NovelToon NovelToon
Mafia Bucin

Mafia Bucin

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Romansa / Persaingan Mafia
Popularitas:150.2k
Nilai: 5
Nama Author: keyna elsyavira

"Menurut lah maka kamu akan mendapatkan keuntungan yang kamu mau." Bisik Marco di telingan Ruby.

"Mengapa aku harus percaya dengan perkataan mu? Bahkan aku belum mengenal mu!" Sahut Ruby dengan sarkas.

"Bukankah kita pernah berciuman? Bagaimana bisa kamu melupakan itu dan mengatakan bahwa kamu tak mengenal diriku?"

Ruby jadi mengingat dimana Marco menciumnya secara sepihak, dan itu membuat dirinya kesal.

"Aku akan menuruti semua perkataan mu jika kamu mau bertanding denganku malam ini.!" Sahut Ruby dengan senyum smirknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keyna elsyavira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 31

"Pergilah, aku akan mengganti pakaian ku sebentar." Ujar Marco yang sebenarnya membuat Ruby sedikit merasa kecewa dengan perkataan Marco baru saja.

Entah mengapa Ruby selalu saja bergelut dengan isi hati dan juga kepalanya sendiri dan tak pernah seirama.

"Perasaan ini yang selalu membuatku muak." Gumamnya lalu meninggalkan Marco seorang diri di dalam ruangan kamar Marco.

Tiba-tiba ponsel Marco berdering tanda panggilan masuk, dan panggilan itu adalah dari salah satu bagian keamanan yang ia tugaskan tadi untuk mengurus Grace.

Pria itu hanya memberikannya informasi bahwa Grace tak mau mengatakan apa tujuanya datang ke perusahaan dengan secara diam-diam, Grace malah terus berteriak memanggil nama Marco hingga suaranya sangat menganggu pendengar orang-orang yang  sedang berjaga disana.

Marco keluar kamar dan menuju ruang kerjanya dengan pakaian yang kering, tapi sayangnya Marco dengan sengaja, tidak mengancingkan semua kancing kemejanya agar tubuh sixpack nya terlihat oleh kedua netra Ruby. Marco yakin sebenarnya gadis itu selalu menginginkan dirinya, hanya saja rasa gengsi yang begitu kuat mampu mengalahkan isi hatinya.

"Apa-apaan ini? Kenapa dia keluar dengan tak mengancingkan kemejanya? Apa dia sengaja melakukan ini? Mengapa dia selalu mengetahui isi hatiku? Ini benar-benar tidak adil bukan?" Gerutu Ruby dalam hati.

Masih dengan ekspresi yang datar dan dingin, Marco berlalu begitu saja dan langsung duduk di meja kerjanya tanpa melihat ke arah Ruby. Yang Bahkan Marco sendiri tahu jika gadisnya itu saat ini sedang memperhatikan dirinya. Namun dengan cuek dan santainya Marco seolah tak melihat  apapun.

Marco sengaja menaikkan suhu di dalam ruangan kerjanya itu agar terasa panas karena cuaca dingin di luar.

" Haiissh.. Mengapa tubuhku tiba-tiba terasa panas?" Gerutu Ruby lagi.

Marco berpura-pura kembali berkutat dalam buku dan juga laptop miliknya. Bahkan pandangannya pun tak tergeser sedikitpun untuk melirik ke arah Ruby. Dan itu membuat Ruby semakin kesal.

" Bisa-bisanya dia mengabaikan aku dengan keadaan seperti ini?"

Dan saat ini! Ruby seolah mematahkan segala egonya dan gengsinya untuk melangkah mendekati Marco. Suasana ruangan yang begitu panas membuat hatinya menjadi gelisah tak nyaman.

"Kau sengaja melakukan ini kan?" Tanya ruby dengan ekspresi wajah yang sudah sangat kesal.

"Hemm.." jawab Marco yang yang pura-pura bingung dengan apa yang Ruby tanyakan.

"Kenapa kamu tiba-tiba mengabaikan aku seperti ini? Bahkan aku baru saja akan kehilangan nyawa dan itu gara-gara mantan kekasihmu! Bagaimana bisa kamu mengabaikan aku begitu saja, seolah-olah aku tidak ada di ruangan ini." Ucap rupiah saat ini sudah berdiri di samping Marco.

