Menantu Sampah Seorang Millionaire

"Cih...!"timpal Naya

"Biar kutebak, lelaki sampah ini sedikit lebih berguna sekarang dengan pakaian yang dia kenakan, sepertinya dia masih bekerja sebagai babu ha ha ha"

Bram masih terdiam karena Naya memberikan isyarat dengan menggelengkan kepala. Naya menggenggam erat jemari Bram yang sudah sangat ingin memberi hantaman ke wajahnya. Nikol kemudian mendekat dan menepuk pipi Bram,

"Bekerja keraslah sebelum kau benar-benar menjadi sangat amat tidak ber-gu-na" ucap Nikol dengan mengeja, kemudian dia berlalu dengan tertawa.

Malam hari, Nikol meninggalkan gedung kantor kemudian sesekali memijat kepalanya yang merasa pusing karena kelelahan, tiba-tiba ada beberapa mobil seakan menyergap mobil yang di tumpangi Nikol, sopir dan Nikol terlihat panik karena mobil tersebut seakan menghimpir mobil yang di tumpangi Nikol.

Satu persatu, mobil tersebut melewati Mobil Nikol membuat Nikol bernafas lega, hanya berselang beberapa menit tiba-tiba sopir mobil NIkol menginjak rem dengan tiba-tiba karena mobil hitam tengah berjejer berada di hadapan mobil yag Nikol tumpangi,

"Bagaimana ini Tuan?"

Nikol terlihat panik dengan meraih Hp nya dan mencoba menghubungi bawahannya tapi beberapa orang dengan bertubuh besar tengah berjalan ke arah mereka dengan benda berat dalam genggaman mereka.

Pria dengan berpostur lebih besar dari yang lainnya berjalan lebih dulu dan menghantam kaca mobil Nikol, membuat sopir lebih terlihat panik, beberapa pria lainnya tengah menghantam badan mobil, membuat Nikol teriak untuk mereka menghentikan aksinya tapi ucapan Nikol tidak di gubrisnya, mereka tetap menghancurkan mobil Nikol.

Nikol ingin meninggalkan mobil yang di tumpanginya tapi beberapa pria yang tengah sibuk menghancurkan mobil kesayangan Nikol tidak memberi kesempatan itu, akhirnya Nikol dan sopirnya tetap bertahan di dalam mobil tersebut.

Beberapa menit berlalu, semua pria bertubuh besar itu meninggalkan Nikol dan mobilnya dalam keadaan hancur, Nikol keluar dan berteriak kesal karena dia tidak bisa melakukan apapun,

"Siapa yang berani bermain-main denganku!" ucap Nikol geram

Di tempat lain, Bram yang mendapatkan laporan tersebut dan sebuah foto dari Rey tentang Nikol dan keadaan mobilnya. Bram tertawa dengan keras. Naya yang sebelumnya terisak berubah diam, Naya meraih remot kemudian menghentikan tayangan tersebut lalu meninggalkan Bram sendiri di depan TV. Bram melihat itu, mengejar langkah Naya yang telah memasuki kamar tidur mereka dan merebahkan tubuhnya dengan memunggungi Bram.

"Ada apa Nay"

"Kenapa kau tertawa?! hiks hiks"

"Karena tontonannya lucu sayang" balas Bram tanpa tahu menahu

Nay bangun dari posisi tidurnya kemudian menatap Bram taja,

"Jadi adegan film tadi lucu?!"

"Iya!" jawab Bram spontan lalu tersenyum tanpa rasa berdosa

"Kau jahat" teriak Naya dengan memukuli Bram guling

"Ada apa sayang?"

"Kamu memang suka aku mati kan?"

"Naya, tutu mulutmu! jangan berkata seperti itu"

"Kau tadi mengatakan filmnya lucu, saat adegan istri pemeran utama mati kau tiba-tiba tertawa"

"HA?! Dia mati?kenapa bisa mati?"

"Sudahlah, aku mau tidur, jangan ganggu aku, kau tidur di luar malam ini" timpal Naya kesal

Bram meninggalkan ruangan tidur mereka dengan mengusap kepalanya, Bram tidak fokus dan akhirnya ceroboh membuat Naya tidak menerima alasan apapun, entah Naya saat itu dalam fase sensitif karena tengah hamil muda.

