Saksikan perjalanan seorang gadis yang tidak menyadari apa yang telah disiapkan takdir untuknya. Seorang gadis yang berjuang untuk memahami konsep cinta sampai dia bertemu 'dia', seorang laki-laki yang membimbingnya menuju jalan yang lebih cerah dalam hidup. Yuk rasakan suka duka perjalanan hidup gadis ini di setiap chapternya.
Happy Reading 🌷
Jangan lupa likenyaa💐💐💐
Semoga kalian betah sampai akhir kisah Alsha🌷 Aamiin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Eliyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Bintangku
...Assalamualaikum guys!! Sebelum baca, bantu support yaa dengan follow, Like dan komen di setiap paragraf nya!! Karena support kalian sangat berarti bagiku💐Makasiiii!🌷...
...••••...
...🌷Happy Reading 🌷...
...•...
...•...
...•...
...Bintang adalah teman setiaku....
...°°°°°...
Bel istirahat berbunyi.
"Al, ayo buruan temenin aku" Ujar Aline yang langsung menarik tanganku dengan tergesa-gesa.
"Eh eh bentar, sabar dong line, aku beresin buku dulu" Tegurku
"Duh Al, buruan AYO!"
"Mau kemana sih? buru-buru amat" Tanya kafka yang sedari tadi memperhatikan tingkah laku Aline.
"BUKAN URUSAN LO! Ayo Al keburu di rebut orang." Kali ini Aline menarik tanganku lebih kuat sehingga mau ngga mau aku harus ikut dengannya.
"Mau kemana sih Aline? Bisa pelan pelan aja ngga jalannya?" Tanyaku karna saat ini kita seperti sedang dikejar-kejar setan.
"Gak bisa Al, keburu di serobot nenek lampir."
Saat ini kita tiba di depan kelas XI IPA 1. Astaga, ngapain Aline mengajakku kesini?
"Eh-eh mau tanya dong." Aline menghentikan salah satu siswi kelas sebelah
"Tanya apa?" ujar siswi itu
"Ngeliat Arshaka gak?" tanya Aline, aku menepuk dahi pelan. Ternyata dia buru-buru cuma mau ketemu cowok aneh itu.
"Oh, kayaknya dia gak ada di kelas. Tadi keluar sama Rey. Ke kantin mungkin." jawab siswi itu lalu pergi meninggalkan kami
"Yuk Al." Aline menarik tanganku lagi
"Kemana?" tanyaku
"Ke kantin lah, kemana lagi." jawab Aline
Akhirnya kami berdua pergi ke kantin, anak ini, jika tidak diturutin kemauannya, bisa-bisa aku gak disapa selama seminggu.
Setelah sampai, pandangan Aline langsung menyapu kantin sekolah, dia mencari cowok aneh itu.
"Nah itu dia Al" Antusias Aline dan kembali menyeret ku.
"Haii cowok, boleh kenalan gak?" Ucap Aline tiba-tiba
"Nama gue Aline, dan ini sahabat gue Alsha" Aline menyodorkan tangannya, hendak menjabat.
'Apa-apaan sih Aline ini, duh aku malu banget, mana kita jadi pusat perhatian lagi di kantin karna tingkah konyolnya'
"Aline, malu tau!!! Ayo kita pergi aja" Bisikku pelan
Cowok itu tetap diam berdiri di tempatnya, terlihat tidak akan menyambut sodoran tangan aline.
sombong banget, pikirku.
"Boleh kok, gue Rey dan ini Arshaka" Ucap cowok disebelahnya dan menjabat tangan Aline, dia tersenyum ramah. Gak seperti cowok aneh itu.
Aku lihat Aline tampak kecewa karna cowok aneh itu tidak menerima sodoran tangannya, namun senyumnya terbit kembali setelah berbincang beberapa kata dengan Rey, si cowok ramah yang wajahnya 11-12 dengan cowok aneh itu. Aku jadi ingat pribahasa Aline 'gak dapet kakaknya masih ada adiknya'.
Dasar ALINE!
---
Aku masih belum percaya, bisa-bisanya Aline seberani itu jadi cewek. Aduh, aku masih malu kalo inget kejadian tadi.