"Aku? Kamu bilang aku mengabaikanmu? Bukankah selama ini kamu yang tidak ingin aku dekati bahkan tidak ingin aku sentuh?"

Tiba-tiba Ruby naik ke atas tubuh Marco dengan posisi duduk yang berhadapan hingga saat ini posisi mereka adalah dengan Marco yang memangku tubuh Ruby.

"Apa yang sedang kamu lakukan saat ini?" Tanya Marco yang saat ini dengan ekspresi datarnya.

" Kamu masih menyukai mantan kekasihmu?" Kali ini tatapan mata Ruby tak kalah tajam dengan tatapan mata Marco.

"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu? Apa kau merasa cemburu dengan kedatangannya malam ini?"

"Kau cukup jawab iya atau tidak!!! Tidak usah bertele-tele.!"

Marco tampak terdiam sebentar, dan itu membuat Ruby tak suka saat melihatnya.

"Kenapa kau berfikir? Jadi benar kau masih menyukainya?" Tegas Ruby lagi dan ia pun semakin merasa kesal.

"Apa kau benar-benar sedang cemburu?"

"Cukup jawab iya atau tidak!!!" Sarkas Ruby karena merasa Marco saat ini sedang mempermainkan dirinya.

"Kau ingin aku menjawab apa?"

Tatapan Ruby saat ini sungguh sangat menyeramkan bagi Marco. Seolah singa betina yang sangat lapar dan ingin menyantap makanannya saat itu juga.

Karena kesal, Ruby berniat ingin turun dari pangkuan Marco. Namun sangat cepat juga Marco menahan paha dan tengkuk leher gadis itu.

Bahkan saat ini Marco yang sejak tadi sudah menahan semuanya pun tak bisa menahannya lagi, pria itu langsung menyambar bibir Ruby begitu saja, bahkan Marco mencoba menggigit bibir bawah Ruby agar gadis itu mau membuka diri hingga lidah Marco dengan mudahnya menelusup masuk dan menyesap rasa manis bibir Ruby yang selalu membuatnya candu.

"Mengapa tidak mengatakan saja jika kamu memang sedang cemburu? Bahkan aku sangat menyukai itu."

Degh...degh..degh..

Detak jantung Ruby kembali berdetak tak karuan karena suara Marco yang sangat sexi di telinganya saat berbicara.

Ya. Di akui Ruby. Jika memang dirinya merasa tak suka dengan kedatangan Grace malam ini, bukan karena wanita itu ingin mencoba membunuhnya, tapi entah mengapa Ruby memang tidak suka dengan wanita itu.

"Apa aku benar-benar cemburu seperti yang di katakan oleh pria tua mesum ini?"

"Apa? Pria mesum? Aku bahkan masih memanggilnya pria tua dan mesum, sedangkan aku malah menikmati setiap sentuhan yang ia berikan kepada ku?" Ini benar-benar sudah gila, bagaimanapun bisa aku menjadi seperti ini? Aku bahkan membencinya tapi kali ini malah ingin dia melakukan hal lebih dari sekedar ciuman." Gumam Ruby dalam hatinya dan dengan masih menikmati setiap sentuhan yang di berikan oleh Marco.

Dengan nafas yang sudah tak beraturan, Marco membawa tubuh Ruby ke dalam kamar, dengan pelan pria itu merebahkan tubuh Ruby disana.

"Katakan!! Apa kau tak akan menyesali ini?" Tanya Marco dengan tatapan sendunya.

"Kau sudah mencium ku!! Dan kamu baru bertanya apa aku menyesal? Bukankah itu sangat menyebalkan?"

"Ini bukan tentang ciuman! Tapi ini mengenai hal lain." Suara Marco bahkan mulai parau.

"Hal lain?" Tanya Ruby yang tampak bingung.

"Jangan pura-pura polos baby, I know you really understand what I mean."

