NovelToon NovelToon
Desa Terkutuk

Desa Terkutuk

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Rumahhantu / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:14.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ady Irawan

Ini adalah kisah nyata yang terjadi pada beberapa narasumber yang pernah cerita maupun yang aku alami sendiri.
cerita ini aku rangkum dan aku kasih bumbu sehingga menjadi sebuah cerita horor komedi.
tempat dimana riyono tinggal, bisa di cari di google map.
selamat membaca.
kritik dan saran di tunggu ya gaes. 🙂🙂

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Klimaks Cerita?

1

Setelah mendengar bagaimana pertama kali kita ketemu, aku menjadi ingat beberapa ingatan yang sempat terlupakan.

Sekitar lima tahun yang lalu, saat aku berusia sekitar tujuh tahun. Entah ada kejadian apa sebelumya, aku tidak ingat sama sekali. Yang pasti perasaan sedih yang teramat berat tengah menyelimutiku. Bahkan saat ini, setelah mendengar cerita Elly, bagaimana pertama kita ketemu. Perasaan sedih itu kembali teringat.

Aku yang tengah bersedih hati, aku menginginkan kesendirian. Waktu sudah mulai gelap saat aku berjalan tanpa sadar ke arah sungai Lanang. Aku termenung seorang diri di atas tanggul, meratapi kesedihanku yang saat ini belum aku ingat.

Lama setelah aku sendirian disana. Ada seseorang yang menyapaku. Dia berusia berusia lebih tua sekitar lima tahun dariku.

Kulit putih pucat, berambut kuning keemasan, dan bergaun sangat indah. Benar, itu Elly.

“Kenapa kamu sendirian disini?” Dia bertanya kepadaku. Dan aku menceritakan alasannya, namum saat ini aku tidak bisa mengingat jawaban itu. Hingga akhirnya dia menjawab. “Aku juga merasa kesepian.”

Dia memelukku, menenangkan aku yang tengah bersedih. Dia membuatku sangat nyaman. Membuatku selalu ingin bersamanya. Aku selalu ingin dipeluk olehnya.

Lalu. Kita berjanji untuk saling memiliki.

Dia juga bercerita, tentang kisahnya. Bagaimana dia harus di tinggalkan sendiri oleh orang-orang yang dia sayangi. Di khianati oleh seseorang yang dia anggap sebagai sahabat. Dan bagaimana dia meninggal disana.

Namun, saat ini. Ingatan lengkap tentang ceritanya, masih belum aku ingat sampai sekarang.

Hari demi hari, kami bermain bersama. Tertawa, berbagi kesedihan yang kami alami. Sampai akhirnya aku melupakan alasan kesedihan yang menyelimuti ku.

Aku mulai masuk sekolah dasar. Dan mendapatkan beberapa teman. Angga, Dika, Udin dan bahkan Bogel juga termasuk. Aku menyayangi mereka, mereka sahabat sejatiku. Kami berpetualang bersama, tertawa, kadang bertengkar satu sama lain, tapi tak lama setelahnya kami berbaikan lagi. Terus begitu, sehingga aku melupakan Elly. Melupakan janji untuk selalu bersama, selalu saling memiliki.

2

Saat ini. Perasaan sedih itu datang lagi, aku mulai menangis, tapi tidak tahu aku menangis karena apa. Masih banyak pecahan ingatan yang belum aku ingat.

Mataku pedih karena airmata. Aku mengusapnya sambil sekuat tenaga untuk menghentikannya.

Saat membuka mataku kembali. Kini, sosok Elly terlihat jelas di sampingku. Dia tersenyum senyum yang merindukan. Bagaimana bisa aku melupakan dirinya? Teman pertamaku, walau Cuma teman khayalanku. Kini aku juga teringat saat di sungai Gimun. Bapakku pernah bilang. ‘Kamu juga dulunya begitu.’

Aku sama anehnya dengan Erni, haha

“Kamu sudah ingat aku?” Tanya Elly.

“Ya, tapi masih banyak yang belum aku ingat.” Jawabku.

“Tidak apa-apa, lama-lama kamu juga pasti ingat sendiri. Aku mengingatkanmu sedikit tentang aku, karena aku mulai merasakan kesepian.”

“Maaf. Aku ga akan melupakanmu lagi.”

3

Sejak saat itulah. Elly mewarnai hidupku. Lagi? Kemanapun aku pergi, dia ngintilin aku terus. Kalau pas mandi dia menjauh sih, hehee bahaya gaes.

Aku sudah mewanti-wanti dia supaya tidak mengajakku berbicara saat banyak orang. Bisa gaswat kan? Bisa di anggap ODGJ nanti.

