NovelToon NovelToon
Tergila-gila Padamu

Tergila-gila Padamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: dochi_19

Benarkah mereka saling tergila-tergila satu sama lain?

Safira Halim, gadis kaya raya yang selalu mendambakan kehidupan orang biasa. Ia sangat menggilai kekasihnya- Gavin. Pujaan hati semua orang. Dan ia selalu percaya pria itu juga sama sepertinya.

...

Cerita ini murni imajinasiku aja. Kalau ada kesamaan nama, tempat, atau cerita, aku minta maaf. Kalau isinya sangat tidak masuk akal, harap maklum. Nikmati aja ya temen-temen

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dochi_19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebetulan

Mereka tengah makan siang bersama dengan sekumpulan orang yang sama di kantin. Seperti biasa Aditya dan Lisa selalu menjadi yang paling ceriwis. Sebentar lagi kelas 3 akan ujian, tapi tampaknya Gavin lebih santai. Gavin melirik ke meja paling pojok, Maura duduk di sana seorang diri. Dan ia bisa tahu makanan yang diambil Maura. Sup bening dan salad sayuran, menu gratis hari ini. Biasanya ia akan memberikan menu yang enak saat mereka makan siang bersama. Tiba-tiba ia teringat kejadian semalam, pasti di luar sekolah pun Maura akan menghemat makanannya. Berarti ia harus menyediakan daging di apartemen, setidaknya Maura bisa makan enak di sana.

"Kak, ada apa?" Gavin terkejut lantas menoleh pada Safira yang menatapnya.

Gavin menggeleng. "Aku baik-baik saja."

Safira menarik tangannya yang sebelumnya ada di punggung tangan Gavin. "Kakak kasihan sama dia? Mau ngajak dia ke sini?"

Gavin tergugu. "A-apa?"

Semua orang dibuat terkejut dengan pertanyaan Safira. Mereka baru sebentar bertunangan, tapi Gavin sudah memikirkan perempuan lain. Bukankah itu keterlaluan?

Safira tersenyum. "Aku tahu kakak itu orang baik, jadi tidak masalah kalau membantu dia sesekali."

"Safira yang bener aja!" Lisa berseru memprotes ucapan Safira.

"Biar gue yang ngajak dia ke sini," ujar Aditya yang mengerti Gavin tidak mungkin mengajak Maura sekarang.

"Kakak gak usah khawatir. Kita ini sudah bertunangan dan aku percaya sama kakak."

Gavin tersenyum lalu menggenggam tangan Safira. "Makasih."

Maura datang dan duduk bersama mereka. Suasana menjadi canggung, tapi tidak ada yang protes dengan itu. Banyak orang yang menatap meja mereka dan pastinya langsung update status di forum. Mereka yang ada di meja pura-pura tidak melihat, karna berita apapun itu akan langsung lenyap jika menyangkut Safira.

Sementara Safira terus terdiam. Gavin sesekali membahas bahan ujian dengan Maura. Ia jadi kesal. Tapi ia harus bisa menahannya. Karna dirinya percaya pada Gavin.

.

.

Safira terus menyusuri lorong rak buku di toko buku itu. Malam ini ia memutuskan untuk mencari udara segar. Tadinya ia meminta ditemani salah satu sabahatnya, tapi tampaknya mereka sibuk semua.

"Kebetulan sekali kita bertemu."

Safira melihat orang yang berbicara padanya. Gio. Safira menyipitkan matanya, menatap lelaki itu tajam, "kenapa kamu ada di sini?"

Gio tertawa pelan. "Kenapa kamu menatapku seperti itu? Aku bukan penjahat, Safira."

"Maaf."

Gio berdeham. "Kebetulan atau mungkin takdir."

"Jangan bercanda!"

"Aku berencana membeli komik, jangan salah paham dulu."

"Komik?" Safira sepertinya tertarik.

"Ya, kamu juga suka baca komik?"

"Aku belum pernah baca komik."

"Sama sekali?"

Safira menggeleng. "Sama sekali."

Gio tertawa. "Ayo! Aku akan merekomendasikan komik yang bagus." Gio menarik Safira ke rak berisi jajaran komik.

Gio merekomendasikan komik dengan chapter yang tidak banyak. Dirinya juga berencana meminjamkan beberapa koleksinya di rumah. Safira mendengarkan Gio yang sesekali memberikan spoiler tentang komik yang menurutnya bagus. Ini hal baru bagi Safira dan diam-diam ia tertarik untuk mengenal hal aneh lainnya.

.

.

Safira bersama ketiga temannya baru saja selesai mengantri makanan, sekarang mereka tinggal memilih tempat duduk.

"Safira, kak Gavin sama yang lain duduk di sebelah sana." Frisca menunjuk meja yang sudah diisi Gavin beserta sahabatnya, tapi kali ini ditambah sosok Maura.

"Apa kita duduk di meja lain aja?" tawar Ester ketika melihat raut wajah Safira yang suram.

"Ngapain jadi kita yang ngalah? Yang tunangannya itu Safira." Lisa seru keras hingga beberapa orang melirik mereka.

"Ayo kita ke meja kak Gavin aja." Safira akhirnya membuat keputusan. Mereka berempat pun menghampiri meja Gavin.

