolah-olah kita punya aset penting yang bisa menghancurkan operasinya. Kalau dia benar-benar terdesak, dia akan muncul.”
Raka mengangguk setuju. “Tapi kita harus berhati-hati. Kasper bukan orang yang mudah tertipu. Kalau jebakan kita tidak sempurna, dia akan tahu.”
Mereka pun mulai merancang rencana dengan teliti. Nadia menyebarkan informasi palsu di jaringan bawah tanah yang biasanya digunakan Kasper dan kelompoknya. Informasi tersebut menyebutkan bahwa ada seorang informan yang memiliki akses ke data penting tentang lokasi-lokasi rahasia yang digunakan Kasper untuk operasi berikutnya.
Sementara informasi itu menyebar, Raka dan Bayu mempersiapkan lokasi yang akan digunakan untuk menjebak Kasper. Lokasi itu dipilih dengan cermat, sebuah gudang tua yang dilengkapi dengan kamera pengintai dan perangkap otomatis. Mereka memastikan tidak ada detail yang terlewat, karena jebakan ini harus tampak seolah-olah benar-benar berharga.
Beberapa hari kemudian, tanda-tanda bahwa Kasper telah menerima umpan mulai terlihat. Nadia menerima beberapa sinyal komunikasi dari orang-orang yang diduga kuat berhubungan langsung dengan Kasper. Mereka berbicara tentang “mengamankan informasi” dan “menyingkirkan pengkhianat”.
“Kita punya dia,” kata Nadia dengan nada puas. “Kasper sedang bergerak. Tapi kita harus siap dengan semua kemungkinan, termasuk kalau dia datang dengan kekuatan penuh.”
Pada malam yang ditentukan, Raka, Bayu, dan Nadia bersiaga di sekitar lokasi jebakan. Mereka menyaksikan dengan saksama melalui kamera pengintai saat beberapa kendaraan mendekat. Dari dalam kendaraan-kendaraan tersebut, keluar sekelompok pria bersenjata lengkap. Tapi Kasper sendiri belum tampak.
“Mungkin dia menunggu untuk melihat apakah jebakan ini aman,” bisik Raka sambil memegang erat pistolnya. “Atau dia sudah tahu dan hanya mengirim anak buahnya untuk menguji kita.”
Ketegangan meningkat ketika sekelompok pria itu mulai menyisir area. Mereka tampaknya sudah mencium sesuatu yang mencurigakan. Saat mereka semakin dekat ke gudang tempat jebakan dipasang, salah satu dari mereka memberikan isyarat tangan untuk berhenti.
“Jangan bergerak,” kata Bayu pelan sambil menyiapkan senjata bius jarak jauh yang dipasang di salah satu sudut ruangan.
Namun, sebelum mereka bisa melancarkan serangan, salah satu dari pria bersenjata itu menemukan kamera tersembunyi yang dipasang di salah satu sudut. “Mereka tahu kita mengawasi!” seru Nadia.
Situasi segera berubah menjadi kacau. Anak buah Kasper mulai menembaki kamera dan sensor, mengacaukan semua sistem pengawasan yang mereka siapkan. Raka dan Bayu harus bergerak cepat untuk mengendalikan keadaan.
“Serang mereka sekarang!” perintah Raka.
Dalam hitungan detik, baku tembak pecah. Raka dan Bayu harus bergerak lincah untuk menghadapi jumlah musuh yang jauh lebih banyak. Meski mereka berhasil menjatuhkan beberapa dari mereka, musuh-musuh itu tampaknya sudah siap dengan rencana cadangan. Mereka tidak datang untuk mengambil data, tetapi untuk menghancurkan jebakan itu sepenuhnya.
Bersambung...