NovelToon NovelToon
SUAMIKU DOKTER DINGIN

SUAMIKU DOKTER DINGIN

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Karena permintaan kakeknya , Ellena dan Luis terpaksa menikah dan hidup bersama tanpa cinta dalam pernikahan mereka. Akankah Ellena mampu bertahan dalam pernikahan itu, atau justru memilih untuk pergi? Hanya waktu yang mampu menjawabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ellena Hamil

Matahari bersinar lembut menembus tirai jendela kamar tidur. Suara burung-burung berkicau di luar sana, menciptakan harmoni alami yang biasanya mampu menenangkan hati Ellena. Namun, hari ini ada sesuatu yang berbeda. Dia merasa gelisah tanpa alasan yang jelas.

Ellena bangun dari tempat tidurnya dengan perasaan yang tidak enak di dalam tubuhnya. Dia mencoba mengabaikan sensasi aneh itu, tetapi rasa mual yang tiba-tiba menghantamnya membuatnya menghentikan langkah sejenak. Seolah ada sesuatu yang tidak seimbang dalam dirinya, namun dia tidak bisa menjelaskan apa itu.

Dengan perlahan, Ellena berjalan menuju kamar mandi. Dia berharap pancuran air hangat bisa membantu meringankan perasaan tidak nyaman yang merayapi tubuhnya. Saat air hangat mulai mengalir di atas kepalanya, Ellena memejamkan mata, mencoba menghalau segala pikiran yang mungkin mengganggu ketenangannya. Namun, bukannya merasa lega, perasaan aneh itu malah semakin kuat.

Setelah selesai mandi, Ellena keluar dengan handuk yang melilit tubuhnya, menuju ke cermin. Dia memandangi bayangannya dengan seksama. Kulitnya terlihat sedikit pucat, dan ada lingkaran gelap di bawah matanya yang biasanya tidak ada. Apa yang terjadi padaku? pikirnya. Dia menyentuh perutnya yang terasa sedikit kembung, tapi mengabaikan hal itu, berpikir bahwa itu hanya efek dari makan malam yang terlalu berat semalam.

Luis, yang telah terbangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan, mendengar langkah-langkah Ellena yang pelan menuju dapur. Dia tersenyum ketika melihat istrinya, namun senyum itu perlahan menghilang ketika dia melihat ekspresi Ellena yang tampak kurang ceria.

“Sayang, kau baik-baik saja?” tanya Luis dengan lembut, penuh perhatian.

Ellena tersentak dari lamunannya dan mencoba tersenyum, meskipun hatinya masih terasa tidak enak. “Aku baik-baik saja, Luis. Hanya sedikit lelah, mungkin karena aku kurang tidur.”

Luis mengerutkan kening, tak yakin dengan jawaban istrinya. “Kau yakin? Wajahmu terlihat pucat, dan kau kelihatan tidak segar seperti biasanya.”

Ellena menundukkan kepalanya, menatap ke arah cangkir teh yang ada di atas meja. “Mungkin aku hanya butuh sedikit istirahat. Aku rasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”

Namun, Luis tidak puas dengan jawaban itu. Dia tahu betul bahwa Ellena bukan tipe orang yang mengeluh tanpa alasan, dan perasaan bahwa ada sesuatu yang salah semakin menguat dalam dirinya. Dengan lembut, dia meraih tangan Ellena dan menggenggamnya erat. “Ellena, kalau ada yang tidak beres, kau harus memberitahuku. Kita bisa menghadapinya bersama.”

Ellena menatap mata Luis yang penuh kasih, merasa sedikit terhibur oleh kehadiran suaminya yang selalu mendukungnya. Namun, rasa tidak nyaman di dalam tubuhnya tidak juga mereda. Dia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini hanya sementara, mungkin efek dari stres atau kelelahan.

Hari itu berlalu dengan lambat bagi Ellena. Perasaan mual dan lemas terus menghantuinya, membuatnya merasa tak berdaya. Beberapa kali dia harus berhenti dari aktivitasnya dan duduk untuk menenangkan diri. Luis, yang sedang bekerja di ruang kerjanya, beberapa kali datang menghampiri untuk memastikan keadaan istrinya.

