NovelToon NovelToon
Duda Pilihan Orang Tua

Duda Pilihan Orang Tua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:41.3k
Nilai: 5
Nama Author: my_el

Lavina tidak pernah menyangka akan dijodohkan dengan seorang duda oleh orang tuanya. Dalam pikiran Lavina, menjadi duda berarti laki-laki tersebut memiliki sikap yang buruk, sebab tidak bisa mempertahankan pernikahannya.

Karena hal itu dia menjadi sanksi setiap saat berinteraksi dengan si duda—Abyan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu Lavina mulai luluh oleh sikap Abyan yang sama sekali tidak seperti bayangannya. Kelembutan, Kedewasaan Abyan mampu membuat Lavina jatuh hati.

Di saat hubungannya mulai membaik dengan menanti kehadiran sosok buah hati. Satu masalah muncul yang membuat Lavina memutuskan untuk pergi dari Abyan. Masalah yang membuat Lavina kecewa telah percaya akan sosok Abyan—duda pilihan orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my_el, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Duda 24

Abyan tak membuang waktu lebih lama lagi. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas yang dia dapatkan malam itu. Tanpa bersusah payah untuk mencuci muka atau berganti pakaian yang layak, Abyan mengendarai mobilnya untuk segera tiba ke apartemen milik sang adik.

“Masuklah! Lavina ada di kamar,” ujar Aidan begitu membuka pintu apartemennya dan Abyan langsung mengangguk tanpa banyak berkata. “Abang, pelan-pelan saja ya. Jangan terlalu dipaksa. Aidan akan doain yang terbaik untuk kalian.”

“Terima kasih, Dek.” Abyan tak tahu lagi harus berkata apa kepada adiknya, yang senantiasa membantunya selama ini.

Lantas, pria itu dengan perlahan membuka pintu kamar yang ditempati istrinya. Ruangan yang temaram langsung dia lihat, kemudian netranya beralih pada tubuh ringkih sang istri yang bergelung dalam selimut tebal. Kaki panjangnya dibawa untuk mengikis jarak.

Begitu sepasang mata tajamnya bisa melihat lebih jelas wajah Lavina. Napas Abyan tercekat di dalam tenggorokannya. Keadaan sang istri membuatnya tanpa sadar meneteskan air mata.

Dengan jarak yang begitu dekat, dia bisa melihat mata Lavina yang sembab. Wajah yang lebih kacau diiringi lirihan pilu sesekali, secara tak langsung menampar Abyan. Betapa buruk dan gagalnya dia menjadi seorang suami yang seharusnya membahagiakan sang istri.

“Eung ... gak mau, Ma. S—sakit.”

Lavina kembali terganggu dalam tidurnya. Entah ibu hamil itu memimpikan apa. Dan itu berhasil membuat Abyan semakin merasa bersalah. Perlahan pria itu memberanikan diri untuk mendekat dan mengusap pelan kening sang istri dengan sangat halus. Khawatir makin mengganggu tidur istrinya.

“Sstt ... tenanglah, Lav,” gumam Abyan nyaris tak terdengar. Namun, berhasil membuat Lavina kembali lelap dalam tidurnya.

Hal itu membuat senyuman Abyan terbit sangat tipis. Lalu dia membenarkan selimut yang dipakai sang istri. Tangannya perlahan terulur untuk mengusap lembut perut Lavina yang sudah tampak membuncit.

“Maafin ayah, ya, Nak. Maafin ayah yang sudah bikin Ibu kamu bersedih. Baby jangan rewel dulu, ya, biar ibu kamu bisa istirahat. Ayah bakal temenin kalian malam ini,” bisik Abyan sebelum membubuhkan kecupan pelan di perut Lavina.

Mentari pagi mulai terbit menampakkan diri. Hal itu membuat ibu hamil yang merasa tidurnya nyenyak malam tadi terbangun dengan wajah yang lebih segar dibanding sebelumnya. Bahkan, rasa mual yang biasa dia rasakan di setiap paginya kini tak datang.

“Baby pinter sekali pagi ini gak rewel. Makasih, ya, Baby.” Lavina mengusap perutnya sebelum meregangkan badan dan keluar dari kamarnya.

Rasa haus yang menyerangnya membawa Lavina ke arah dapur. Namun, langkahnya seketika terhenti saat pintu kamar mandi di dekat dapur itu terbuka dan menampilkan sosok yang selama ini dia hindari. Tubuhnya mematung seakan terdapat magnet yang tak membiarkannya pergi.

Tak jauh berbeda dengan Lavina, Abyan pun terkejut dengan kehadiran sang istri. Untuk beberapa saat sepasang mata mereka bertemu, sebelum Lavina lebih dulu memutuskannya.

“Suda bangun?” Abyan membuka suaranya lebih dulu. Sedikit tergagap tetapi berhasil menarik perhatian Lavina.

