RATU MAFIA Ketemu USTADZ KALEM

Velicia semakin mendekat. Melihat itu, para anak buah Dave yang sedang mengobrol dengan Zayn bergegas mengundurkan diri.

Zayn menoleh." Kenapa di buka cadarnya?" tanyanya dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Males aja gerah. lagipula, mereka sudah pernah melihatku sebelumnya," jawab Velicia, enteng. Tanpa ia sadari bahwa ekspresi suaminya berubah seketika karena itu.

Zayn menghela napasnya cukup dalam. Ada perasaan yang tak enak yang seketika menyeruak memenuhi dadanya hingga terasa sedikit sesak.

"Zahra, eh maksudku ... Velicia. Kau itu kan istriku. Maksudku, masih berstatus istri dari ustadz Zayn untuk saat ini." Zayn menjeda ucapannya sebentar karena sesak itu membuat tenggorokannya tercekat.

"Ya, lalu?" Velicia tengah menelisik arah pembicaraan pemuda di hadapannya ini. Entah kenapa Velicia tidak bisa menganggapnya seorang pria karena usia Zayn yang masih muda dan tampangnya yang cute.

"Jadi, kamu itu harus menjaga harga diri suami, artinya ... aku."

"Memangnya aku sedang menjatuhkan harga diri kamu? Kapan? Gimana?" cecar Velicia yang tak mengerti.

"Sejak awal kita menikah kamu telah menutupi wajahmu yang cantik itu dari pandangan yang bukan mahrom. Aku senang, aku merasa di hargai. Karena itu artinya, kecantikan yang kamu miliki hanya di persembahkan untuk aku, suamimu. Laki-laki yang secara agama telah halal untuk melihat bahkan menikmatinya. Lalu, tiba-tiba kamu membukanya tanpa seijin dariku. Menurutmu, bagaimana perasaanku saat ini?" tutur Zayn dengan nada suara yang lembut namun sampai dan begitu mengena di hati Velicia.

"Apakah sepenting itu, untuk menjaga wajahku? Itu hanya wajah kan? Auratku yang lain masih tertutup," sanggah Velicia. Ia merasa suaminya ini hanya sedang mencari-cari kesalahannya saja.

Zayn mendekat, kemudian mengulurkan tangannya ke wajah cantik alami di hadapannya ini. Zayn menggunakan buku jarinya untuk membelai lembut pipi dan rahang Velicia.

"Kamu pasti sadar dan tau, bahwa kamu memiliki kelebihan luar biasa pada wajah ini. Wajah yang mampu membuat seorang Zayn salah paham. Ia pikir Allah menurunkan bidadarinya dari surga, tapi ternyata dia salah satu bidadari dunia," tutur Zayn dengan tatapannya yang lembut dan dalam.

"Bidadari tapi di tendang," ketus Velicia. Zayn pun tertawa kecil. Kemudian ia meraih kedua tangan Velicia dan menggenggamnya.

"Untuk hal itu, aku minta maaf yang sebesar-besarnya. mungkin ini bukan permintaan maafku yang pertama. Tapi jujur, aku merasa sangat bersalah karena itu. Apalagi, akibat ulahku kamu sampai terluka dan--" Zayn tidak meneruskan ucapannya melainkan memajukan wajahnya untuk mengikis jarak mereka.

Tindakannya yang tidak terduga itu, membuat Velicia terhenyak. "A–itu karena aku--"

"Karena apa?" Zayn memotong sanggahan istrimu, ia juga semakin mendekatkan wajahnya, hingga Velicia dapat mencium aroma napasnya yang harum.

"Karena aku berpikir, tinggal dengan keluargamu adalah tempat yang tepat untuk bersembunyi," jawab Velicia dengan tatapan matanya yang gusar. Ia tak mampu menatap sorot penuh arti dari Zayn.

"Lalu, bagaimana dengan syahadatmu? Apa itu juga bagian dari rencana penyamaranmu?" cecar Zayn dengan pandangannya yang tiba-tiba berembun.

"Itu--" Velicia menelan ludahnya. Dia sendiri juga tak tau apa yang harus ia jawab dari pertanyaan Zayn kali ini. Hatinya merasa nyaman dengan apa yang ia jalani sekarang. Sedangkan misinya belum berjalan, namun keberadaannya telah di ketahui oleh kedua orangtuanya. Velicia paham perbedaan mereka teramat jauh. Velicia semakin ragu dengan perasaannya yang belum pasti.

Melihat reaksi Velicia yang membungkam mulutnya, Zayn tiba-tiba meraih tubuh Velicia dan memeluknya erat.

