Karamel Vyora Antares memutuskan untuk mengakhiri rumah tangga nya setelah mengetahui bahwa suaminya Rakhayasa Kafka Majendra masih mencintai mantan kekasihnya, bahkan Kafka berencana akan menikahi kekasihnya.
Vyora akhirnya lebih memilih pergi dan merelakan suaminya bersama mantan kekasihnya. Namun saat Vyora dan Kafka resmi bercerai ternyata Vyora sedang mengandung benih Kafka.
Akankah Vyora kembali pada Kafka demi benih yang sedang dikandungnya?
"Aku akan mendapatkan mu kembali apapun caranya" Rakhayasa Kafka Majendra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Muncul Lagi Di Hadapan Ku!
Bugh
Bugh
Kafka menghajar Nando dengan membabi buta. Dia tidak menghiraukan anak-anak nya yang bertepuk tangan menyaksikan aksi Daddy nya.
"Waah ... Daddy keeeleeen," Khavi dan Khavya bertepuk tangan dengan antusias.
"CUKUP!" Teriak Vyora. Kafka menghentikan aksi nya saat mendengar teriakan Vyora. Daddy Khavi dan Khavya itu tersenyum miring saat melihat wajah Nando babak belur sudah tak berbentuk lagi akibat ulahnya.
Nando tidak membalas Kafka sekalipun. Pria bule itu sadar dirinyalah yang bersalah. Karena itu Nando hanya pasrah menahan sakit dan perih saat Kafka menghajarnya habis-habisan.
"Mas, kamu jangan bikin anak-anak takut !" Vyora tidak mau anak-anak nya melihat Daddy mereka memukul orang apalagi di depan mereka. Itu adalah contoh yang tidak baik, Vyora tidak mau anak-anak nya akan meniru apa yang dilakukan Kafka nantinya.
"𝘈𝘱𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵 ?" 𝘉𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢. 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘯𝘢𝘬-𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘯𝘺𝘢 𝘤𝘦𝘬𝘪𝘬𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘣𝘦𝘭𝘢𝘬𝘢𝘯𝘨 𝘕𝘢𝘬𝘶𝘭𝘢.
"Padahal lagi selu," bisik Khavi.
"Iya, Daddy hebat," ucap Khavya tak kalah berbisik.
Nakula hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Khavi dan Khavya. Om kesayangan Khavya itu tidak bisa membayangkan akan sekaget apa Vyora jika mengetahui anak kembarnya lebih menakutkan daripada Daddy nya.
Nakula baru mengetahui ternyata anak kembar Bos nya itu sudah mahir menggunakan senjata api. Daddy Giandra lah yang telah mengajari mereka tanpa sepengetahuan Vyora. Sedangkan di depan Vyora, Khavi dan Khavya akan bertingkah layaknya bocah seusianya.
Dan sekarang Nakula lah yang dipercaya untuk menjaga Khavi dan Khavya. Kafka yakin, kedua anak kembarnya akan semakin hebat di masa depan jika berada di bawah bimbingan Nakula.
"Vy ... maafkan aku," lirih Nando. Nando menatap nanar Vyora. Pria bule itu sangat menyesal saat melihat kekecewaan di mata Vyora. Nando tau dia sudah keterlaluan, karena itu wajar saja jika Vyora tidak bisa memaafkan nya.
Mommy Nando tidak terima melihat putranya diperlakukan seperti ini. Wanita paruh baya itu menatap kesal Vyora karena diam saja, bahkan enggan menatap Nando yang terus meminta maaf padanya.
"Sudahlah Nan, kamu gak perlu meminta maaf sama orang sombong seperti dia!" Mommy Nando menunjuk Vyora penuh amarah. "Harusnya dia berterimakasih sama kamu, walau bagaimanapun kamu sudah menyelamatkan anak-anak nya."
Kafka merasa geram dengan ucapan Mommy Nando yang tidak tau malu itu. Memang Nando yang menyelamatkan Khavi dan Khavya, tapi Nando juga lah dalang dari kecelakaan yang menimpa anak kembarnya.
"Berterimakasih? No, itu adalah kewajibannya. Karena dia yang sudah menyebabkan anak-anak ku kecelakaan!" Vyora menatap tajam Mommy Nando.
"Vy--
"Aku akan memaafkan mu dengan satu syarat," ucap Vyora. Wanita cantik itu menatap datar Nando. "Jangan pernah muncul lagi di hadapanku, melihatmu rasanya sakit, Nan," lirih Vyora.
"𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘬𝘶," 𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘵 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢.
Vyora merasa ini adalah kesalahannya. Karena itu dia mau berbesar hati memaafkan Nando.
Nando sangat bersyukur karena Vyora mau memaafkannya. Namun, saat mendengar syarat dari Vyora rasanya tidak sanggup.
"𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘤𝘢𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘮𝘶, 𝘝𝘺?" 𝘉𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘕𝘢𝘯𝘥𝘰.
Vyora berlalu ke kamarnya, meninggalkan Nando yang hanya bisa menatap nanar punggungnya. Nando tidak menyangka hari yang seharusnya penuh kebahagiaan, namun dalam sekejap berubah menjadi awal penderitaan untuk nya.