DI tempat lain, Rey dan Sabrina sedang menikmati makan malam romantis tiba-tiba Hp milik Sabrina berdering dan mengharuskan Sabrina meninggalkan Rey.

"Ada apa sayang?"

"Papa ingin aku pulang sekarang juga" timpal Sabrina

"Apa ada masalah?"

"Entahlah Rey"

"Aku akan mengantarmu"

"TIdak Rey, sopir Papa sudah menunggu di depan"

Rey mengantar Sabrina keluar restauran tersebut, hingga bayangan mobil yang di tumpangi Sabrina sudah tidak terlihat lagi, Rey merasa aneh karena tidak biasanya, Tuan Aditama meminta Sabrina pulang saat mengetahui mereka sedang bersama.

Sesampainya di sebuah rumah yang megah, Sabrina bergegas ke ruang kerja dan menemui Tuan Aditama di dalam ruangannya. Tuan Aditama sedang terlihat,

"Ada apa Pa? apa terjadi sesuatu?"

Tuan Aditama menghentikan aktifitasnya dan menatap Sbarina dengan wajah yang serius,"Bagaimana makan malammu dengan Rey?"

"Biasa saja Pa. Tumben Papa nanya Rina kek gini"

"Rin, Papa ingin meminta sesuatu"

"Apa itu Pa?"

"Kau harus berjanji dulu untuk menepatinya"

"Apakah ini sangat serius?"

"Ini menyangkut masa depan perusahaan kita dan nama baik keluarga kita"

Mendengar itu Sabrina mengangguk karena baginya Tuan Aditama adalah segalanya, dia adalah ayah yang juga menjadi ibu untuk Sabrina.

"Sabrina Janji Pa, katakan apa yang Papa inginkan"

Tuan Aditama sejenak terdiam dan berjalan ke hadapan anak satu-satunya itu, "Rin, putuskan hubunganmu dengan Rey"

Sabrina syok dengan memberi tatapan yang tak bisa di jelaskan, "Papa tahu ini berat, tapi Papa tidka ingin kau menikah dengannya"

"Ada apa Pa, apa yang salah dengan Rey?"

"Dia hanyalah anak yatim piatu dan seorang anjing dari keluarga Yudistira RIn, kau tidak akan mendapatkan apapun, sedangkan kau adalah pewaris tunggal Papa,"

"Tapi Pa......"

"Rin, ingat! kau sudah berjanji dan Papa idak pernah mengajarkanmu untuk mengingkari janji, Papa ingin kau bersama dengan Bram, dia cocok dan sederajat dengan keluarga kita"

"Sabrina tidak bisa Pa,"

"Kau akan melihat jasad Papa jika kau mengingkari janjimu, camkan itu Sabrina Putri Aditama"

Tuan Aditama akhirnya meninggalkan Sabrina yang tdiam dalam ruangan kerjanya, Sabrina bingung harus melakukan apa, dia menggenggam erat jemarinya serasa malam itu hanyalah sebuah mimpi buruk.

...***...

DI Bandara, seorang wanita cantik dengan wajah asia berjalan menggunakan heels yang diameter kecil untuk memamerkan kaki jenjang, putih dan mulusnya, dress yang sedikit ketat melekat pada tubuhnya untuk memperlihatkan pinggang rampingnya, dia berjalan anggun dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya yag mancung, siapa li kalau bukan Alea, sepupu Naya dari Inggris.

Kedatangannya di jemput lansung oleh kedua orang tua Naya, dan Arana. Mereka terlihat sangat bahagia dengan saling bercengrama melepas rindu, seakan Alea adalah sosok pengganti Naya pada keluarga itu.

Mereka berkumpul di rumah megah milik Harun dan mengadakan party kecil-kecilan untuk menyambut kedatangannya, Harun hanya mengundang keluarga dekat, sanak saudaranya. Semua keluarga bangga dan menyanjung Alea saat dia menceritakan segudang prestasi yang Alea dapatkan saat dia kuliah di luar Negri.

Acara berlangsung begitu terasa dengan perasaan kekeluargaan walau tanpa Naya, pada pesta jamuan makan malan tersebut tidak seorangpun yang berani menyebut nama Naya di hadapan Harun, karena untuk Harun Naya sudah mati.

Di tempat lain Naya sedang merayu Bram untuk dia kembali bekerja karena Naya merasa bosan berada dalam rumah tanpa melakukan apapun