“Kenapa kamu ada di sini?”

Jelas Abyan tak terkejut atas pertanyaan retorik dari istrinya, bahkan dia sudah mempersiapkan diri akan reaksi yang lebih buruk dari Lavina. Akan tetapi, istri cantiknya itu tidak melakukan seperti yang dia bayangkan. Lavinanya masih bersikap baik untuk dia yang sudah menjadi seorang bajingan.

“Maaf karena aku tiba-tiba ada di sini. Tapi, kita perlu bicara, Lav.” Abyan kembali memberanikan diri untuk memulai pembicaraan. Menaruhkan kesempatan yang dia punya demi mempertahankan hubungan mereka.

“Pergi.” Lavina mengalihkan tatapannya dari Abyan.

Abyan tentu saja terkesiap dengan pengusiran sang istri yang masih terbilang sangat baik. Tak ada teriakan, atau suara yang lebih keras dari biasanya. Istrinya itu justru berucap pelan, dan dia bisa melihat mata itu berkaca-kaca sebelum beralih darinya.

“Baiklah, mas gak akan maksa. Mas akan tunggu sam—“

“Aku mau kita cerai.”

Perkataan Lavina bagaikan belati yang berhasil menikam tepat di jantungnya. Untuk beberapa saat waktu seakan berhenti, bahkan dia tak bisa bereaksi apa pun. Lidahnya terlalu kelu, tak siap dan tak akan pernah siap mendapatkan pernyataan pahit dari istrinya—Lavina.

“Kita bicara lagi nanti. Aku sudah siapkan susu sama sarapan buat kamu. Aku akan keluar dulu sebentar,” ujar Abyan lalu melangkah pergi meninggalkan Lavina yang menatap kepergiannya sampai hilang tertelan pintu.

***

Hampir setiap hari Abyan selalu datang mengunjungi Lavina. Anehnya lagi, wanita itu tak pernah tahu kapan pria itu datang, sebab dia hanya akan melihat kehadiran pria itu setiap pagi di dapur mempersiapkan susu dan sarapan untuknya.

Lavina curiga Abyan itu datang saat dia sudah terlelap dalam tidurnya. Karena dia baru menyadari tidurnya cukup nyenyak beberapa malam terakhir. Sepertinya anak yang tengah dia kandung tak ingin berjauhan dengan sang ayah.

“Buah potongnya sudah aku siapkan di kulkas. Kamu nanti bisa langsung makan saja. Mas juga udah stok susu sama camilan sehat lainnya. Kalau nanti kamu ingin makanan lain atau butuh sesuatu, kamu bisa hubungi Aidan atau Luna itu pun kalau kamu masih belum mau menghubungi mas,” ujar Abyan panjang lebar yang lagi-lagi tak dihiraukan oleh istrinya.

Namun, kali ini Lavina tak banyak bicara dan mulai duduk di meja makan. Setidaknya hal itu membuat Abyan tersenyum kecil dan bernapas lega.

“Apa sekarang kamu sudah mau bicara sama Mas?” Abyan kembali mencoba peruntungan dengan harap-harap cemas.

Lavina sontak menatap tajam Abyan. “Berisik!”

Abyan seketika mengatupkan rahangnya. Mengangguk mengerti dan melangkah keluar apartemen, seperti yang biasa dia lakukan. Bukan menyerah, tetapi dia mengutamakan kenyamanan Lavina.

“Kenapa kamu bersikap seperti ini, Mas?” gumam Lavina kembali terisak ketika Abyan telah pergi dari pandangannya.

Malam ini hujan turun dengan derasnya, tetapi Abyan tak acuh dan menerobos hujan itu demi mendapatkan bebek goreng keinginan istrinya. Dia tak mau ngidamnya sang istri tak keturutan, terlebih masih ada dia yang sanggup memberikan apa pun pada wanita yang dia cintai itu.

Setelah basah-basahan menerjang hujan, Abyan tiba di apartemen tempat Lavina tinggal. Di sana ada Aidan serta Luna yang menemani istrinya.

“Aduh, Bang! Gue udah nelpon berkali-kali buat nunggu hujan reda aja belinya. Gak taunya hp-nya gak abang bawa,” lontar Aidan langsung memberikan handuk pada kakaknya.

“Gak apa-apa, Dek.” Abyan tersenyum dan meminta ijin untuk menggunakan kamar mandi.

Sementara itu Luna menyiapkan makanan Lavina di meja makan dan ibu hamil itu baru saja keluar dari kamarnya.

“Loh! Aidan jadi beli? Kan, gue udah bilang gak usah soalnya hujan deres banget,” kaget Lavina menatap bebek goreng yang tentunya berhasil menarik minatnya.