Kehilangan Vyora adalah mimpi buruk untuk Nando. Jika sudah begini, berteman selamanya akan lebih baik daripada tidak bertemu lagi seumur hidup nya.
"Saya tidak terima putra saya di perlakuan seperti ini, saya akan menuntut kalian!" Mommy Nando tidak terima karena pernikahan Nando dan Vyora gagal, sebagai gantinya dia akan memanfaatkan penderitaan Nando untuk mendapatkan keuntungan.
"Hentikan Wina, jangan membuatku malu!" Daddy Nando menatap tajam istri tidak tau malu nya.
"Mereka yang sudah mempermalukan kita, Dad!"
Daddy Nando yang sudah geram dengan kelakuan istrinya, memutuskan untuk meminta maaf pada keluarga Vyora. Daddy Nando tidak mau akibat ulah istrinya itu, perusahaan nya akan kena imbasnya.
"Tuan Antares dan Nyonya Antares, saya mohon maaf atas kelakuan istri dan anak saya. Saya tidak bisa mendidik mereka dengan baik." Daddy Nando menundukkan kepalanya, sungguh dia merasa sangat malu. "Saya mohon undur diri Tuan."
Daddy Nando keluar dari rumah mewah keluarga Antares dengan perasaan marah yang membuncah, meninggalkan Nando dan juga Mommynya.
"Jangan mentang-mentang kalian orang yang berkuasa, kalian bisa memperlakukan kami seperti ini. Asal kalian tau, keluarga Colin juga bukan keluarga sembarangan." Mommy Nando tersenyum smirk. "Ingat! kami akan membawa kasus ini ke jalur hukum." Ancam Mommy Nando.
"Silahkan! Kita lihat siapa yang akan membusuk di penjara? Aku atau putra mu yang sudah melakukan pembunuhan berencana."
...----------------...
Vyora menangis sambil mengurung dirinya di dalam kamar. Vyora merasa hancur dan kecewa. Bukan karena pernikahannya dan Nando gagal, tapi karena Vyora merasa gagal menjadi seorang ibu.
"Vy ...."
Kafka menerobos kamar Vyora setelah berhasil mendobraknya, karena Vyora tidak membukakan pintunya. Vyora menoleh dan mengernyitkan keningnya.
"Mas, kenapa bisa di sini? Perasaan aku mengunci pintunya tadi," ucap Vyora. Wanita cantik itu bertanya namun enggan untuk menatap Kafka.
"Mas mendobrak pintunya karena kamu gak bukain pintu." Kafka menatap Vyora namun wanita nya itu menghindari tatapannya.
Kafka duduk di sofa, lalu membawa Vyora yang sedang duduk di sampingnya untuk duduk pangkuannya. Kafka mendekap erat tubuh ringkih mantan istrinya itu.
"Jangan menangis dan jangan pernah menyesali apapun! Mas tidak pernah menyalahkan mu atas semua yang terjadi." Kafka mengusap punggung Vyora penuh sayang. "Kedepannya, ayo kita sama-sama membesarkan anak-anak kita!"
Vyora hanya terdiam mendengarkan ucapan Kafka tanpa berniat menanggapinya. Vyora tidak tau kedepannya akan seperti apa, namun Vyora ingin anak-anaknya bahagia dan tidak kekurangan kasih sayang.
Melihat Vyora hanya diam dan mencebikkan bibirnya membuat Kafka tidak tahan untuk mencicipi bibir sexy mantan istrinya itu.
Cup
"Mas!" Vyora melotot. Kafka sungguh keterlaluan, bisa-bisanya disaat seperti ini mantan suaminya itu malah berbuat mesum.
Kafka terkekeh, melihat kekesalan Vyora adalah hobinya dari dulu. Menurutnya, wajah menggemaskan Vyora sangat membuat nya terhibur.
"Kamu selalu cantik dan menggemaskan, Vy." Kafka menatap Vyora penuh cinta. "Sebelum aku khilaf lebih baik kita turun, jangan biarkan anak-anak menunggu kita untuk meniup lilinnya," bisik Kafka.
"Astaga aku lupa." Vyora menepuk kening nya. "Aku kira hari ini hari pernikahan ku saja." Vyora hendak turun dari pangkuan Kafka. Namun Kafka mencegahnya, pria tampan itu malah semakin erat mendekap nya.
"Jadi kamu memang benar-benar akan menikah dengan pria bule itu, Vyora?" Kafka menatap tajam Vyora. Hatinya bergemuruh. Untung saja dia datang tepat waktu, fikir nya.
"𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘔𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩? 𝘈𝘬𝘶 𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘕𝘢𝘯𝘥𝘰."
"Jangan bilang kamu juga benar-benar mencintai bule sialan itu?"
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦
u r the best raga😂😂🤣
kalau emang si kakap udah yakin gak salah dan punya rencana sendiri gak mungkin donk dia merasa bersalah dan nyuekin Vyora berminggu-minggu
nggantung banget sihhhh