Blurb :
Ling, seorang Raja Legendaris yang bisa membuat semua orang bergetar saat mendengar namanya. Tak hanya orang biasa, bahkan orang besar pun menghormatinya. Dia adalah pemimpin di Organisasi Tempur, organisasi terkuat di Kota Bayangan. Dengan kehebatannya, dia dapat melakukan apa saja. Seni beladiri? Oke! Ilmu penyembuhan? Oke! Ilmu bisnis? Oke!
Namun, eksperimen yang dia lakukan menyebabkan dirinya mati. Saat bangun, ternyata ia bereinkarnasi menjadi pria bodoh dan tidak berguna yang selalu dihina. Bahkan menjadi tertawaan adalah hal yang biasa.
Popularitas yang selama ini ia junjung tinggi, hancur begitu saja. Mampukah ia membangun kembali nama besarnya? Atau mungkin ia akan mendapat nama yang lebih besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daratullaila 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jika Kau Tak Mampu Setidaknya Jangan Banyak Bicara
Empat orang yang disebutkan namanya masih membeku di tempat. Sedangkan Ling dengan langkah santai maju ke depan kelas. Semua mata tertuju padanya. Tak ada yang percaya dia akan lulus.
Liam mulai maju, diikuti oleh Su Qiang dan Ye Xuang. Sedangkan Wuzhou, entah bagaimana sudah berada di samping Ling. Ia mengepalkan tangannya erat. Urat-uratnya terlihat jelas. Dari tindakannya ia terlihat marah, tapi wajahnya tersenyum hangat.
"Selamat Kak, kamu lulus. Aku tidak menyangka hal ini. Kakek dan ibu pasti bahagia mendengar kabar ini. Aku tahu kamu menulis asal-asalan dan itu pun hasil menyontek dari Tuan Muda Zhuo. Setidaknya kamu sudah berusaha," ucap Wuzhou pada Ling. Kata-katanya membuat Ling jijik.
"Terimakasih atas pujianmu," jawab Ling malas.
Tuan Tua Zhao mengerutkan kening. "Kamu Chen Ling?"
"Ya, Tuan Tua," jawab Ling sopan.
"Kamu bahkan bisa menjawab dengan benar 11 jenis tanaman obat. Kamu sangat hebat," puji Tuan Tua Zhao.
"Ini tidak mungkin hanya sebuah kebetulan," ucap Tuan Tua Zhao.
Wuzhou kembali terkejut. Ia bahkan hanya menjawab 9. "Maaf Tuan Tua, bukannya hanya ada sepuluh jenis?" tanya Wuzhou.
"Apakah kau tidak tahu bahwa bahan kayu untuk kotak itu juga merupakan bahan obat?" tanya Tuan Tua Zhao tidak senang.
Wuzhou membulatkan matanya. Dia kembali memeriksa kotak itu. Benar! Itu adalah bahan obat. Dia tidak menyadarinya. Namun bagaimana bisa Ling si sampah mengerti tentang bahan obat? Bahkan dia bisa menjawab semua dengan benar.
Tuan Tua Zhao memandangnya tak senang. Wuzhou sedikit malu sekarang. Ia tak bisa menyinggung orang dari kota Bayangan.
"Ini adalah bintang kalian. Kumpulkan bintang ini sebanyak mungkin," ucap Tuan Yuan memberi mereka satu per satu bintang.
Bintang itu berbahan emas asli. Ukurannya kecil dan terlihat sangat mewah. Emas seperti ini, hanya para bangsawan yang bisa memilikinya. Anak-anak juga tak mungkin mendapatkan itu dari orang tuanya. Namun kini mereka dapat itu saat memenangkan tes.
"Aku kagum padamu. Ini adalah satu bintang lagi untukmu," Tuan Tua Zhao menyerahkan bintang itu pada Ling. Ia memang sangat menyukai Ling karena kemampuannya. Ia menatap Ling penuh arti.
Wuzhou yang melihat itu dipenuhi emosi. "Tuan Tua Zhao, bukankah itu sangat tidak adil? Setiap orang berhak mendapatkan satu bintang, tapi kenapa dia dapat dua? Apakah orang dari Kota Bayangan seperti ini?" ucap Wuzhou yang terang-terangan menghina Tuan Tua Zhao.
Tuan Tua Zhao hanya tersenyum menatap Wuzhou. Tatapannya memandang Wuzhou kasihan. "Jika kau tak mampu setidaknya jangan banyak bicara," ucap Tuan Tua Zhao merendahkan.
Wuzhou mengepal tangannya erat. Bintang kecil yang ia genggam menusuk telapak tangannya sehingga berdarah. Amarahnya sudah di puncak. Kebenciannya pada Ling juga bertambah. Kini Tuan Tua Zhao menghinanya demi Ling.
Ia adalah jenius kesayangan guru. Ia tak pernah dihukum apalagi mendapat hinaan. Hari ini ia mendapatkan dua sekaligus. Ia tak akan pernah memaafkan Ling.
Kau tunggu saja, batin Wuzhou melirik Ling sinis.