"Eh, ada Safira," ujar Aditya yang menyadari kedatangan mereka.

Mereka yang sebelumnya tengah mendiskusikan sesuatu, kini terdiam. Safira mengisi kursi kosong di sebelah Gavin. Ketiga temannya mengisi kursi kosong yang lain.

"Apa aku mengganggu kalian?" Safira bertanya menatap semua kakak kelasnya itu.

"Hah? Tidak, tentu saja tidak," jawab Aditya.

"Tadi mereka sedang membahas bahan ujian minggu depan." Reza yang menjelaskan.

Safira mengangguk. "Kalian lanjut saja, kami tidak akan mengganggu."

"Apa kamu makan dengan baik kemarin? Maaf aku tidak menghubungi." Gavin bertanya setengah berbisik, tidak ingin mengganggu diskusi Maura dan Aditya.

"Ya, kakak tenang aja." Safira menjawab disertai senyuman. Setelahnya Gavin bergabung dalam diskusi.

Reza beserta mereka yang masih kelas satu ikut menyimak, karna pembahasan mereka sepertinya akan berguna untuk nanti.

"Maaf, aku boleh gabung makan di sini 'kan?"

Semua orang secara bersamaan menatap orang yang tiba-tiba datang itu.

"Ngapain kamu ke sini?" Lisa yang pertama kali sewot.

"Aku ada urusan sama Safira, bukan kamu. Iya 'kan, Ra?" Gio menatap Safira.

Semua orang terkejut dengan panggilan akrab Gio pada Safira. Belum lagi tatapan tajam yang dilayangkan Gavin.

"Meja kita muat untuk satu orang lagi 'kan?"

Gio lantas mengambil kursi kosong di meja orang lain, ia meminta Lisa bergeser yang membuatnya tidak berhenti misuh-misuh.

"Ra, kamu ingat sama janji aku semalam? Ini, aku bawa beberapa koleksi aku buat kamu." Gio menyerahkan paper bag ke pangkuan Safira.

"Makasih."

"Apa itu?" tanya Gavin.

"Komik." Gio yang menjawab.

"Safira gak baca komik."

"Iya, tadinya. Sekarang dia baca."

Gavin menipiskan bibirnya.

"Jangan lupa kamu baca, ya, Ra. Ceritanya seru banget." Gio memegang punggung tangan Safira.

Gavin langsung menyingkirkan tangan itu. "Tangannya jangan ke mana-mana."

Gio terkekeh. "Sorry, kebiasaan."

"Safira, kita kembali ke kelas kamu." Gavin mengajak Safira yang langsung diikuti gadis itu.

.

.

RaiHalim : Maura ada mobil yang menunggu kamu di depan

Maura mengerutkan kening membaca pesan yang masuk di jam pulang-nya. Yang ia tahu Raisa sudah kembali ke Inggris, lantas siapa yang menunggunya di luar? Dengan sedikit tergesa ia membereskan barangnya di loker lalu keluar dengan langkah lebar.

Dan benar saja, sebuah mobil biru seperti menunggunya tidak jauh dari hotel. Maura menghampiri mobil tersebut. Seorang pria memakai setelan jas turun dari depan lalu berputar membuka pintu belakang untuk Maura. Tanpa bertanya ia pun masuk. Awalnya ia takut, tapi mengingat Raisa yang memberitahunya ia jadi sedikit tenang. Selama ini Raisa tidak melakukan hal yang membuat keluarganya dalam bahaya. Ada seorang lelaki di dalam mobil.

"Namaku Ryan, kuharap kita bisa bekerja sama ke depannya." Lelaki itu memperkenalkan dirinya. Lalu Ryan mengeluarkan sebuah cek dari saku jasnya. Diberikannya cek itu pada Maura. "Itu lima puluh juta untuk uang muka misi kamu."

"Jadi, selama ini kamu yang memegang kendali?"

"Bisa iya, bisa juga tidak. Raisa dan aku hanya saling membantu."

"Kenapa?"

"Jangan banyak tanya! Aku butuh kamu bukan untuk bertanya."

"Tapi kamu harus ingat, aku tidak ingin menyakiti Gavin."

Ryan menyeringai. "Ya, terserah kamu saja. Kamu ingin menyelamatkan Gavin 'kan? Kamu hanya perlu tetap berada di sisinya sampai dia yakin akan meninggalkan Safira."

"Tenang saja, aku gak mungkin membiarkan Gavin memasuki keluarga gila kalian itu."

Mobil berhenti di halte. Ryan menyuruh Maura turun yang langsung dilakukannya. Memang benar pandangannya, keluarga Halim itu gila. Dimulai dari Raisa yang memintanya merusak hubungan Gavin dan Safira. Ia pikir Raisa menyukai Gavin, ternyata salah besar. Sekarang muncul lagi orang yang punya tujuan sama. Sebenarnya seperti apa keluarga Halim itu? Kenapa Gavin harus disingkirkan? Ia harus melindungi Gavin, orang yang menjadi malaikat penyelamatnya.

.

.

TBC

1
hayalan indah🍂
bagus
Dochi19_new: makasih kak, pantengin terus ya kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!