Namun dia selalu iseng, saat ngobrol sama teman-temanku. kadang dia juga iku bicara, sehingga kadang aku tanpa sengaja juga menjawab omongannya. Saat aku pelototin dia, supaya ingat apa yang aku larang. Dia Cuma cengengesan saja. Sialan nih setan. Yah, namanya juga setan. Diamana pun siapapun mereka memang suka iseng kan?

Hari demi hari berlalu. Sekarang sudah hari rabu, besok adalah waktu yang di janjikan. Dan kami meminta kepastian jawaban Udin yang masih menggantung.

“Gimana Din?” Angga bertanya. Kali ini, semua orang yang terlibat sudah berkumpul. Aku, Angga, Dika, Udin, dan Efi. Plus anak kuntil yang nempelin aku. Elly. Cuma aku sendiri saja yang bisa melihat dia.

“Baik, tapi kalau kondisi sudah tidak memungkinkan, kita langsung cabut. Ok?” Jawabnya, sambil memberi pertanyaan.

“Ok, setuju.” Jawab kami.

Dan saat itulah Udin resmi bergabung dengan geng kami.

Besoknya. Tepatnya hari kamis. Di sekolah kami saling mengingatkan rencana kami. Masing-masing anak harus membawa satu obor untuk penerangan. Perbekalan air minum dan beberapa makanan, entah itu ubi atau singkong.

Tempat berkumpul adalah di ringin kembar, atau tepatnya di depan kelurahan. Kita sepakat ke tanggul kedua lewat jalan umum yang relatif lebih dekat daripada harus menyusuri bentangan sawah yang luas.

Waktunya. Ya itu saat suara kentongan dari besi di pukul satu kali. Yang menandakan waktu sudah jam satu malam. Semuanya fix. Dan di sepakati bersama. Apapun yang terjadi, kita harus kesana. Itu pesan yang di sampaikan oleh Efi. Satu-satunya cewek di geng ini.

4

Dan singkat cerita. Kini kami sudah berkumpul di tempat yang di janjikan. Memastikan lagi bahwa tidak ada yang tertinggal sama sekali. Dan selanjutnya, kita berjalan ke timur kelurahan menuju tempat perjanjian.

Di dekat tanggul kedua. Ada jalan turun menuju sungai bawah, seperti yang Ayu ceritakan. Dan ada dua bongkah batu besar tempat aku mengangkat setan Efa.

“Disini.” Kataku ke Efi. “Dimana aku mengangkat tubuh Efa, dan Efa yang aku kira kamu, dia sedang berdiri disana.” Aku menunjuk pohon kamboja di atas. “Saat aku mengangkat Efa, Efa yang satunya tiba-tiba saja lenyap.”

Terus, aku mengajak mereka naik ke sisi lain dari tempat kami datang. Dan sekarang kami sudah di pematang sawah. Mencari-cari keberadaan Bogel, tapi tentunya mustahil dia berada disini. Dia sudah berangkat ke Ponorogo. Dan juga mencari-cari keberadaan Efa.

Tak lama kemudian. Terdengar suara musik, gending jawa denga tempo cepat.

“Hei, kalian dengar?” Tanya Angga.

“Iya,” Jawab kami.

“Ini suara gending jaranan!” Seru Udin.

Kami mematikan obor kami. Dan menuju ke arah suber suara tersebut. Dari tengah sawah? Bukan, dari arah dekat rumahnya Pak Ponijan!

Kami kesana, sambil mengendap-endap di kegelapan malam. Beruntungnya, malam itu sedang bulan purnama, sehingga malam itu tidak terlalu gelap. Kita bisa berjalan tanpa bersusah payah.

Angga memimpin langkah kami, di susul Efi, Aku, Udin dan di belakang sendiri ada Dika. Elly? Tentunya dia berada disisiku. Melayang! Bodoh amat, yang penting dia tidak mengganggu aku. Tidak mengajak aku berbicara secara mendadak, sehingga aku tidak keceplosan bicara.

“Ada apa Ef?” Kata Dika yang berada di barisan paling belakang. “Kamu capek?”

“Iya,” Jawab Efi dari arah belakang kami.

“Hei, kita istirahat dulu. Efi kelihatanya kecapek an. Dia pucat sekali.” Teriak Dika dari arah belakang.

Aku cukup lama untuk sadar kalau ada sesuatu yang aneh. Kalian juga sadar tidak? Efi kan berada di depanku.! Saat sadar itulah Efi yang di depanku berbicara lirih.

“Aku di sini kok. Mana bisa bicara sama Dika.”

Ini bagaikan disambar petir di malam hari lagi gaes. Kita baru sadar kalau ada dua Efi. Yang tentunya satunya adalah Efa!

