Felicya Si Gadis Bar-bar

“Jadi kalian rela pindah kesini hanya untuk menyusul Feli begitu?” tanya Yohan.

“Ya.. Karena kami gak bisa jauh darinya” jawab Vian.

“Apa kalian sedekat itu?” tanya Kei.

“Ya kami memang dekat.. Dan kedekatan kami sudah dari sekolah dasar” jawab Vian.

“Kalau suatu saat Feli punya pacar dan pacarnya merasa risih kepada kalian berdua yang terlalu dekat dengannya bagaimana?” tanya Regan.

Vian dan Levin memandang Feli.

“Gue gak akan mau menjalin hubungan dengan seseorang yang gak menerima sahabat gue sendiri” ucap Feli.

“Meskipun loe mencintainya?” tanya Rei.

“Ya.. Meskipun gue mencintainya”.

“Loe memang sahabat kita” ucap Levin yang memeluk Feli.

Feli pun mengusap-usap kepala Levin.

Perlakuan Feli kepada Levin membuat mereka disitu yang berniat mengejar Feli merasa kepanasan sendiri.

“Apa gue bilang temen adek gue cowok semua.. Bagi yang cemburuan mending jangan deketin adek gue yang ada makan hati tiap hari” ucap Raka yang mengingatkan keempat sahabatnya karena tidak mau sahabatnya sakit hati.

Mereka yang mendengar ucapan Raka hanya diam.. Karena memang ucapan Raka ada benarnya.

Terdengar suara ponsel berdering pertanda ada panggilan masuk, Ternyata ponsel Levin yang berbunyi. Dan dia pun mengangkatnya.

“Bagai mana keadaanmu disana Vin?” tanya sang ayah.

“Aku baik.. Dan aku sudah bertemu adikku”.

“Apa sekarang dia ada di sana?”

“Ya” jawab Levin.

Panggilan telepon pun berubah menjadi panggilan video.

“Kenapa papi merubah panggilan video?” tanya Levin kepada ayahnya.

“Papi ingin bicara dengan adikmu”.

Levin pun memberikan ponselnya kepada Feli.

“Hai Pi.. Gimana kabarnya disana?” tanya Feli.

“Papi baik.. Kamu sendiri?”.

“Aku baik juga”.

“Syukurlah.. Oya nak Papi titip kakak-kakak mu disana padamu ya, Kalau ada kamu mereka tidak akan bertingkah”.

“Siap Pi tenang aja.. Nanti kalau mereka bertingkah aku akan melaporkannya pada papi”.

“Papi percaya padamu. Kalau kamu butuh apa-apa hubungi saja papi”.

“Ok Pi”.

“Ya sudah kalau begitu nanti papi telepon lagi karena papi masih ada pekerjaan” ucap Papi Dean.

“Iya Pi kalo gitu lanjut aja kerja nya”.

Lalu panggilan itupun berakhir.

“Dek kelihatannya kamu sangat dekat dengan papinya Levin?” ucap Raka.

“Ya karena dulu setiap aku mendapat masalah di sekolah yang mengharuskan memanggil orang tua aku selalu meminjam papi Dean kepada Levin”.

“Kenapa kamu gak menghubungi mamah sama papah?” Ucap Raka.

“Karena aku gak mau ketahuan sering bermasalah dan berakhir di boyong kesini” ucap Feli.

“Tapi tetap berakhir disini juga” .

“Iya karena Oma yang mengadu pada papa”.

“Feli.. Memangnya loe kenapa gak mau pulang kesini? Kan orang tua loe disini” tanya Kei.

“Karena udah nyaman aja di sana”.

Tak terasa bel masuk pun berbunyi. Dan mereka pun masuk ke dalam kelasnya masing-masing.

Galaxy yang sedang berada di kediamannya sedang bersiap-siap untuk menjemput Feli karena sebentar lagi dia pulang dari sekolah.

“Mam.. Aku berangkat sekarang” ucap Galaxy.

“Ya hati-hati” ucap Luna yang sedang menyiapkan makanan untuk menyambut Feli.

Setelah berkendara selama setengah jam akhirnya Galaxy pun sampai ke depan sekolah Mandiri.

Dia pun menunggu di dalam mobilnya karena bel sekolah masih harus menunggu lima menit lagi.

Setelah bel pulang berbunyi para muria SMA Mandiri berhamburan keluar untuk pulang, Galaxy pun keluar dari mobilnya untuk menunggu Feli.

