Nibiru tidak menyangka akan diputuskan pacarnya setelah berjanji akan menikahinya. Padahal hubungan mereka sudah berjalan selama lima tahun, tetapi dengan mudahnya pria itu mengakhirinya.
Kalut akan sakit hati, Nibiru ditantang oleh seorang kuli bangunan tampan yang mempunyai identitas misterius untuk menikah dengannya. Berawal dari tantangan, berakhir di pelaminan, kisah cinta Nibiru dan Bumi dimulai saat ini.
Apakah pernikahan karena taruhan ini akan berjalan mulus ataukan justru berubah jadi petaka untuk keduanya ? Nantikan kisah Nibiru dan Bumi, dua planet yang seiras dan sama, memiliki makna yang sama sebagai tempat hidup manusia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kuli Rendahan
Waktu berlalu dengan begitulah cepat. Hari ini, Nibiru ditemani Daisy dan Aoki melakukan fitting baju pengantin di butik langganan Aoki.
"Kak gak usah ke sini deh, mahal banget loh, aku cari sewa yang murah aja, sayang uangnya," ucap Nibiru yang merasa tak enak jika harus membeli gaun mewah untuk cara sehari.
" Udah gak usah pikirin apa-apa, ini punya kenalanku, kita dikasih diskon 80% jadi kita gak perlu bayar mahal-mahal!" ucap Aoki dengan penuh semangat.
Nibiru yang mau nikah, malah Aoki yang paling semangat.
"Bener Nibi, Kapan lagi coba kita nyobain gaun mahal begini ya kan, gak usah malu-malu, mending malu-maluin, hahahahah.." seloroh Daisy yang sedang asik memilih gaun cantik di seberang sana.
Anehnya tak banyak orang di butik itu, padahal sudah jelas kalau butik itu selalu ramai setiap hari, tapi Nibiru tak melihat seorang pun singgah di sana.
"Aneh ya, tumben sepi, biasanya kalau aku lewat dari sini, butiknya ramai terus," ujar Nibiru.
Daisy dan Aoki saling melirik dengan senyuman yang terbit di wajah mereka," Itu sih hoki kamu yang gede, jadi kita bisa bebas milihnya!" ucap Daisy.
Meski tak yakin, Nibiru juga merasa tenang karena dia bisa memilih gaun dengan nyaman.
Di saat yang sama, seorang perempuan cantik tiba bersama pria berjas hitam dan kacamata hitam, dia sangat tampan dan menawan.
"Gue datang, gak ada yang nyambut nih!" seloroh Aurora seraya menatap ke arah tiga punggung yang membelakanginya itu, dia datang bersama Mars!
Nibiru, Aoki dan Daisy berbalik. Netra karamel Nibiru membulat sempurna saat dia memandang wajah Aurora.
"Ka... Kak Aurora!!" seru gadis itu dengan wajah tak percaya.
Aurora termangu, mulutnya sampai mangap begitu lebar,"Nibiru!? Kamu.... Kamu kok di sini!?" teriaknya.
Aurora membuang barang bawaannya, berlari dengan kencang dan menghamburkan pelukannya pada Nibiru, teman masa kecilnya saat duduk di bangku SMP.
"Ya ampun... Jadi kamu... Kamu calon istrinya Arya!!!" seru Aurora dengan wajah bahagia. Dia terlihat sangat heboh.
"Arya? Siapa Arya? Namanya Bumi kok," ucap Nibiru dengan wajah ditekuk.
Aurora termangu," Nibiru, dia itu Bumi, si gendut kelas tiga, kakak kelas yang kamu tolong tapi menghilang waktu itu!" ucap Aurora.
Wajah gadis itu tertegun, dia menatap Aurora, mencari kepastian akan ucapannya yang membuat Nibiru terkejut," Ya-yang benar saja kak!?" tanya Nibiru heran.
"Ihh gak mungkin Kakak bohong, tanya aja tuh sama adeknya Daisy!" tunjuknya pada Daisy.
Perempuan yang ditunjuk itu terdiam membeku sambil memasang senyum canggung.
" Dai? Aku butuh penjelasan, ada apa ini!?" tanya Nibiru.
Daisy tertawa cengengesan sambil garuk-garuk kepala," Hehehe..... Sial, aku jadi tumbal bang Bumi!" celetuknya.
" Bener... Gak bermaksud membohongi Lo, semua itu salah Abang jadi please jangan marah sama gue ya!" pinta Daisy seraya mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
"Ckckckxkx... Lo sama Abang Lo sama saja Dai, masa bagian pentingnya gak langsung dikasih tahu," celetuk Aurora.
"Yahh.. Kan emang mau bikin kejutan, makanya Abang suruh kak Rora datang ke sini, biar kakak yang jelaskan, heheheh.." tawanya sambil menatap Nibiru dengan canggung.
Nibiru benar-benar tidak menyangka, kalau yang mengajak nya menikah adalah Arya, si kakak kelas gendut yang dulu dia tolong.
" Wahh... Kak Arya, benar-benar ya dia bikin aku geleng-geleng kepala!" ucap Nibiru tak habis pikir.
"Udah gak usah dipikirin, nanti aja kamu pukul kepalanya, sekarang kita pilih baju pengantinnya dulu!" ucap Aoki seraya menarik tangan Nibiru dari sana.