“A, A, A, A, Ada, se, setaann!!” Dika yang berada paling belakang. Langsung berlari menyusul kami. Kami yang panik pun ikut berlari. Tapi Efi? Dia malah berbalik ke belakang!

“Ef, ayo lari.” Teriakku.

Saat itu pula aku menengok kebelakang. Dan pemandangan yang aku lihat adalah. Dua sosok berwajah sama persis, dan Elly berada di antara mereka. Namun, tak lama kemudian Elly menghilang bagaikan asap yang tertiup angin.

Aku benar-benar tidak percaya akan hal ini. Efi sama sekali tidak takut sama setan itu. Yah, wajahnya ga seberantakan saat aku lihat pertama kali sih. Saat ini dia sama cantiknya, sehingga sangat sulit di bedakan. Hanya saja, Kakinya Efa melayang di udara dan matanya menyorotkan pandangan penuh amarah, terutama ke Efi. Itulah pembeda dari meraka berdua.

“Kak Efa?” Kata Efi.

Anak-anak yang lari tadi, kini berhenti. Dan melihat peandangan yang sama dengan ku. Dua sosok kembar. Satu manusia, satunya setan.

“Kak Efa?” Tanya Efi sekali lagi. Kali ini suaranya pecah, dia menangis. “Aku tidak percaya kalau aku benar-benar punya saudara. Ibu sama bapak tidak pernah bercerita sama sekali.”

Efa Cuma diam, hanya melihat ke arah adik perempuanya tersebut.

“Mana ibuku?” Efa akhirnya berbicara. “Mana dia? aku ingin ketemu dia. aku ingin dibelai dia lagi.”

Tanpa di duga, Efi langsung memeluk setan itu. “Ga apa-apa kak, ibu ga bisa kesini. Ibu bukanya melupakan kamu. Dia Cuma tidak bisa lagi kesini.” Kata Efi sambil mengusap kepala kakanya itu.

“Kenapa? Apa dia sudah tidak sayang sama aku? Apa karena sekarang sudah ada kamu?” kali ini suara Efa terdengar semakin marah.

“Tidak kak.” Jawab Efi. “Ibu ga melupakan kamu, aku yakin itu. Pasti dia sudah menerima kalau kamu sudah meninggal. Dan dia harus meneruskan perjuangannya untuk hidup.”

“Aku kangen dia.”

“Kak Efa sayang sama ibu?”

“Ya.”

“Kalau begitu, kamu harus beristirahat dengan tenang. Jangan membuat dia kawatir sama kamu terus.”

Setelah itu aku tidak ingat apa saja yang Efi katakan ke kakaknya itu. Yang pasti, sekarang dia mulai tenang.

‘CTAR’ suara pecut membuyarkan suasana haru tersebut. Suara gending jaranan semakin kencang terdengar. Sahut menyahut suara pecut di hentakkan. Seiring itu pula. Mata Efa kembali menyala merah.

‘CTAR’ suara pecut itu semakin mendekat. Aku menoleh ke arah suara itu. Lambat laun, semakin terlihat. Siapa yang membawa pecut itu.

‘CTAR!’ bagaikan halilintar menyambar mukaku. Yang aku lihat, orang itu tersenyum padaku, dia seumuran denganku, seseorang yang membawa pecut itu adalah.

BOGEL!

1
Neo Kun
anjirrr pocong item. seperti apa nyereminnya ya?
Ady Irawan
oh nooo 😭
Neo Kun
cilok.. cilok.. aku mau ciloknya
Ryuu Ajaa
Jadi keinget abis tarawih ngumpul bareng sepupu bakar singkong ama jagung didepan rumah nenek sambil Cerita2 pengalaman horror.
Ady Irawan
terima tengkyu. 😍😍
Ryuu Ajaa
Mantapp, horrornya dapet komedinya juga. Semangatt thorr
Ryuu Ajaa
kok geting Aku
Ady Irawan: piye to kiih.. 🤣
total 1 replies
Ryuu Ajaa
nuansa kampungnya Ngingetin masa kecil dehh, Mantapp Thor
Ady Irawan: iya. itu gambaran tahun 90an. saat saya masih jadi bolang. bocah ga pernah pulang. 🤣
total 1 replies
Neo Kun
apakah tidak bisa update 2bab perhari?
Ady Irawan: di usahakan 😭😭
total 1 replies
Mursidahamien
itu Efa
Ady Irawan
Kritik dan saran di tunggu ya gaes.
silahkan komen, dan share. tengkyu ferimat. 😁😁
Neo Kun
ayu baru muncul langsung meninggal 😭
Neo Kun
bagus. ceritanya nyeremin, tapi lucu, apalagi saat riyon kecirit. 😂
Neo Kun
duh ga bisa bayangin jadi si Roy 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!