Viona gadis cantik yang sempurna dia memiliki sejuta kelebihan. Mempunyai IQ di atas rata-rata, pintar beladiri, dan karir yang memumpuni. Tapi siapa sangka dibalik itu semua viona mempunyai trauma masa lalu yang mengharuskan nya kehilangan separuh ingatan dan melupakan kekasih lamanya.
"siapa kamu?".
"Aku Lucius.. Apa kamu sungguh melupakanku Vi?".
Laki-laki itu berbicara dengan mata yang berkaca-kaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurmala sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Cleo
Tak terasa waktu sudah menunjukan jam makan siang, lalu Viona pun memutuskan menyudahi pekerjaannya
Tok..
Tok..
Tok..
Terdengar suara ketukan dari luar.
“Masuk” ucapnya.
“Nona sudah waktunya makan siang” ucap Max mengingatkan atasannya.
“Ya”.
“Anda mau makan siang dimana nona?”.
“Kita ke cafe dekat perusahaan saja Max”.
“Baik nona”.
Mereka berdua berjalan keluar dari perusahaan menuju cafe yang berada di samping perusahaan.
Saat Viona memasuki cafe itu, ada 2 pasang mata yang terus memperhatikannya..
“Gila.. Cantik sekali wanita itu” ucap pria yang duduk dekat pintu masuk.
“Lebih cantik juga gue dari pada wanita itu” ucap sang perempuan.
“Mata loe buta.. Berkaca lah Cleo wajah mu dan wajah nya bagai bumi dan langit, apa lagi bentuk badannya seperti gitar spanyol.. Sedangkan loe seperti guling yang tidak berbentuk” ucapnya dengan tertawa.
“Loe itu sepupu gue Felix.. Tidak sepantasnya loe banding-bandingkan gue sama wanita itu” ucapnya tidak terima.
“Memang itu kenyataannya.. Salah gue dimana coba?”.
“Gue ada tugas buat loe”.
“Apa?” tanya Felix.
“Loe harus bisa buat wanita tadi menjauh dari Ximon apapun yang terjadi”.
“Maksud loe wanita yang loe ceritakan itu wanita yang baru saja masuk”.
“Ya.. Dia penghalang buat gue mendapatkan Ximon”.
“Jelas Ximon tergila-gila dengannya, wanita itu memang sempurna” puji Felix pada Viona.
“Tidak usah terus memujinya di hadapan gue, gue muak mendengarnya”.
“Hahahaha.. Ok gue setuju, asal bayarannya sesuai”.
“Tenang saja nanti gue transfer”.
“Nona apa anda mengenal 2 orang yang sedang duduk di dekat pintu masuk” ucap Max pada Viona.
“Aku hanya tahu salah satu dari mereka” jelasnya.
“Mereka terus memperhatikan anda dari kita pertama masuk cafe ini”.
“Ya aku tahu.. Aku ingin lihat apa yang akan dia rencanakan”.
Setelah mereka selesai dengan makanannya, mereka memutuskan kembali ke perusahaan.
Di lain tempat ponsel Yohanes berbunyi dan dia langsung mengangkatnya.
“Halo tuan Alan”.
“Maaf menganggu waktu anda tuan Yohanes.. Saya ingin menanyakan janji temu anak kita waktu itu apakah bisa malam ini mereka di pertemukan”.
Yohanes berfikir sebenarnya dia ingin menolak karena putranya sudah mempunyai wanita yang dicintainya tapi dia tidak enak karena sudah terlanjur mengiyakan kepada Alan tentang pertemuan anak-anaknya.
“Saya coba memberitahu putra saya dulu tuan Alan, karena takutnya dia sudah ada acara”
“Ya.. Saya tunggu kabar anda tuan Yohanes”.
“Baik.. Nanti saya akan menghubungi anda dan memberitahu kabarnya”.
“Ya tuan”.
Panggilan pun terputus.
Bagaimana caranya aku memberitahu Lucius tentang pertemuan ini, pasti dia akan menolak mentah-mentah.
Yohanes mencoba menghubungi Ximon dan panggilan pun tersambung.
“Lucius apa kau ada acara malam ini”? tanya Yohanes.
“Tidak.. Kenapa memangnya dad?”.
“Apa kau bisa bertemu dengan anak rekan bisnis Dad nanti malam”.
“Dad masih berniat menjodohkan ku dengan anak rekan bisnis Dad meskipun tahu aku sudah mempunyai wanita yang aku cintai” geram nya.
“Dad sudah terlanjur berjanji kepada tuan Alan akan mempertemukan mu dengan putrinya sebelum kau memperkenalkan Viona”.
“Aku tidak mau.. Karena aku sudah punya Viona dan tidak akan ada tempat untuk wanita lain”.
“Dad janji ini pertemuan terakhir karena habis ini Dad akan membicarakan pembatalan perjodohan kalian pada tuan Alan”.
“Apa omongan Dad bisa di percaya”.