“Ellena, kau benar-benar terlihat tidak sehat,” kata Luis pada sore harinya, saat Ellena duduk di sofa dengan wajah pucat. “Mungkin kita harus pergi ke dokter.”

Ellena menggelengkan kepala lemah. “Aku tidak mau merepotkanmu, Luis. Ini pasti hanya karena aku terlalu lelah.”

“Tapi ini sudah berlangsung sepanjang hari,” balas Luis dengan nada cemas. “Kau bahkan terlihat semakin lemah. Aku benar-benar khawatir, Ellena.”

Ellena terdiam sejenak, merenungkan kata-kata suaminya. Memang benar, perasaan ini sudah berlangsung lebih lama dari yang dia harapkan. Dia mencoba menganalisis apa yang terjadi dalam tubuhnya, tapi tak ada jawaban yang jelas. Mungkinkah ada sesuatu yang lebih serius?

Luis tidak bisa menahan kekhawatirannya lagi. Dia bangkit dan duduk di sebelah Ellena, menatapnya dengan intens. “Ellena, kumohon, dengarkan aku. Ini bukan sekadar kelelahan. Kau harus memeriksakan diri. Aku tidak bisa tenang jika kau terus merasa seperti ini.”

Akhirnya, Ellena mengangguk pelan, menyadari bahwa mungkin Luis benar. Perasaan aneh di dalam tubuhnya ini tidak bisa diabaikan begitu saja. “Baiklah, Luis. Kita akan pergi ke dokter besok.”

Luis menarik napas lega, merasa sedikit lebih tenang setelah Ellena setuju untuk mencari bantuan medis. Dia merangkul istrinya dengan erat, berusaha memberikan ketenangan yang selama ini dia perlukan. “Aku hanya ingin kau baik-baik saja, Ellena. Tidak ada yang lebih penting bagiku selain kesehatanmu.”

Malam itu, setelah mereka berdua bersiap untuk tidur, perasaan tidak nyaman di dalam tubuh Ellena semakin menjadi. Dia berbaring di tempat tidurnya, tetapi rasa mual yang terus-menerus dan perut yang terasa kembung membuatnya sulit untuk tidur. Luis yang terlelap di sebelahnya tampak damai, namun Ellena tidak bisa memejamkan mata. Dia berguling ke samping, mencoba menemukan posisi yang nyaman, namun perasaan itu tak kunjung hilang.

“Apa yang terjadi padaku?” gumamnya pelan dalam kegelapan.

Dia mulai merasa cemas. Apakah ini penyakit serius? Atau hanya kelelahan biasa? Pikiran-pikiran itu terus menghantuinya, membuatnya semakin sulit untuk tidur. Ellena memejamkan mata, mencoba mengusir ketakutan yang perlahan-lahan merayap di hatinya.

Keesokan paginya, Ellena merasa tubuhnya lebih lemah daripada sebelumnya. Meskipun dia telah berusaha untuk tidur, rasa tidak nyaman itu tidak juga hilang. Luis bangun lebih awal, seperti biasanya, dan dia terkejut ketika melihat Ellena yang masih terbaring lemah di tempat tidur.

“Ellena, kau tidak perlu melakukan apa-apa hari ini,” kata Luis dengan lembut. “Aku akan mengurus segalanya. Kita akan pergi ke dokter segera setelah kau siap.”

Ellena hanya bisa mengangguk, tak punya tenaga untuk menolak. Dia merasakan kegelisahan Luis yang semakin besar, dan hal itu membuatnya merasa bersalah. Namun, dia tahu bahwa kali ini Luis benar. Dia tidak bisa terus mengabaikan kondisi tubuhnya yang semakin memburuk.

Luis dengan cepat mengatur janji dengan dokter. Mereka tiba di rumah sakit dalam waktu singkat, dan Ellena segera dibawa ke ruang pemeriksaan. Seorang dokter wanita yang tampak ramah menyambut mereka, mempersilakan Ellena duduk dan mulai melakukan pemeriksaan dasar.

