Di kota kecil bernama Harapan Senja, beredar cerita tentang sosok misterius yang dikenal sebagai "Sang Brandal." Sosok ini menjadi legenda di kalangan warga kota karena selalu muncul di saat-saat genting, membantu mereka yang tertindas dengan cara-cara yang nyeleneh namun selalu berhasil. Siapa dia sebenarnya? Tidak ada yang tahu, tetapi dia berhasil memenangkan hati banyak orang dengan aksi-aksi gilanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xy orynthius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 34
...yang dia bawa, berusaha meretas kunci elektronik pada pintu besar itu. Sementara itu, Kai dan Viktor menjaga punggungnya, memastikan tidak ada yang mendekati mereka.
Setelah beberapa detik yang terasa seperti berjam-jam, Zed akhirnya berhasil membuka kunci pintu. "Berhasil," bisiknya dengan lega.
Kai mengangguk, membuka pintu dengan hati-hati. Mereka melangkah masuk ke dalam ruang utama yang luas dan penuh dengan peralatan canggih. Di tengah ruangan, terdapat sebuah meja besar yang dipenuhi dengan monitor yang menampilkan berbagai informasi, grafik, dan video dari berbagai titik di seluruh kota.
"Ini pasti pusat kendali mereka," gumam Viktor sambil melihat sekeliling. "Kita harus cepat. Cari informasi tentang Proyek Apocrypha."
Zed segera menuju meja tersebut, mulai memindai data yang tersedia. Jari-jarinya menari di atas keyboard, mencoba mengakses file-file yang dilindungi oleh lapisan keamanan yang rumit. Sementara itu, Kai dan Viktor tetap waspada, menjaga pintu masuk.
Setelah beberapa saat, Zed berseru, "Gue nemuin sesuatu! Ini dia, Proyek Apocrypha." Dia menampilkan sebuah file besar yang berisi informasi tentang operasi rahasia Volkov.
Kai mendekat untuk melihat lebih dekat. "Apa isinya?"
Zed membaca dengan cepat, matanya bergerak cepat di sepanjang baris-baris teks. "Proyek Apocrypha adalah inisiatif besar untuk mengambil alih kontrol penuh atas jaringan kriminal di seluruh kota. Mereka nggak cuma mau nguasai pasar gelap, tapi juga meretas sistem pemerintahan, infrastruktur, dan bahkan komunikasi masyarakat umum."
Viktor bergabung dengan mereka, matanya melebar ketika dia mendengar penjelasan Zed. "Ini bukan sekadar operasi biasa. Mereka benar-benar berencana untuk menciptakan kekacauan dan mengambil alih semuanya dari bayangan."
Kai menatap layar dengan serius. "Kita harus menghentikan ini. Kalau mereka berhasil, nggak cuma kita yang dalam bahaya, tapi seluruh kota."
Zed mengangguk. "Gue bakal unduh semua data ini. Dengan bukti ini, kita bisa melawan mereka, atau setidaknya menyebarkannya ke publik."
Tiba-tiba, suara alarm berbunyi keras di seluruh ruangan. Pintu-pintu otomatis mulai menutup, dan lampu merah menyala, menandakan bahwa mereka telah terdeteksi.
"Sial! Mereka tau kita di sini!" Viktor berseru, mengambil posisi di belakang meja, siap menghadapi serangan yang akan datang.
Kai segera berlari ke arah pintu, mencoba membuka jalan keluar, tapi pintu tersebut terkunci dengan aman. "Kita terjebak! Zed, lo harus cepet!"
Zed dengan panik mempercepat proses unduhan, sementara Kai dan Viktor bersiap menghadapi siapa pun yang masuk. Mereka bisa mendengar langkah kaki yang mendekat dari luar ruangan—Volkov tidak akan membiarkan mereka keluar hidup-hidup.
"Sedikit lagi... sedikit lagi..." Zed bergumam dengan suara bergetar.
Kai berusaha tetap tenang meskipun keadaan semakin genting. Dia tahu bahwa jika mereka tertangkap sekarang, semuanya akan berakhir. "Viktor, siap-siap," katanya dengan nada penuh ketegangan.