Ustadz muda itu menangis tergugu di sana. Semua itu karena ia tak mampu lagi menyembunyikan perasaannya juga ketakutannya. Ia tak mempermasalahkan kebohongan istrinya akan amnesia borongan itu. Zayn tau, bahwa Velicia dan keluarganya adalah organisasi hitam. Semua ia ketahui dari anak buah Dave tadi.

Zayn takut, Velicia akan kembali pada keluarganya, pada identitasnya semua. Maka batal sudah pernikahan mereka. Sebelum itu, Zayn ingin melepaskan dulu perasaan yang ia pendam selama ini. Rasa yang tanpa ia sadari menghampirinya begitu lembut dan halus. Asa yang beberapa pekan telah menghiasi malamnya.

Velicia terkesiap akan perlakuan dan reaksi suaminya itu. Ya, selama beberapa waktu ini ia mulai terbiasa dengan statusnya. Dengan perasaannya yang damai dan nyaman ketika berada di dekat Zayn. Pemuda tampan berhati lembut dan cengeng yang memegang teguh janjinya untuk tidak meminta hak suami padanya.

Walaupun, Zayn melihat tubuhnya dalam keadaan polos. Pemuda itu kuat menahan dirinya. Belum pernah, Velicia merasa seberharga itu sebagai wanita. Beberapa kali menjalin hubungan dengan laki-laki, mereka semua selalu memaksanya untuk berhubungan biologis walaupun tanpa ikatan. Sedangkan Zayn, yang notebene telah terikat dengannya pun tak mau jika tanpa persetujuan dari Velicia sendiri.

Zayn sangat menghormati keputusannya, pilihannya, walaupun dia seorang perempuan. Hal itu yang mungkin membuat lidahnya berat untuk menjawab, yang membuat hatinya gamang untuk memilih.

Velicia membalas pelukan Zayn. Hatinya memerintahkan begitu walaupun otaknya melarang. Merasakan balasan, nyatanya bukan membuat tangis Zayn reda tapi justru semakin menjadi.

"Tolong, jangan pergi ..."

"Kerudungku basah deh!" Velicia memutar matanya. Namun, senyumnya terbit meskipun tipis sekali.

Ucapan Velicia sontak membuat Zayn melepaskan pelukan. Zayn menatap wajah istrinya lekat dengan wajah sembabnya.

Ekspresinya nampak menggemaskan di mata Velicia saat ini, membuat gadis itu tertawa renyah sekali.

"Apa kamu sedang menertawakan kebodohanku, yang percaya saja kalau kamu itu lupa ingatan karena perbuatanku? Atau, karena kamu baru pertama kali melihat laki-laki menangis memohon belas kasih dari perasaan lembutmu sebagai perempuan?" cecar Zayn, dengan tangis yang ia tahan sebisa mungkin agar tidak kembali meledak. Oh, sungguh, Zayn tidak lagi peduli dengan harga dirinya saat ini.

Satu hal yang ia sadari dan sangat ia tau saat ini adalah, ia mencintai gadis di hadapannya tak tak mau ia pergi kemanapun. Ia harus menahannya sebisa mungkin. Walaupun dengan cara memohon dan memelas kasihnya yang Zayn tak yakin apakah Velicia merasakan hal yang sama dengannya atau tidak.

Melihat emosional Zayn meningkat, Velicia justru semakin gemas. Wajah di hadapannya ini mengetuk hatinya sangat keras. Ia dapat merasakan ketulusan dari perasaan suaminya itu. Teringat dari bagaimana sikapnya selama ini dalam merawatnya. Bagaimana perhatian Zayn padanya. Juga cinta dan kasih sayang yang di limpahkan oleh kedua mertuanya. keluarga ini, membuat Velicia merasakan cinta yang utuh. Ia di layani bak ratu. Walaupun bukan ratu mafia.

Karena ratu mafia justru bukan di layani melainkan di takuti. Mertuanya, Max bahkan sama sekali tidak menunjukkan kecurigaannya. Meskipun Velicia tau bahwa pria ia memiliki sesuatu. Karena hanyalah kelompoknya yang tau bagaimana meracik obat-obatan penangkal racun. Kini, kecurigaan Velicia terbukti. Max ada hubungan dengan kedua orangtuanya di masa lalu. Namun dia tak tau apa hubungan itu.

Velicia memajukan wajahnya. Dengan sedikit berjinjit ia meraih bibir Zayn.

HAISSHH.

TENGOK PAK USTADZ KETAWA, OTOR JADI NANGESSS, EH ...