BRUK! Buku yang bukan aku mau jatuh kebawah, saat ini aku sedang di perpustakaan. Aline, dia di kelas sedang senyam-senyum sendiri, masih memikirkan kejadian tadi. Meskipun dia tidak bisa kenalan dengan si cowok aneh itu, dia bilang, setidaknya bisa kenalan dengan kembarannya.
"Gak dapet Arshaka, Rey boleh juga." kata Aline. Aduh, aku pusing mikirin sikap Aline, bisa-bisanya dia punya pikiran kek gitu.
Aku kembali meletakkan buku yang jatuh tadi, eh? tidak sampai. Aku lupa kalau badanku terlalu mungil untuk menghadapi rak yang setinggi langit ini. Tapi aku masih berusaha meletakkan buku itu, takut tiba-tiba petugas perpus datang dan mengomel padaku, serem banget.
"Sini gue bantu." tiba-tiba ada suara cowok di belakangku, tangannya langsung mengambil buku dari tanganku, dia berhasil meletakkan buku itu di rak paling atas dengan rapi.
"Makasih Keenan." Aku tersenyum kemudian membalikkan badan.
"Eh?" Senyumku langsung memudar ketika tahu ternyata yang membantuku bukan Keenan, tapi..
Cowok itu mengangkat satu alisnya, "Sama-sama." ucapnya dengan nada ketus, dia langsung pergi meninggalkan aku
Aku menggigit bibir ku, 'ternyata salah orang.' batinku
"Tunggu." aku berhasil menghentikan langkah cowok aneh itu
Dia menoleh, mengangkat kedua alisnya. Mungkin maksudnya kenapa aku memanggilnya.
"E-eh boleh minta tolong ambilkan buku ini gak?" aku menunjuk ke buku yang tadinya mau aku ambil, letaknya di rak paling atas, sebelah buku yang jatuh tadi.
"Minta tolong aja ke cowok yang namanya Keenan." ketusnya, dia hendak pergi lagi
"Eh, tadi aku gak sengaja loh. Aku mana tau kalo itu kamu." aku masih berusaha membujuk cowok itu supaya mau membantuku. Tapi cowok itu terus melangkah pergi menjauh dariku
"Dasar cowok aneh. Udah dingin, galak, pelit lagi!" omelku sambil manyun, akhirnya aku berusaha sendiri mengambil buku itu sambil jinjit-jinjit.
"Apa Lo bilang? Aneh? Pelit? Enak aja." aku terkejut, tiba-tiba saja dia sudah ada di belakangku lagi
"Kan emang kenyataannya begitu." Aku gak mau kalah, biarin aja dia sadar kalo dirinya aneh.
"Nih!" Cowok itu memberikan buku yang aku mau, tapi nadanya masih kesal
"Gak usah, makasih!" Aku sudah terlanjur badmood, aduh, padahal aku butuh banget buku itu buat persiapan olimpiade nanti, tapi entahlah hari ini kenapa aku bisa darah tinggi terus, apalagi pas berada di deket cowok ini.
"Yaudah." Cowok itu kembali meletakkan buku tadi, lalu pergi. Heh? Bisa-bisanya dia kembalikan buku itu, bukannya ngebujuk malah..
"Sheena, ini aku ambilkan." tiba-tiba suara yang aku harapkan datang
"Keenan." Aku menoleh padanya sambil tersenyum, merasa baru diselamatkan dari sesuatu. Cowok tadi menoleh ketika aku menyebut nama Keenan, dia memperhatikan Keenan yang berada di sampingku. Aku pun melihat Keenan, sepertinya mereka berdua sedang adu tatapan.
"Makasih banyak Keenan." ucapku sambil tersenyum , membuat tatapan tajam Keenan buyar. Cowok itu pun pergi meninggalkan kami berdua.
"Sama-sama Sheena." Keenan tersenyum balik padaku
Duh, jantungku kembali tidak aman..
"Kamu kok tiba-tiba ada disini?" tanyaku, merasa aneh aja, kenapa orang-orang hari ini bisa muncul tiba-tiba
"Tadi aku nyariin kamu loh, katanya Aline kamu di perpus, yaudah aku samperin."