Karena merasa Ruby masih terdiam. Marco yakin jika Ruby akan menyesali perbuatannya kali ini dengan berciuman dengan Marco. Lalu pria itu berniat untuk mengakhiri dan akan beranjak pergi, namun dengan cepat Ruby mencengkram kerah kemeja Marco sampai akhirnya membuat Marco kembali menatap gadis itu.

Bahkan Marko terkejut ketika Ruby meraub bibirnya saat itu juga Lalu melepaskannya dan kembali menatap kedua netra Marco secara bergantian.

"Aku tidak akan menyesali nya." Ucapan Ruby yang seolah memberi sinyal agar Marco melakukan hal lebih pun tak di sia-siakan oleh pria itu.

Marco kembali meraub bibir Ruby. Bahkan satu tanganya mulai mengelus paha Ruby yang masih terbalut oleh kain.

Sampai dimana ciuman Marco mulai turun ke ceruk leher Ruby hingga tulang selangka. "Ahhh..." Satu lenguhan lolos dari bibir kecil dan merah itu yang membuat Marco semakin bersemangat.

Dan saat ini tangan Ruby tak mau kalah diam, gadis itu membuka kemeja Marco yang memang tak di kancing kan oleh sang empu, hingga membuat Ruby dengan mudahnya membuka lalu melempar ke asal arah,

"Sshhh..." Satu lenguhan juga lolos dari bibir Marco saat tangan kecil Ruby mulai menjamah bagian dada bidang dan perut sixpack nya, bahkan Ruby tak segan untuk membuka gesper yang Marco kenakan.

Marco sengaja agar gadisnya itu bermain sesuka hatinya, tugasnya kali jni adalah membuat Ruby mabuk kepayang dengan sentuhan yang ia berikan.

Dan entah untuk ke berapa kalinya Marco menyibak pakaian yang di kenakan oleh Ruby hingga membuat dua gunung dengan buliran berwarna pink itu sungguh terlihat jelas oleh netra Marco.

"It's so cute, baby." Ucap Marco sebelum ia bermain dengan lidahnya di atas dua buliran berwarna pink itu secara bergantian.

"Baby, kamu yakin tidak akan menyesalinya?" Marco kembali bertanya karena ia tak mau jika nanti Ruby akan membenci dirinya setelah melakukan hal yang mereka berdua inginkan itu.

"Why are you so annoying.!!”

"Aku hanya takut jika kamu akan membenciku di kemudian hari." Jawabnya dengan nafas yang sama-sama tersenggal.

"Sejak awal aku sudah membencimu.!!"

"Lalu kenapa kamu menginginkannya? Dan itu bersama diriku?"

"I don't know, I don't even understand my feelings right now."

"Maka mari kita lakukan."

JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN SUBSCRIBE YA. TERIMAKASIH 😘😘😘

1
ica
aku suka bangat
🍏A↪(Jabar)📍
*yang baru saja
@Al🌈🌈
/Good/
Sus Suswanti
kayak nya seru nih
Evi Yolanda
thot please lanjutkan
Yennie Ika
lanjut thorrr 🔥
💝F&N💝
ayo kak up lg. aku sudah vote.
Yennie Ika
lanjutt thorrr. semangat up nyaaa😗😗
Kunci Nama
besok tak up 5 lagi ya🤗
💝F&N💝
aku puas membacanya, kak.
tp jangan lama lama up nya. biar gak lupa alurnya
Yennie Ika
semangat up thorrr..... setiap menit ku menunggu lanjutannya😗
Mahfud Mahfud
Kecewa
Mahfud Mahfud
Buruk
Darmi X
sepertinya ada cinta segitiga di masa lalu
💝F&N💝
double double double up nya kak. semakin seru ceritanya. aku lagi penasaran akan kelanjutannya.
Reni Anjarwani
doubel up thorr
💝F&N💝
ayo semangat, kak
Anisa Amalia
Kecewa
Anisa Amalia
Buruk
Kunci Nama: buruk apanya kak?
total 1 replies
💝F&N💝
sampai bab 45 ini, ceritanya sangat menarik. aku suka.
ayo up lg
Sunrise🌞: Hallo kak mampir juga diceritaku yuk

STUCK WITH MR BRYAN
Kunci Nama: makasih kak🫶🫶
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!