Setelah mendapatkan notifikasi aneh yang menawarkannya untuk menjadi Raja Peradaban, Nova dikejutkan oleh Sistem yang terikat dengannya saat Secara misterius terbangun di pulau terpencil.
Demi bisa bertahap hidup dan memecahkan misteri kedatangannya dan teman-temannya ke pulau misterius ini, mereka pun bekerjasama untuk membangun peradaban baru demi bisa pulang ke rumah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon polacirius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelompok Yang Melarikan Diri
Indra tidak mampu melakukan apapun saat melihat manik hazel Nova yang menyiratkan sebuah kesungguhan. Indra tahu betul bahwa tidak ada siapapun dan apapun yang dapat menghentikan Nova ketika pemuda itu sudah bertekad untuk melakukan sesuatu.
“Selamatkan dia lebih dahulu, baru pikirkan langkah berikutnya.” Nova segera bergerak mengambil beberapa langkah untuk mengikis jarak dengan beruang cokelat besar itu.
Indra hanya diam bergeming. Sedangkan Ogy dan Taki hanya saling memandang dalam kebingungan. Setelah terdiam beberapa saat dan melihat Nova tengah menarik tali busurnya. Bersiap menembakkan panah batu untuk menarik perhatian beruang cokelat.
Indra meminta Ogy dan Taki untuk berpencar dan bersiap membantu Nova, tidak lupa memperingatkan untuk tetap menjaga jarak aman.
Splas!
Luke yang tengah bersiap menerima ayunan cakar berbulu dan berkuku panjang itu, terlonjak kaget tak kala sebuah anak panah menancap di pundak kiri sang beruang.
Beruang cokelat menoleh ke arah Nova yang tersenyum puas setelah memberikan sapaan menyakitkan.
Beruang cokelat itu lantas menggeram, dan berlari menuju Nova untuk melancarkan serangannya. Dalam jarak tertentu, sebuah anak panah kembali terbang dan menancap pada bagian belakang sang beruang.
Berbeda dengan panah yang Nova berikan, panah ini terikat dengan sebuah tali. Begitu tali kembali ditarik, anak panah terpaksa tercabut dan mengoyak daging beruang cokelat sehingga membuatnya berdarah.
Suara raungan menggema dalam hutan. Luke tidak mengerti dengan keadaan yang tengah dialaminya. Ia masih bergeming di tempat.
“Apa racunnya tidak mempan?” bingung Nova dalam hati.
Lagi-lagi anak panah besi yang diikat kembali terbang dan menancap menembus kulit berbulu itu. Setelah serangan demi serangan di lancarkan.
Si Putih keluar dari persembunyiannya, menerkam sang beruang cokelat. Kesempatan yang diberikan oleh si Putih mereka manfaatkan dengan baik. Semua orang dengan serempak menembakkan panah beracun ke arah beruang itu.
Setelah beberapa saat berlalu, beruang itu berhenti memberikan perlawanan dan menyerah dengan kematiannya.
“Kita sungguh membunuhnya?” Ogy berlutut tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa benar-benar berhasil memburu beruang cokelat.
Indra mengusap peluh di dahinya. “Rasanya aku sudah melanggar undang-undang perlindungan hewan.”
“Aku ragu hukum seperti itu akan berlaku di tempat ini.” Nova menyampingkan busurnya dan segera menghampiri Luke.
“Kau baik-baik saja?” tanya khawatir.
Luke yang masih tidak mengerti dengan situasi hanya terdiam. Ia memegang bahunya yang terluka dan kemudian berdiri membuat Nova dan lainnya kebingungan.
“Terimakasih untuk pertolongan kalian. Aku pikir aku akan mati karena beruang.”
“Jangan dipikirkan. Lebih baik kita mengobati lukamu terlebih dahulu,” ucap Nova.
Namun, detik berikutnya ia malah membeku. ‘Bisa-bisanya aku lupa kalau aku tidak punya kain atau perban yang dapat digunakan untuk membalut lukanya.’
Indra yang melihat sikap Nova hanya mendesah dan melepaskan kemeja yang dipakainya. “Gunakan ini untuk menghentikan pendarahannya. Kita lebih baik kembali ke kamp dan bertanya apakah ada yang tahu mengenai tanaman obat-obatan untuk menyembuhkan luka,” tutur Indra bijak.
Nova menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “kau memang bisa diandalkan.”
Indra lagi-lagi mendesah. “Karena aku tahu kau pasti akan begitu.”
Mendengar kata obat-obatan yang Indra katakan, Luke tiba-tiba teringat dengan alasannya ia meninggalkan kelompoknya.
“Apa temanmu itu juga tahu tanaman untuk mengobati demam?” tanyanya dengan wajah serius yang membuatnya malah menjadi mengerikan.
Keduanya saling memandang satu sama lain dengan tidak yakin. Melihat itu, Luke mendesah dan menceritakan apa yang terjadi kepadanya. Ia juga membawa kelompok Nova yang telah membantunya menemui adik dan ketiga temannya yang lain.
***
“Apa mereka sungguh akan baik-baik saja?” Tasya tidak bisa berhenti khawatir. Memikirkan Nova dan lainnya akan bertarung dengan beruang sangat menakutkan untuknya.
Beruang adalah salah satu hewan agresif yang dapat membunuh manusia. Tidak hanya Tasya, tetapi yang lainnya juga sangat khawatir.
Suasana di kamp tidak terlalu baik karena semua orang tidak terlalu bersemangat untuk melakukan sesuatu selain hanya khawatir dengan keselamatan Nova dan lainnya.
“Apa Kak Nova benar-benar akan kembali dengan selamat?” tanya Fani sambil memeluk Dina.
“Tenang saja, Fani. Nova adalah seorang yang bisa membawa keajaiban, tentu saja ia pasti akan kembali dengan selamat bersama yang lainnya.”
Tepat setelah Dina mengatakan hal itu, suara geraman si putih terdengar dan sosok Nova juga lainnya terlihat.
“Akhirnya kita sampai,” ucap Nova bernapas lega.
Melihat Nova dan lainnya baik-baik saja, semua gadis akhirnya bisa tenang. Mereka bergegas memeluk Nova dan menangis sejadi-jadinya.
Dina hanya bisa melihat mereka dengan canggung dari tempatnya. Sedangkan, Nova malah gugup dan setengah takut. Ia pikir sudah melakukan hal yang salah dan membuat semua gadis-gadis ini menangis.
“Huwaaa … ku pikir tidak bisa melihatmu lagi, Nova. Aku sangat takut karena kau akan mengingkari janjimu untuk membuatkan ku selimut hangat!”
“Oi, jadi kau lebih khawatir selimutmu tidak jadi?”
Setelah menenangkan gadis-gadis itu, akhirnya Nova bisa bernapas lega dan menjauhkan diri dari mereka. Ia sudah sangat tidak nyaman karena laser pemusnah terus menatapnya terus-menerus.
“Apa kalian baik-baik saja?” akhirnya Dina memberanikan diri untuk mendekat.
“Ya, kami baik-baik saja dan kami juga membawa beberapa orang,” jawab Nova.
Ia memanggil Luke dan lainnya untuk segera menampakkan diri, dibarengi si Putih yang menarik tubuh beruang.
Para gadis menatap tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
“Sungguh seekor beruang!”
tapi mantep lah, soalnya ane suka cerita atau main game tema survival kek gini 😹