"Kalian bisa kembali. Pelajaran akan dilanjutkan besok," ucap Tuan Yuan mengakhiri kelas.
*
"Apakah kau tahu perpustakaan terlengkap yang ada di kota ini?" tanya Ling pada Liam setelah mereka duduk di dalam mobil.
"Tentu. Kau ingin ke sana?" tanya Liam lagi.
Perpustakaan yang dimaksud Ling berada di pusat kota dan itu tak terlalu jauh dari tempat mereka sekarang. Sebenarnya perpustakaan arena pelatihan juga lengkap tapi tak selengkap perpustakaan di pusat kota.
"Ya," jawab Ling singkat.
"Sopir pergi ke perpustakaan di pusat kota," perintah Liam pada sopirnya. Sopir itu mengendarai mobilnya perlahan.
"Siapakah Ye Xuang dan Su Qiang?" tanya Ling penasaran dengan dua orang pemenang tes.
"Ye Xuang adalah keponakan Tuan Ye. Ia terkenal jenius tapi jarang menonjolkan diri. Keluarganya juga kebanyakan ahli ramuan jadi tak heran dia bisa menang tes hari ini. Namun keluarga mereka bukanlah pihak yang gila kekuasaan jadi mereka tak pernah bersaing bisnis dengan Keluarga Zhuo-ku. Mereka sibuk mengembangkan anak-anak jenius dengan ramuan yang mereka miliki. Setelah itu anak jenius yang layak akan dikirim ke luar negeri. Maka dari itu mereka tak terlalu menonjolkan diri di Kota Urban karena harapan mereka adalah ke luar negeri," ucap Liam memberi penjelasan tentang Ye Xuang.
"Sedangkan Su Qiang adalah anak orang kaya biasa. Ia juga baru mejadi kaya beberapa bulan setelah bisnis orang tuanya meningkat pesat. Jadi aku tak terlalu tahu tentangnya dan kemampuannya," lanjut Liam menjelaskan tentang Su Qiang.
Ling mengangguk paham. Ye Xuang adalah pria jenius dengan latar belakang keluarga yang bagus. Ia menjadi ahli ramuan karena keturunan keluarga. Sedangkan Su Qiang adalah seorang wanita polos berkacamata yang selalu menjadi pendiam di arena pelatihan. Ling tidak menyangka bahwa Su Qiang cukup hebat bahkan setara dengan Liam yang berasal dari keluarga besar ahli ramuan.
"Mengapa kau begitu bodoh hanya menjawab 7?" tanya Ling terang-terangan.
Liam sedikit terkejut dengan pertanyaan Ling, tapi dia segera mengubah ekspresi wajahnya. "Ya, aku memang tidak tahu tiga tanaman obat lainnya. Namun aku tahu jika kotak itu adalah tanaman obat. Aku berpikir hanya tanaman yang ada di dalam kotak saja yang boleh ditulis. Jadi aku tidak menulis kotak itu," jawab Liam.
"Oh kau sudah mulai memperhatikan hal-hal kecil?" tanya Ling yang mendapat senyuman dari Liam.
"Wuzhou saja tahu hal itu setelah membaca buku beberapa jam. Kau yang sudah dilatih dan akrab dengan tanaman obat sejak kecil malah kalah dengannya," ucap Ling yang lagi-lagi menusuk hati Liam.
"Benar. Aku sedikit sepele tentang ramuan akhir-akhir ini," jawab Liam menunduk malu.
"Apa kau akan menerima murid? Aku ingin berguru padamu," ucap Liam.
"Aku tidak ingin menerima murid pemalas. Aku juga tidak akan menjadi guru," jawab Ling langsung.
Di masa lalu, saat Ling menjadi Dewa Tabib, semua orang ingin berguru padanya. Namun tak pernah ada satupun orang yang dia terima karena ia masih ingin fokus mengembangkan kemampuannya. Ia juga sudah berjanji pada diri sendiri bahwa tak akan menerima murid jika kemampuannya masih lemah. Menurut Ling, kemampuannya saat ini sangat lemah jadi dia menolak permintaan Liam.
"Aku berjanji tak akan malas lagi Ling. Ayolah menjadi guruku," ucap Liam memohon pada Ling.
"Tidak," jawab Ling tegas. Nada bicaranya mengintimidasi Liam membuatnya berhenti memohon.
"Baiklah," jawab Liam pasrah.
*
Di ruangan Tuan Tua Zhao.
Ia menatap kertas jawaban Ling dengan seksama. Di sudut kanan kertas terdapat tulisan yang sangat tidak asing baginya.
"Kau benar-benar mirip muridku," ucap Tuan Tua Zhao.
"Ia juga selalu menulis namanya di sudut kanan kertas. Nama kalian yang sama dan bentuk tulisan yang mirip membuatku bernostalgia," lanjutnya merasa rindu pada muridnya itu.
sibuk mengurusi orang lain, mengabaikan orang yang mencintai nya yg melakukan apapun untuk dirinya, saya rasa MC termasuk dalam katagori ap normal
Ya,, orang iri memang susah untuk membuka mata dan hati.