Wanita cantik yang berdiri di hadapan Mars, tersenyum dengan mata berkaca-kaca menatap Nibiru, rasanya dia menyesal tidak bisa hadir saat pertemuan di Warung Angkasa hari itu, ternyata calon istri Bumi adalah Nibiru, gadis yang sangat dekat dengannya saat masa SMP.
"Mars, gue gak lagi mimpikan?" ucap Aurora dengan nada lirih.
Tiba-tiba Mars mengangkat tangannya dan...
Pletak!
Satu pukulan mendarat di kepala Aurora.
"Arkhhh sakit gembleng, kenapa Lo tabok kepala gue!" pekik Aurora sambil menatap kesal ke arah Mars.
" Artinya Lo gak mimpi, udah deh, gue balik dulu, kerjaan gue banyak, ingat foto yang bener, si Bumi bisa ngamuk kalah Lo gak kirim foto, dia lagi ada proyek, sibuk banget emang si bos besar!" jelas Mars.
Aurora mengangguk," Iya, tenang aja, gue bakalan kirim foto terbaik!" balasnya dengan senyuman yang mekar di wajahnya yang cantik.
Sementara itu, di area proyek grup sekala, Bumi sedang bekerja keras mengawasi langsung pembangunan gedung baru Grup Sekala.
Menyamar menjadi kuli bangunan adalah jalan ninja nya untuk mengawasi proyek. Bukan kurang kerjaan, semua dia lakukan karena ada yang harus dia bongkar.
"Bumi istirahat dulu bro!" seru Fajar dan teman-teman Kuli yang lain.
"Bentar lagi, gue mau keliling dulu!" balas Bumi .
"Buset, staminanya ngeri ya, gak cuma wajahnya yang mendominasi, dari segi kekuatan dia juga menang!" ucap rekan kerja yang sudah lelah karena bekerja di bawah terik matahari.
"Ya iyalah, bisnis ini punya dia, pasti dia semangat!" ujar Fajar sambil tersenyum.
" Hah? Maksudnya apa jar? Ya kali Bumi yang punya proyek ini, kurang kerjaan banget bos besar turun langsung ke lapangan!" ujar mereka.
Fajar hanya tertawa receh," Iya kan, memang gak mungkin," balasnya.
Fajar menatap kepergian bumi, pria yang selalu bekerja keras dan mengharapkan hasil yang sempurna itu sebentar lagi akan mengeluarkan kulit aslinya.
" Gue penasaran, seberapa banyak pencuri yang akan Lo tangkap kali ini Bum, " batinnya dengan senyuman penuh misteri.
Bumi sendiri sedang berkeliling, dia mengawasi beberapa orang, mencari dan menggali informasi dari setiap tukang yang ada di sana.
Di saat yang sama, dia berpapasan dengan Agus, supervisor proyek ini.
"Ehh... Kuli rendahan masih betah kerja di sini? gimana mau kasih makan anak orang kalau kerjaan Lo cuma kuli!" hina Agus dengan suar lantang yang membuat semua orang menatapnya dengan tajam.
"Woi, mentang-mentang supervisor, mulut Lo ngomong besar banget ya, mau gue hajar Lo setan!" kesal rekan kerja Bumi yang tersinggung dengan ucapan Agus.
" Agus, Lo kenapa sih? ngapain nantangin orang!" tegur Tono rekan yang setara jabatan dengannya.
Pria itu tersenyum merendahkan seraya menatap para kuli di sana," Ucapan gue benar, lagian kalian hanya kuli rendahan, kerja musiman dan gak punya masa depan, bedalah sama kami yang orang berada dan punya pendidikan!" ucapnya dengan penuh kesombongan.
"Lo ngajak berantem bajingan hah!? Dasar sialan Lo, tarik gak ucapan Lo!" pekik Jack, salah satu kuli bangunan yang kerja banting tulang di sana untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
" Jack udah, gak usah diladenin, umur segitu emang lagi lucu-lucunya," ejek Bumi sambil menepuk bahu Jack dengan lembut.
Tapi Jack terbakar amarah," gue gak terima Bumi, sekalipun gue ini cuma kuli, gue bisa ngasih makan anak istri gue, bahkan bikin putri gue sekolah dan kebutuhannya terpenuhi, jangan dia pikir kuli itu orang rendahan, tanpa kuli, pekerjaan mereka yang berjabatan tinggi gak akan ada gunanya!" kesal Jack.
"Halah bacot Lo, kuli ya kuli aja, gak usa sok nge drama!" hina Agus. Dia benar-benar berubah, dia sangat membenci mereka yang dia anggap selalu ada di bawah kakinya.
"Kalian semua itu cuma sampah, dan Lo Bumi, Lo cuma sampah yang dipungut Nibiru, cewek matre yang udah gue buang itu, lihat aja Lo bakal nyesel nikahi dia, matre, sok suci, palingan udah ngasih selangkangannya ke om-om di luar sana hahahahahahaha..." ujarnya seolah dunia adalah milik nya, tanpa dia tahu kalau semua ucapannya telah direkam dengan baik.
Bumi murka, amarahnya menggelar, bagai gempa yang menghantam, dia menarik kerah pakaian Agus dan melayangkan satu kepalan penuh ke wajah pria itu.
" Tarik ucapanmu sekarang juga bajingan!!" sergahnya sambil menghajar Agus membabi buta.