Aku mengangguk pelan, paham.
"Cowok yang tadi itu siapa?" tanya Keenan, sepertinya dia dari tadi memperhatikan aku dan cowok aneh itu
"Gak tau, gak kenal, gak penting juga." aku mengangkat bahu, malas mau bahas cowok itu lagi.
"Nanti langsung pulang?" tanya Keenan
"Iya, kenapa?" ucapku
"Ada pertandingan basket, mau liat gak?"
"Kamu yang tanding?" aku balik nanya
"Iya." Keenan mengangguk sambil tersenyum
"Mau." Aku pun mengangguk antusias
"Kenapa semangat gitu jawabnya?" dia sepertinya mulai menggodaku
"Gapapa, mau nyemangatin siswa yang bernama Keenan Aksara. Boleh kan?" jawabku
"Bukan boleh lagi, tapi wajib." bisik Keenan
"Biar Keenan nya tambah semangat buat menangin pertandingan." tambahnya sambil tersenyum menatapku
Aku tersenyum balik, aslinya aku salting brutal tapi aku menahannya, di depan Keenan aku harus terlihat sedikit cool. Tapi, aduh, aku ga bisa kalo diginiin.
Setiap aku mengalami hal seperti ini, kenapa aku selalu teringat sesuatu?
Di bawah langit malam yang mempesona, aku berdiri sendiri di hadapan gemerlap bintang-bintang yang menari. Mataku terangkat ke langit, menatap keindahan tak terbatas di atas sana, namun hatiku terasa rapuh.
Dalam keheningan malam, aku merenung dalam kerinduan yang mendalam. Air mata mengalir di pipiku, membasahi pipi yang terasa dingin oleh hembusan angin malam. Setiap kilau bintang sepertinya membawa kenangan manis tentangnya, tentang wajahnya yang lembut dan senyumnya yang menghangatkan hati.
Di antara bintang-bintang yang bersinar, bayangan dirinya mengambang di benakku dengan jelas. Aku merindukan kehadirannya dengan sangat, seperti cahaya yang memandu langkahku di malam yang gelap ini. Bintang-bintang menjadi saksi bisu atas perasaanku yang tak terucapkan, memberikan sedikit cahaya dan penghiburan di tengah kesendirian ini.
Malam ini, aku merenungi tentang cinta yang terpatri dalam hati, yang tak pernah padam meskipun jarak memisahkan. Dalam gemerlap bintang-bintang, aku merasakan bahwa cinta kami tetap bersatu meskipun di dunia yang terpisah.
"Nek, aku rindu." ucapku sambil menatap bintang diatas sana.
--
"Sheena." ucap nenek sambil mengelus kepalaku
"Iya nek?" jawabku
"Kelak, saat dewasa, Sheena boleh saja mengenal cinta, tapi ingat pesan yang satu ini."
"Sheena tidak boleh pacaran sebelum menikah. Alsha mau janji kan ke nenek?"
"Sheena janji nek." jari kelingking ku mengait jari kelingking nenek.
"Sheena harus bisa jaga diri baik-baik, meskipun suatu saat nanti Sheena merasa sendiri, ingat, bahwa Tuhan selalu ada disini." Tangan nenek memegang relung hatiku
Aku mengangguk sambil tersenyum, Sheena kecil dulu masih polos, dia belum paham tentang arti cinta, janji, dan keberadaan Tuhan di sisi-Nya.
...BERSAMBUNG...
#alshameyzea
#alsha
#keenan
#aboutme
#fiksiremaja
#arshaka
------
Assalamu'alaikum, Hellow guys!! Bantu support yaa dengan follow, Like ❤️ dan komen di setiap paragraf nya!! Makasiiii!🌷💖
Mari kepoin cerita kami di ig: @_flowvtry
Salam kenal dan selamat membacaa. Semoga betah sampai akhir kisah Alsha! Aamiin.💖
Komen sebanyak-banyaknya yaaa!!!
Eh? Kalian mau kasih saran dan kritikan? Boleh banget!!
Thanks udah mau bacaa bab iniii sampe akhir!!💐
jd pengen baca terus menerus.
ditunggu updatenya kaak