“Bukan Aidan, tapi laki lo yang beli. Nerobos hujan dia,” sahut Luna sedikitnya membuat Lavina terkesiap. “Ayo dimakan dulu keburu dingin!”

Lavina menurut, sebab dia memang sangat menginginkan bebek goreng itu sampai rasanya air liurnya memberontak keluar. Begitu ada bebek goreng itu depannya, mana mungkin dia menolak. Jelas akan dia makan dengan senang hati, mengesampingkan perasaan marah dan kecewanya pada Abyan.

“Lo gak mau ngasih kesempatan buat Abang memperbaiki semuanya?” Suara Aidan terdengar penuh harap, begitu bergabung di meja makan.

“Keputusan gue udah bulat, Dan. Kakak lo itu masih belum selesai dengan masa lalunya dan gue gak mau menjadi orang yang menghalangi perasaan mereka,” balas Lavina yang mendadak tak lagi nafsu untuk makan.

“Kenapa lo bisa seyakin itu kalau abang sama perempuan gila itu masih belum selesai dengan perasaannya, Vin?” tanya Aidan mulai merasa frustrasi membujuk Lavina.

“Setidaknya kasih Abang waktu buat memberi penjelasan ke lo, Vin.” Luna ikut menimpali, membujuk temannya itu.

Lavina bergeming kemudian menghela napas panjang. “Gue ngantuk. Makasih makanannya.”

Ibu hamil itu meninggalkan area meja makan, masuk ke dalam kamarnya. Tak lagi menginginkan bebek goreng yang masih tersisa separuhnya. Dia lelah, dan tak mau mendengar bujukan yang terus-menerus dia dengar beberapa hari terakhir.

Tanpa Lavina sadari, sedari tadi Abyan mendengar semua penuturannya dengan helaan napas panjang. Kepalanya serasa bertambah berat dengan rasa pening yang tiba-tiba melandanya.

“Kamu kecewa banget, ya, Lav. Maafin mas, ya, Lav. Maaf,” lirih Abyan sebelum kesadarannya menghilang tanpa bisa dicegah.

Brak!

*

*

Selamat siang semua

Udah siap ke rumah sakit menjenguk Abyan

Atau kalian lebih siap ke pengadilan untuk mengurus surat cerai yang Lavina pengenin?

Wkwkwk see you

1
Vajar Tri
buahahahhahaha kalau nyonyah sudah berbicara maka mas Aby akan menurut ..... pintar nya ele ele 🤣🤣🤣🤣 kanjeng ratu tiada tandingan 🤭🤭🤭
Vajar Tri
mauuuuu banget Thor di tunggu up sama ya Ter Ter Ter baru 🤭🤭🤭🤭🤩🤩🤩🤩🤩semangatttt
Vajar Tri
selamat akhir pekan juga Thor 🥳🥳🥳 jangan lupa up nya di tambahin 🤭🤭🤭
Vajar Tri
buahahahahahahah ke gep pak boz... niat Lavina dinginin hati Aby biar 🔥 nya mati kok kayaknya malah tambah gede ya .... 🤣🤣🤣🤣 resiko Bunya istri blaem blaem kece ..... mas Aby sini aku kipasin sama kipas sate baru aku siapa tahu adem 🤣🤣🤣🤣
Sarah Sarah
god
Reni Anjarwani
doubel up thor
Vajar Tri
Aby Meleng sedikit ajj istri nya udah ada yang nyamperin 🤣🤣🤣🤣 air air air siapin air buat Aby biar tenang 🤣🤣🤣 tapi siapa ya yang ngajak ngobrol 🤔🤔🤔
El: wkwkwk maklum istrinya selain cantik punya aura centil 🤣
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
El: nanti siang yaa 😉
total 1 replies
Azizah az
mau dong mas 🤭🤭
Azizah az: mau up yg banyak 😁😁
El: hei mau apa ini 😭
total 2 replies
Vajar Tri
adu...du..Du Abang meleleh karna tingkah adek 🤣🤣🤣
El: wkwkw abyan lemah sama bininya 🤣
total 1 replies
Vajar Tri
ancaman ny bang mantaf ....biar gak jadi mundur aidan 🤭🤭😁😁 mana lagi atuh Thor up nya 🤭🤭
Vajar Tri
semangat membara 🔥🔥🔥Thor 🥳🥳🥳 lanjut kuy💃💃💃
Vajar Tri
Thor kau gantungkan lagi bikin aku tambah penasaran 🥳🥳🥳
Reni Anjarwani
lanjut
El
nanti malem yaa
Reni Anjarwani
doubel up thor
Vajar Tri
ihh gemesss gemes gemes sama author up nya kurang 😁😁😁
Ana Isti
lanjut dong kk
Vajar Tri
lho lho lho lav kamu kenapa ...hayooo Aby nakal ya 🤭🤭🤭
Reni Anjarwani
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!