NovelToon NovelToon
ZAREENA

ZAREENA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sandyakala

Setelah ibunya tiada, Zareena hampir dijadikan jaminan untuk melunasi utang-utang judi Sang Ayah.

Dia marah pada Ayahnya, tapi kasih sayang dalam hati Zareena jauh lebih besar, sehingga apapun akan Zareena lakukan untuk menyelamatkan sosok Ayah yang ia sayangi. Namun segala usaha Zareena pada akhirnya sia-sia, Ayahnya meninggal dan dia harus merelakan satu-satunya rumah peninggalan kedua orang tuanya jatuh ke tangan Sang bandar judi.

Saat itu, Zareena sudah putus asa dan hampir menyerah. Tapi takdir berkata lain, di tengah ketidak pastian akan hidupnya, Zareena justru terselamatkan oleh kehadiran Ethan, putra tunggal sekaligus pewaris keluarga Hawkins.

Siapa Ethan dan kenapa dia menolong Zareena? lalu bagaimana kisah keduanya berlanjut?. Yuk, baca kisah lengkapnya dalam novel ini.

Jangan lupa tinggalkan komentar dan like sebagai dukungan kamu, ya. Selamat membaca, terima kasih 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandyakala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Persetujuan

Zareena memasuki ruang makan, di sana sudah duduk seorang laki-laki yang masih mengenakan kemeja.

Dari jauh Zareena bisa melihat kegagahan lelaki tersebut. Lengan kemeja panjang yang digulung sampai sikut cukup menunjukkan guratan kekar tangan miliknya.

"Silahkan, Nona".

Elis menarik sebuah kursi untuk Zareena.

"Terima kasih", ucap Zareena pendek.

Elis menganggukkan kepala, melirik sebentar ke arah lelaki yang duduk di seberang Zareena lalu pamit dari hadapan mereka.

Untuk beberapa saat suana di ruang makan itu hening. Baik Zareena atau lelaki yang ada di sana belum ada yang bersuara.

"Ehm ...".

Terdengar sebuah suara dari arah belakang. Rupanya Alden yang datang.

Jam sudah menunjukkan lewat dari tengah malam tapi lelaki itu masih lengkap mengenakan jas hitamnya yang rapi.

"Silahkan Nona Zareena, nikmati terlebih dahulu makan malamnya", ucap Alden setelah dia berdiri di samping lelaki asing yang sejak tadi sudah duduk di seberang Zareena.

Zareena tersenyum kikuk. Dia merasa serba salah di meja makan itu.

Lelaki yang duduk di samping Alden mulai menikmati makan malamnya. Suasana kembali hening meski ada tiga orang di ruangan itu.

Butuh waktu sekitar tiga puluh menit untuk menyelesaikan agenda makan malam tersebut. Meski merasa kikuk dan serba salah, tapi Zareena tetap berusaha menghabiskan makan malamnya.

"Apa kamu sudah selesai makan?", tanya Si lelaki asing mulai membuka suara.

"Sudah", jawab Zareena pendek.

Lelaki di depan Zareena itu tampak memperbaiki posisi duduknya. Kedua tangannya saling menyatu di depan dagu. Kedua mata lelaki itu tajam bagai elang. Dia menatap lekat ke arah Zareena.

"Bagaimana keputusanmu?", tanyanya lagi pada Zareena.

Zareena yang sejak awal merasa bingung, kini semakin dibuat bingung dengan pertanyaan itu.

"Maaf, Tuan. Keputusan apa yang Anda tanyakan?", tanya Zareena hati-hati.

Mata lelaki itu melirik ke arah Alden seolah memberikan isyarat. Alden dengan sigap segera menghampiri Zareena dan kembali memberikan map biru yang beberapa jam lalu sudah Zareena baca isinya.

Zareena kembali menarik nafas dalam melihat map itu lagi.

"Maaf Tuan, bisakah Anda jelaskan terlebih dahulu, siapa Anda dan kenapa Anda menolong saya?", tanya Zareena formal.

Lelaki di depan Zareena menatap datar ke arahnya.

"Namaku Ethan. Aku ingin kita menikah".

Singkat, padat, dan jelas sekali jawaban lelaki bernama Ethan itu.

"Tuan, sebelumnya saya sama sekali tidak mengenal Anda. Jujur saja saya bingung dengan semua ini. Saya ...".

"Kamu tidak perlu berbicara seformal itu denganku. Tandatangani saja isi map itu dan aku pastikan hidupmu, keselamatanmu, dan masa depanmu akan terjamin selamanya", Ethan memotong ucapan Zareena.

Zareena mengernyitkan dahinya. Dia menggelengkan kepalanya sejenak.

"Maaf Tuan, bagaimana bisa saya menikah dengan lelaki yang tidak saya kenal? siapapun Anda, saya berterima kasih karena Anda sudah menolong saya. Tapi untuk menikah, sepertinya tidak bisa, Tuan", jawab Zareena yakin.

