Istri Kedua Tuan Foster

"Apa kau gila, Foster ! Teganya Kau menikah lagi tanpa sepengetahuan Aku !" Selena tentu saja mengamuk ketika tahu suaminya sudah menikah lagi.

"Aku tetap menikah walau pun tanpa izin dari mu !" balas Foster yang membuat Selena semakin marah dengan sikap Foster padanya.

"Foster...Kau..!" suara Selena mulai bergetar, ia akui jika dirinya bersalah karena telah berselingkuh dengan Gabriel namun cara Foster membalasnya dengan menikah lagi bukan kah itu adalah hal yang lebih kejam padanya.

"Jadi Kau sudah punya istri !" Fiona tentu saja terkejut ketika tahu jika Foster sudah memiliki istri, dan istri Foster ternyata wanita yang pernah memakinya saat pesta di hotel sebulan lalu.

"Memangnya kenapa ?" tanya Foster

"Jadi Aku istri kedua ?" kata Fiona lagi.

Jantung Fiona seakan berhenti berdetak, baru sehari menikah belum juga merasakan bahagia, ia harus menerima kenyataan kalau Foster sebenarnya sudah punya istri, dan ia harus menjadi istri keduanya.

"Aku akan adukan hal ini pada Kakek !" kata Selena dengan emosi yang menggebu-gebu.

"Silahkan adukan padanya, dengan begitu aku akan dengan mudah menceraikan mu !" kata Foster dengan santainya.

"FOSTER !!!" ucap Selena dengan suara meninggi.

......................

PLAK

Fiona memberikan tamparan keras ke wajah Foster, ia tak tahu jika Foster sebenarnya sudah menikah, dan Fiona merasa sudah dibohongi oleh Foster.

"Aku mau pulang !" Fiona menuju tempat ia menaruh kopernya dan memasukkan pakaiannya ke dalam koper. Ia tak ingin hidup dengan Foster, lebih baik ia menjadi janda ketimbang jadi istri kedua.

"Kau mau kemana ?" tanya Foster ia menjadi panik ketika melihat Fiona memasukkan pakaian ke dalam kopernya.

"Aku tidak mau jadi madu !" kata Fiona kemudian menarik kopernya hendak pergi.

"Kau tidak boleh pergi !" Foster berusaha menahan Fiona agar tidak pergi dari rumahnya.

"Lepaskan Aku ! Aku mau pulang ! Lebih baik Kau ceraikan Aku !" kata Fiona dengan cepat.

"FIONA !!!" Foster dengan terpaksa harus meninggikan suaranya sebab Fiona semakin tak terkendali.

Fiona tentu saja langsung merasa ketakutan, ia kemudian langsung terduduk lemas di lantai. Ia tidak menyangka nasib hidupnya akan seperti ini.

Foster sadar akan apa yang sudah ia lakukan ketika melihat Fiona ketakutan. Ia kemudian langsung meminta maaf pada Fiona.

"Fiona, maafkan Aku !" Foster memegang tubuh Foster namun Fiona dengan cepat melepaskan tangannya dengan kasar.

"Keluar !" Fiona mengusir Foster keluar dari kamar, sebab ia ingin menenangkan dirinya.

Setelah Foster keluar dari kamar Fiona, Fiona langsung menangis, ia tak menyangka hidupnya akan berakhir seperti ini.

Malam harinya,

Fiona keluar dari kamarnya karena merasa perutnya sangat lapar. Ia kemudian menuju dapur dan membuka kulkas yang terdapat begitu banyak makanan. Fiona kemudian tergiur akan sebuah cake cokelat keju, ia kemudian mengeluarkannya dan memakannya.

Saat Fiona tengah menikmati cake tersebut, Foster melihat Fiona dan kemudian mendekatinya. Foster menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman kala Fiona makan dengan lahapnya sambil memainkan ponselnya.

“Kau menyukainya ?” kata Foster yang sudah berdiri dibelakang tubuh Fiona.

Seketika Fiona terkejut dengan kehadiran Foster.

Foster semakin mendekat ke arah wajah Fiona yang membuat Fiona diam terpaku. Dengan perlahan Foster membersihkan sisa cream yang menempel di bibir Fiona. Entah mengapa Fiona seperti terkena sihir yang membuat tubuhnya diam saja menerima perlakuan Foster terhadapnya.