Pintu akhirnya terbuka dengan keras, dan sekelompok pria bersenjata masuk, senjata mereka terarah ke trio yang terpojok. Viktor melepaskan tembakan pertama, memicu baku tembak sengit di dalam ruangan.
Peluru-peluru berdesingan, menghantam meja, dinding, dan peralatan di sekitar mereka. Kai dan Viktor berusaha bertahan, menggunakan meja dan peralatan sebagai perlindungan, sementara Zed terus fokus pada unduhan data yang hampir selesai.
"Gue selesai!" Zed berseru dengan nada putus asa. "Kita harus keluar dari sini, sekarang!"
Kai melemparkan granat asap yang telah dia siapkan sebelumnya ke tengah ruangan, menciptakan awan tebal yang mengaburkan pandangan musuh. "Lari!"
Mereka bertiga bergegas menuju pintu keluar, menggunakan asap sebagai perlindungan dari tembakan yang terus berdatangan. Dengan kesulitan, mereka berhasil membuka pintu dan melarikan diri ke koridor.
"Tangga darurat! Ke sana!" Viktor memimpin jalan, mengarahkan mereka menuju tangga yang mengarah ke lantai bawah.
Langkah kaki dan suara tembakan masih terdengar di belakang mereka, tapi mereka tidak punya waktu untuk berhenti. Mereka berlari sekuat tenaga, melompat menuruni anak tangga dengan cepat.
Ketika mereka mencapai lantai dasar, Viktor segera menemukan pintu keluar darurat yang mereka rencanakan sebagai jalan keluar. Mereka berlari ke luar bangunan, menemukan diri mereka di halaman belakang yang luas.
Mobil yang mereka parkir sebelumnya masih berada di sana, dan mereka segera melompat masuk ke dalamnya. Kai menghidupkan mesin, dan dengan cepat, mereka meluncur keluar dari kompleks itu dengan kecepatan tinggi.
Di belakang mereka, gedung besar itu kini penuh dengan hiruk-pikuk, alarm berbunyi terus-menerus, dan para penjaga berusaha mengejar. Tapi mereka sudah terlambat. Kai memacu mobilnya dengan kecepatan penuh, membawa mereka menjauh dari bahaya.
Setelah beberapa menit yang terasa seperti seabad, mereka akhirnya berada di jalan utama, meninggalkan kompleks itu jauh di belakang. Ketegangan di dalam mobil masih terasa, namun mereka tahu bahwa mereka telah lolos dari bahaya yang mengintai.
"Lo berhasil dapetin datanya?" tanya Kai sambil menjaga matanya tetap fokus pada jalan.
Zed mengangguk, terengah-engah. "Ya, semua sudah ada di sini. Ini lebih dari cukup untuk menghancurkan Volkov."
Viktor bersandar di kursinya, mencoba menenangkan napasnya yang masih berat. "Tapi kita harus bertindak cepat. Begitu mereka sadar apa yang kita ambil, mereka akan melakukan apa pun untuk merebutnya kembali."
Kai menatap jalan di depan dengan tekad yang bulat. "Kita nggak akan biarkan itu terjadi. Kita akan menyebarkan informasi ini, dan memastikan semua orang tau rencana mereka. Volkov mungkin kuat, tapi mereka nggak bisa melawan kebenaran."
Malam itu, mereka melaju ke arah markas rahasia mereka yang lain, tempat mereka bisa berlindung sementara dan mempersiapkan langkah selanjutnya. Dengan data yang mereka peroleh, Kai tahu bahwa mereka memiliki kesempatan untuk mengakhiri ancaman Volkov sekali dan untuk selamanya.
Namun, dia juga sadar bahwa pertarungan ini belum berakhir. Volkov adalah musuh yang berbahaya, dan mereka tidak akan mundur tanpa perlawanan. Tapi dengan Zed dan Viktor di sisinya, serta tekad yang tak tergoyahkan, Kai siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang.
Malam semakin gelap saat mereka melaju menuju tujuan mereka. Di kejauhan, lampu-lampu kota berkilauan, seolah-olah menyambut mereka dengan harapan baru. Kai tahu bahwa perang ini masih panjang, tapi dia juga tahu bahwa mereka telah mengambil langkah besar menuju kemenangan. Dan itu adalah langkah yang tidak akan pernah dia sesali.