Ethan menarik nafas dalam dan kembali menatap Zareena dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"Aku sebenarnya tidak suka memaksa, tapi kali ini mau tidak mau aku harus memaksamu. Cepat tandatangani berkas itu dan kita menikah besok".

"Apa? menikah besok? Anda sudah gila, Tuan!", nada bicara Zareena mulai meninggi.

"Nona, tenanglah. Percayalah padaku dan Tuan Ethan. Coba Nona baca kembali isi berkasnya, tidak ada satu pun yang merugikan Nona di sana. Nona hanya perlu menikah saja dengan Tuan Ethan", Alden urun suara untuk kembali meyakinkan Zareena.

"Tuan, tapi ...".

"Tandatangani berkas itu dan akan aku pastikan rumah kedua orang tuamu menjadi milikmu kembali. Setelah kamu menyelesaikannya, beristirahatlah", ucap Etahan sebelum ia beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan Zareena bersama Alden.

Pikiran Zareena berkecamuk. Dia kembali membaca baris demi baris berkas yang tadi Ethan tawarkan. Memang isinya sama sekali tidak merugikan. Dalam berkas itu terlihat jelas bahwa Ethan hanya ingin berstatus menikah secara sah.

"Tuan ...".

"Panggilan saja aku Alden, Nona".

Zareena tersenyum tipis, "Baiklah, Alden, apakah benar rumah peninggalan kedua orang tuaku bisa aku dapatkan kembali?".

"Tentu saja, Nona. Tuan Ethan tidak pernah melanggar janjinya", jawab Alden yakin.

Zareena termenung sejenak. Dia masih tidak paham dengan situasi ini. Rasa penasarannya terhadap Ethan, Alden, dan orang-orang di rumah megah itu pun belum terjawab, tapi mengingat satu-satunya rumah peninggalan kedua orang tuanya membuat Zareena berani mengambil keputusan.

"Baiklah, aku pegang janji itu. Aku setuju menandatangani berkas ini", ucap Zareena seraya menggoreskan tinta hitam di berkas tersebut.

Senyum Alden mengembang. Setelah berjam-jam yang lalu dia berusaha meyakinkan Zareena, akhirnya gadis itu bersedia memenuhi keinginan Ethan

"Terima kasih, Nona. Tuan Ethan pasti akan sangat senang dengan persetujuan Nona", ujar Alden sumringah.

"Tolong jangan panggil aku nona. Aku tidak pantas mendapat panggilan sebaik itu, ya", pinta Zareena.

"Akan aku pertimbangkan, Nona".

Zareena tersenyum tipis. Setelah semua urusan di meja makan selesai, ia berpamitan pada Alden untuk kembali ke kamarnya.

Setelah Zareena pergi, Alden segera menuju lift. Dia naik ke lantai tiga menuju ruang kerja Ethan.

Ethan tampak sudah berganti pakaian dan duduk menatap layar laptop yang menyala di meja kerjanya.

"Ck, sudah selarut ini apa kamu tidak berisitirahat, Than?".

Ethan melirik ke arah Alden yang masuk ke ruang kerjanya dengan wajah sumringah.

"Bagaimana hasilnya?", tanya Ethan langsung pada inti pembicaraan.

Alden tidak memberikan jawaban, tapi dia langsung memberikan map biru di tangannya.

Ethan membuka map itu dan melihat sebuah tandatangan tampak terpatri jelas di dalamnya.

"Bagus. Atur pernikahanku dengan Zareena untuk besok sore. Tidak perlu ada pesta atau undangan, cukup pastikan pernikahan kami sah dan legal", perintah Ethan.

"Secepat itu? hmm ... baiklah, akan aku urus segera".

"Ethan, jujur saja aku masih penasaran dengan alasanmu menikahi Zareena. Selama aku menjadi asisten pribadimu, baru kali ini aku tahu tentang gadis itu", sambung Alden.

Ethan tersenyum tipis, dia melirik ke arah Alden yang kini memilih untuk merebahkan dirinya di sofa yang ada di depan Ethan.

"Apa aku harus punya alasan untuk menikahi seorang wanita?", tanya Ethan.

"Menurutku perlu. Aku tidak pernah mendengar apalagi mengenal Zareena, tapi kamu, baru sekali menyebut namanya langsung memberiku perintah untuk membujuk dia agar bersedia menikah denganmu. Bukankah itu aneh?", Alden balik bertanya.

Ethan tertawa kecil, "Tidak ada yang aneh, Al karena tidak semua hal dalam hidupku bisa kamu ketahui dengan sempurna".

Alden mengerucutkan bibirnya, dia merasa tidak terima dengan jawaban Ethan.

"Ya ya ya, baiklah Tuan Ethan Hawkins. Apapun alasanmu menikahi Zareena, aku harap kamu bisa bersikap lebih baik padanya. Meski aku tidak mengenalnya, tapi aku rasa dia gadis yang baik", celoteh Alden.

1
Dwi anggun
sangat oke sekali😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!