Dia berdiri kesamping mobil dengan menyilangkan kedua tangannya di dada. Penampilannya sungguh menarik perhatian kaum hawa yang melihatnya.

Sedangkan yang di tunggu sedang berjalan dengan kedua sahabatnya untuk keluar. Dan di susul Most wanted di belakang mereka.

“Dek.. Kamu jadi di jemput” tanya Raka.

“Jadi.. Orang nya udah di depan ni udah chat” ucap Feli.

“Oh ya udah”.

Saat mereka semua menuju parkiran Feli malah berjalan kaki menuju gerbang.

“Guys gue duluan ya” ucap Feli.

“Loe kok jalan kaki?” tanya Vian.

“Gue udah di jemput” jawab Feli.

“Raka adek loe kenapa jalan kaki” tanya Kei.

“Ada seseorang yang jemput dia” jawab Raka.

Mereka yang mendengar Feli di jemput seseorang ingin melihat siapa yang menjemputnya .

Teman-temannya dan Most wanted SMA  Mandiri melihat Feli menghampiri seorang pria yang terlihat dewasa darinya dan penampilan pria itu bisa di katakan tidak biasa. Dari dia yang membawa mobil mewah dan dengan wajah tampannya membuat siapa saja yang berniat bersaing mendapatkan hati Feli akan merasa rendah di hadapannya.

“Udah lama nunggu ya kak?” tanya Feli pada Galaxy.

“Baru saja sampai.. Masuk yuk” ucap Galaxy dengan membukakan pintu mobilnya untuk gadis itu.

“Iya kak”.

“Raka.. Itu adek loe pulang sama siapa?” tanya Yohan.

“Pacar baru nya kali” ucap Raka memanasi temannya.

“Saingan buat dapetin adek loe terlalu banyak.. Apalagi yang tadi jemput dia kelihatannya dia saingan terberat.. udah down duluan gue sebelum berjuang” ucap Kei.

“Haha.. Gue bilang juga apa lebih baik kalian berpikir dua kali deketin adek gue”.

“Vian.. Levin.. Loe berdua memangnya gak punya perasaan sama sekali sama feli?” tanya Yohan.

“Bohong kalo kita bilang gak punya perasaan padanya” ucap Vian.

“Jadi kalian juga suka sama adek gue” ucap Raka.

“Siapa sih cowok yang gak suka sama cewek secantik dan sebaik adek loe kak” jawab Vian.

“Kita berdua malah udah pernah nembak dia tapi di tolak mentah-mentah” jawab Levin.

Ucapan Levin membuat mereka memandangnya.

“Terus apa kalian gak sakit hati ngeliat dia dekat sama cowok lain contohnya seperti tadi?” tanya Rei.

“Mana mungkin gak sakit hati.. Tiap hari makan hati malah, tapi kami lebih mementingkan persahabatan kami dari pada perasaan kami sendiri” ucap Vian.

“Kami selalu mendukung dia dengan siapapun pilihannya nanti.. Selagi orang itu mampu menjaga dan membahagiakan Feli” timpal Levin.

“Pantas saja adek gue betah sahabatan sama kalian.. Gue salut dengan cara kalian mengekspresikan perasaan kalian sendiri.. Dan tau mana yang lebih patut di perjuangkan” ucap Raka.

Di parkiran sekolah terlihat dua gadis yang memperhatikan Feli dengan pandangan kebencian.

"Lihatlah murid baru itu.. Semua cowok dia pengen dapetin, dari mulai Most wanted di sekolah kita, murid baru dan sekarang cowok yang tadi jemput dia di depan gerbang.. Memang dasar cewek murahan" ucap Elsa.

"Ya loe benar baru pertama masuk aja udah membuat kehebohan dan menarik perhatian yang lain.. Kita harus memberi dia pelajaran.. Apalagi yang udah dia lakukan ke kita kemarin belum sempat kita balas" timpal Vanes.

"Kalau begitu kita harus menyusun rencana agar dia bisa di keluarkan dari sekolah ini bagaimana?" ucap Elsa dengan pikiran piciknya.

"Ok.. Berani-beraninya dia ngelawan kita" ucap Vanes.

"Btw Clara lama amat ke toilet nya.. Gue Ampe jamuran nunggu dia" ucap Elsa kesal.

"Tuh anak nya datang baru juga di omongin" ucap Vanes.