“Kenapa tidak memanggil pelayan ?” tanya Foster yang membuat Fiona tersadar dari lamunannya.

“Kau lapar ?” tanya Foster lagi, ia kemudian menyuruh Fiona duduk di kursi.

“Duduklah, Aku akan membuatkan mu makanan !” kata Foster lagi. Ia kemudian dengan cekatan mengambil peralatan masak, dan mulai memasak. Fiona seketika terpesona dengan cara Foster memasak untuknya. Sedari tadi Fiona memperhatikan Foster hingga satu jam kemudian, Foster menyajikan makanan yang sudah ia masak ke atas meja.

“Makanlah.”kata Foster dengan lembut.

“Ini…” ucapan Fiona terhenti ketika melihat apa yang Foster sajikan di hadapannya, merupakan makanan kesukaannya.

“Ibu mu yang memberitahu ku apa makanan kesukaan mu.” Kata Foster apa adanya, ia pernah bertanya pada Shella makanan apa yang Fiona sukai.

“Ibu.”

Fiona kemudian mulai memakan makanan yang dimasak oleh Foster.

“Aku minta maaf karena tidak jujur dari awal padamu.” ucap Foster pelan.

Fiona menghentikan gerakannya, kemudian melihat wajah Foster.

“Hubungan ku dengan Selena tidak seperti pasangan suami istri pada umumnya. Dia berselingkuh dengan sahabat ku, dan sejak itu aku tidak pernah menganggap dia istri ku lagi.” Ucap Foster menjelaskan, agar Fiona mengerti keadaan rumahtangganya bersama Selena.

“Tapi Dia masih istri mu.” Kata Fiona kemudian meminum airnya.

“Aku belum bisa menceraikannya.” Kata Foster

“Kenapa ? Bukan kah katamu tidak menganggapnya lagi sebagai istri mu ?” tanya Fiona dengan santainya.

“Itu karena mendiang kedua orang tua ku !” kata Foster menghela nafasnya.

“Pernikahan kita berlandaskan tanpa cinta, Aku menikahi mu karena Aku merasa bersalah atas apa yang sudah ku lakukan pada mu.” Kata Foster lagi.

“Apa maksud ucapan mu ?” tanya Fiona

“Aku bukan pria yang bisa berbasa-basi. Maukah Kau membuka hati mu untuk ku ? Kita bisa memulai pernikahan ini seperti pasangan menikah pada umumnya. Kita bisa belajar saling mencintai satu sama lain meskipun kita membutuhkan waktu.” Kata Foster menatap mata Fiona.

“Secepat itu kah ?” kata Fiona.

Sejak awal Foster melihat Fiona sebenarnya Foster sudah menaruh perasaan pada Fiona. Wajah Fiona selalu terlintas dipikirannya. Entah itu karena rasa bersalahnya atau dirinya sudah jatuh cinta pada Fiona.

“Jika Kau sudah berusaha namun nyatanya tidak juga bisa menerima ku, silahkan. Aku tidak akan pernah memaksa mu lagi nantinya untuk terus berada disisi ku.” Kata Foster lagi.

Fiona terdiam, sebenarnya jika dipikir-pikir wanita mana yang tidak jatuh hati pada pria seperti Foster. Pria dewasa yang begitu tampan dan sukses. Tapi perasaan cinta tidak bisa untuk dipaksakan, Fiona tidak bisa menilai sebuah cinta hanya karena paras dan materinya.

Akan kah Fiona bisa menerima Foster dalam hidupnya, belajar mencintai Foster dan menjadi istri yang baik baginya. Namun lagi-lagi Fiona masih ambigu, sebab hubungan mereka akan semakin rumit sebab ada Selena yang sepertinya masih mengharapkan Foster sebab Selena masih menjadi istrinya yang memiliki hak atas Foster.

Malam itu keduanya tak lagi bersuara, setelah selesai makan. Fiona kembali ke kamarnya begitu pun dengan Foster, ia memilih masuk ke dalam ruang kerjanya. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing dalam ruang yang berbeda.

Apalagi ditambah turunnya rintik hujan di tengah malam yang membuat keduanya saling terhanyut dalam pikiran masing-masing, tentang hubungan pernikahan mereka, apakah Fiona memang harus belajar mencintai Foster.

...****************...