“Jadi, apa yang kau rasakan?” tanya dokter itu sambil mencatat di clipboardnya.

Ellena menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. “Aku merasa mual hampir sepanjang waktu, lemas, dan perut saya terasa kembung.”

Dokter mengangguk, mendengarkan dengan seksama. “Apakah ada gejala lain yang kau rasakan? Seperti perubahan selera makan, atau mungkin kau merasa lebih cepat lelah dari biasanya?”

Ellena berpikir sejenak. “Aku merasa nafsu makanku berubah, dan memang, aku merasa cepat lelah.”

Dokter Rubby tersenyum tipis, lalu menatap Ellena dengan tatapan yang penuh pengertian. "Ellena, aku akan melakukan beberapa tes sederhana untuk memastikan apa yang terjadi pada Anda. Jangan khawatir, ini hanyalah prosedur rutin.”

Ellena mengangguk, meskipun hatinya masih diliputi kegelisahan. Dia mencoba tetap tenang saat dokter melakukan beberapa tes, sementara Luis duduk di sampingnya, menggenggam tangannya dengan erat.

Setelah beberapa saat, dokter kembali dengan hasil tes di tangan. Wajahnya menunjukkan senyum yang menenangkan, tetapi juga ada sedikit kejutan di sana.

“Ellena, Luis, aku memiliki berita yang mungkin akan mengejutkan kalian berdua,” kata dokter Rubby dengan suara bahagia. “Gejala-gejala yang Ellena rasakan adalah tanda-tanda kehamilan. Kau sedang hamil muda, Ellena.”

Ellena terdiam, merasa seperti dunianya berhenti sejenak. Dia menatap dokter dengan mata yang melebar, tidak yakin apakah dia mendengar dengan benar. “H-hamil?”

Luis pun tampak terkejut, namun senyumnya perlahan mulai merekah. “Rubby, apa kau yakin?" tanya Luis mematikan. Rubby mengangguk. "Kau hamil, Ellena! Ini luar biasa!”

Ellena masih berusaha mencerna informasi itu. Perasaan tidak nyaman yang dia rasakan selama ini ternyata adalah tanda-tanda bahwa ada kehidupan baru yang sedang tumbuh di dalam dirinya. Perasaan takut dan cemas yang semula menyelimuti hatinya perlahan-lahan berubah menjadi keheranan dan kebahagiaan.

“Bagaimana bisa… Aku sama sekali tidak menyadarinya…” gumam Ellena, masih tidak percaya.

Dokter tertawa kecil. “Banyak wanita yang tidak menyadarinya pada awal kehamilan, terutama jika gejalanya masih ringan,” jelas dokter dengan lembut. “Tanda-tanda awal kehamilan sering kali disalahartikan sebagai efek stres atau kelelahan. Ini adalah sesuatu yang alami, dan tidak perlu khawatir.”

Ellena memandang Luis, yang matanya berkilau dengan kebahagiaan. Dia merasakan air mata menggenang di sudut matanya, namun kali ini bukan karena kecemasan. “Luis, kita akan menjadi orang tua…” bisiknya, suaranya bergetar.

Luis mengangguk, senyumnya tak pernah sedemikian lebar. “Ya, Ellena, kita akan menjadi orang tua. Dan kita akan melalui semua ini bersama, setiap langkahnya.”

Ellena menggenggam tangan Luis erat-erat, merasakan hangatnya dukungan suaminya. Segala perasaan tidak nyaman yang sempat mengganggu kini terasa sebanding dengan kebahagiaan yang mulai merasuki hatinya. Mereka akan memulai babak baru dalam hidup mereka—babak yang penuh harapan dan cinta yang tak terhingga.