“Ya.. Tapi temui lah dulu anak nya tuan Alan”.
“Ya sudah kirimkan saja alamatnya”.
Panggilan telepon pun diputuskan begitu saja oleh Ximon.
Ximon menerima pesan dari sang ayah yang mengirim alamat tempat pertemuannya nanti malam.
“Hah.. Pertemuan yang sangat tidak penting” ucapnya.
Tuan Yohanes menghubungi tuan Alan dan memberi tahu tempat pertemuan anak-anaknya nanti malam.
-Kediaman Alan-
“Cleo.. Nanti malam jalankan rencana kita, dan pastikan jangan sampai gagal” ucap sang ibu.
“Tenang saja Bu aku sudah mengatur semuanya”.
Dilain tempat Sean sedang merengek kepada Viona.
“Ayolah Zee.. kita makan malam ya” ucap Sean memohon pada Viona.
“Aku malas keluar Sean”.
“Apa kau tidak kasihan padaku yang jauh-jauh menyusulmu hanya karena tidak mau jauh darimu”.
“Tidak.. karena aku tidak pernah menyuruhmu menyusul ku”.
“Aku mendengar restoran itu makanannya enak jadi aku ingin kesana denganmu”.
“Kau hanya tinggal datang ke restoran itu sendiri lalu pesan makanannya.. Gampang kan”.
“Aku seperti orang yang tidak punya teman saja sendirian disana, sedangkan disini hanya kau temanku” ucapnya dengan wajah memelas.
Viona yang melihatnya pun menjadi tidak tega, memang benar Sean tidak punya teman lagi selain Viona dan Max, karena dia seseorang yang susah beradaptasi dengan orang baru.
“Ya sudah kau jemput aku nanti malam jam 19.00 jangan terlambat.. Kalau kau sampai terlambat aku bisa berubah pikiran”.
“Are you serius?” ucap nya senang.
“Yes.. I am serius puas”.
“Ya.. thank you” ucap Sean dengan memeluk Viona.
“Dasar anak ini.. hanya karena makanan dia sebahagia ini” batin Viona yang salah mengartikan maksud Sean.
“Akhirnya gue bisa makan malam sama kesayangan gue” batin Sean.
“Ya sudah aku mau pulang”.
“Ya hati-hati.. Sampai bertemu nanti malam”.
Viona berlalu pergi meninggalkan Sean.
Ximon yang berada di kediaman Griffin hanya diam tanpa menyapa sang ayah karena merasa kesal dengan pertemuan nya.
“Kenapa kau mendiami ku sepulang dari kantor?” ucap Yohanes.
“Kau tau jawabannya dad”.
Frisca yang melihat anak dan suaminya saling menatap tajam hanya menghela nafas.
“Apa kalian sudah tidak menganggap ku dan tidak bertanya kepadaku tentang pertemuan ini” ucap Frisca.
“Maafkan aku sayang.. Menurutmu bagaimana dengan pertemuan Lucius dan putri Alan?”.
“Kau salah Yohanes.. Seharusnya kau jujur pada Alan kalau anak kita tidak bisa melanjutkan pertemuan itu karena sudah mempunyai kekasih, bukan malah mengiyakan”.
“Tapi aku sudah berjanji padanya sayang”.
“Kau berjanji kepada Alan sebelum anak kita menemukan wanitanya.. Tapi sekarang anak kita sudah bersama Viona”.
“Terus bagaimana?” ucap Yohanes yang merasa salah dalam mengambil keputusan.
“Bagai mana lagi kalau kau sudah menghubunginya.. Tidak mungkin sekarang kau membatalkannya”.
“Suami mu memang tidak bisa di andalkan mom” ucap Ximon kesal.
“Bagaimana kalau sampai Viona tahu.. Bisa di pecat anakku menjadi kekasihnya, apa kau tidak berpikir sampai sana Yohanes” ucap Frisca yang sangat kesal pada suaminya.
“Jangan sampai Vivi tahu” ucapnya dengan takut.
“Kalau sampai Vivi ku tahu aku bertemu dengan wanita lain gara-gara Dady.. Aku tidak akan mau menyapa mu meskipun kau ayahku”.
“Ya sudah dari pada aku melihat dad yang membuatku menjadi emosi, lebih baik aku pergi sekarang” ucap Ximon.
“Ya sayang hati-hati” ucap Frisca.
“Ya mom”.
Ximon pun keluar dari kediamannya dengan mengendarai mobil Bugatti La Voiture Noire dengan kecepatan di atas rata-rata.
Setelah sampai di restoran itu dia di bimbing masuk ke ruang ViP.
Disana dia melihat seorang wanita yang duduk membelakanginya.
“Permisi” ucap Ximon pada perempuan itu.
Wanita itu membalikan badannya dan tersenyum senang karena laki-laki yang diharapkannya telah sampai.
“Kamu..” ucap Ximon menggantung.