***

Bersambung

1
Ryani
ceritanya bagus. tapi terlalu banyak pengulangan kalimat.
Puspa Trimulyani
ikut bahagia bacanya....jadi senyum senyum sendiri... sepertinya aku yg jadi ellena.... hehehe...maaf kak author...aku baper😍🙏🙏
Puspa Trimulyani
terima kasih kak sudah banyak up...❤️❤️❤️❤️❤️🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Puspa Trimulyani: ditunggu karya berikutnya ya kak 🙏🤗
Ellnara: Ini akan segara aku ending kan kak, emang rencananya singkat no novel
total 2 replies
Puspa Trimulyani
aku sukaaaaaaa......tegas....Luis is the best...😍😍😍😍😍
Puspa Trimulyani
kursus memasak saja ellena......
agar bisa menyenangkan suamimu...❤️❤️
Bunda HB
Aku yg gemes sama elle,gk bisa msk sll ingin msk.tpi sll buat masalah.mending bli online.suami aja mngerti,knpa sll ngeyel dibilangi suami.klo gk ada org udh kebakar semua rmh.
Bunda HB: Aamiin ya allah pya suami ngertian kak thor.klo ibu mertua ku klo bukan aku yg masak dia gk selera mkn.jre masakan gk enk..😃😃
smpe saya bawa mertua ku ikut saya.sbb udah tua,biarlah mengabiskan wkt tua dgn saya,wlo sya mantu tpi sya gk membeda2kan itu nasehat dri alm ibu ku.tabur tue perbuat lah yg baik.gk usah jahat sama mertua.aku sukses doa dri org tua/mertua.😁😁👍👍👌💪💪
Ellnara: Alhamdulillah, sekarang bund udah jago bund. untungnya suamiku sabar orangnya, malah dia yang sering masak sedangkan aku cuma bisa lihat sambil diajarin sama dia 🤣🤣
total 4 replies
Puspa Trimulyani
terima kasih kak author...cayo..💪💪💪💪
Puspa Trimulyani
pada saat seperti ini... harus nya Adelia melihatnya...agar tidak berharap lagi untuk menjadi kekasih Luis
Puspa Trimulyani
jangan sampai Adelia jadi pelakor
Puspa Trimulyani
ah.. senangnya..💃💃💃💃💃 akhirnya elena dan Luis saling jatuh cinta 🤭❤️
Puspa Trimulyani
semoga bukan halusinasi nya Luis 😅
Puspa Trimulyani
kejar Luis...elena...dia suamimu....ga ada salahnya kamu mengejarnya 🤭❤️❤️❤️
sella surya amanda
lanjut kak
sahabat pena
hadeuh terlalu serakah menyukai 2 lelaki. klo sdh mencintai roni lepas kan luis
Puspa Trimulyani
maaf kak kalau dugaan ku salah..🤭
Ellnara: Insyaallah, gak salah kok kak e
total 1 replies
Puspa Trimulyani
sepertinya Luis memiliki profesi ganda yg bertolak belakang...sebagai dokter dan sebagai mafia..... sekarang ketahuan kenapa dia banyak tato nya...ternyata dibalik profesi mulia nya ada profesi yang lain yg menyeramkan..🙊🙊
Puspa Trimulyani: aku juga kak,suka type yg begitu ❤️❤️❤️
Ellnara: Sepertinya begitu kak, tapi bagus kan lebih menantang 🤣🤣 Soalnya aku sebagai penulis sangat suka sama pemeran utama yang ganas dan kejam tapi penyayang dan cukup dengan satu wanita
total 2 replies
Puspa Trimulyani
cemburu..... mudah mudahan cepat bucin
Ellnara: Aminnn, teriak paling keras 🤣🤣
total 1 replies
Puspa Trimulyani
si Adelia itu ya.... nyebelin banget 😡sdh pacaran sama Roni masih saja mengejar Luis,si Roni juga seperti ga ada harga dirinya...diduakan di depan matanya...oke oke saja
Ellnara: Namanya juga bucin kak, sedikit koreksi ya. namanya Rion bukan Roni 🤣🤣🤣
total 1 replies
Puspa Trimulyani
apakah itu Luis???
Ellnara: Kemungkinan iya
total 1 replies
Puspa Trimulyani
syukurlah kalau Adelia sdh punya pacar....jadi tidak akan menggangu rumah tangga Luis
Ellnara: Iya dong, author juga gak mau Luis sama yang lain 🤣🤣🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!