NovelToon NovelToon
Ketemu Jodoh Di Pesantren

Ketemu Jodoh Di Pesantren

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fii Cholby

Seorang wanita cantik yang suka dengan kehidupan bebas hingga mendirikan geng motor sendiri. Dengan terpaksa harus masuk ke pesantren akibat pergaulannya yang bebas di ketahui oleh Abahnya yang merupakan Kyai di kompleks perumahan indah.

Di Pesantren Ta'mirul Mukminin wanita cantik ini akan memulai kehidupannya yang baru dan menemukan sosok imam untuknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 31

Ustadz Rehan membaringkan tubuh Sherly di atas kasur. "Kenapa teman kamu bisa terkurung di kamar mandi seperti ini?"

"Tadi saat hendak ke kelas Sherly ke kamar mandi hendak membuang hajadnya Ustadz hingga jam pelajaran pun selesai Sherly belum juga muncul. Saya merasa khawatir dengannya hingga menyusulnya dan menemukannya sudah tidak sadarkan diri di dalam kamar mandi dengan pintu terkunci dari luar." jelas Nayla khawatir.

Yulia memilih bungkam, ia tidak bisa berkata apa-apa. Hatinya berdebar-debar karena ada Ustadz Rehan kamarnya. Ia tidak ingin terlihat gugup. Ia memilih mengoleskan minyak kayu putih di sekitar tengkuk Sherly serta di hidungnya agar Sherly dapat mencium aroma minyak kayu putih.

"Saya panggilkan Ustadz Fauzi agar beliau yang memeriksa teman mu ini." Ustadz Rehan lantas pergi.

"Ya allah, Sher. Kenapa kamu bisa terkurung seperti ini sih? Siapa yang melakukannya? Tega banget orang yang mengurung mu hingga membuat mu seperti ini." Nayla memijat kaki Sherly.

"Mbak, boleh pinjam minyak kayu putihnya? Kakinya Sherly dingin banget."

Yulia memberikan minyak kayu putih tersebut pada Nayla.

"Assalamu'alaikum..." ucap Ustadz Fauzi datang dengan membawa peralatan medis.

"Wa'alaikumsalam..."

Nayla dan Yulia pun menepi memberi ruang untuk Ustadz Fauzi agar lebih leluasa memeriksa temannya.

"Astaghfirullah hal'adzim... Kenapa Sherly bisa seperti ini Nayla?" tanya Ustadzah Nurul sembari membawa nampan yang berisi teh hangat serta bubur yang masih hangat.

Ustadzah Nurul lantas ke dapur untuk membuatkan makanan hangat tersebut saat mendengar Sherly jatuh pingsan tadi.

"Sherly terkurung di dalam kamar mandi, Ustadzah. Saya nggak tau siapa yang menguncinya di dalam kamar mandi."

"Dia baik-baik saja. Hanya saja hawa dingin serta syok membuatnya jatuh pingsan seperti ini." terang Ustadz Fauzi. Ia menuliskan resep obat lalu menyerahkannya pada Ustadzah Yulia.

"Ustadzah, bisakah beli obat ini di apotek dekat sini. Jika dia sudah bangun, berikan obat itu padanya. Itu akan membuatnya merasa sedikit lebih tenang."

Yulia mengangguk lantas melangkah pergi untuk membeli obat tersebut.

Ustadz Fauzi lantas pergi setelah memeriksa Sherly.

Perlahan Sherly membuka matanya. Tangannya memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing. "Ssshhh...." ringisnya.

"Alhamdulillah... Akhirnya kamu sadar juga, Sher." Nayla duduk di tepi ranjang.

"Alhamdulillah... Apa yang kamu rasakan saat ini, Sherly?" tanya Ustadzah Nurul.

"Sedikit pusing, Ustadzah."

"Ini Ustadzah bawakan teh hangat sama bubur. Mumpung masih hangat, di makan yaa." Ustadzah Nurul memberikan nampan tersebut pada Nayla.

"Terima kasih, Ustadzah. Ustadzah sampai repot-repot begini buatin aku bubur sama teh."

"Nggak papa. Ya udah, Ustadzah tinggal dulu yaa."

"Iyaa, Ustadzah. Sekali lagi terima kasih untuk teh sama buburnya."

Ustadzah Nurul tersenyum dan mengangguk.

Nayla dengan telaten menyuapi Sherly. Ia sudah menganggap Sherly seperti adiknya sendiri. "Sudah, Mbak. Aku udah kenyang."

"Ini tinggal sedikit loh, Sher. Habisin buburnya nanggung ini "

"Udah, Mbak. Udah nggak kuat perut ku."

Nayla memilih mengalah dan memberikan teh hangat pada Sherly.

"Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumsalam...."

"Alhamdulillah... Sherly, kamu sudah siuman." ucap Yulia dengan tersenyum senang melihat temannya sudah sadar.

"Iyaa, Mbak. Udah dari tadi sadarnya, tuh udah makan bubur juga." Sherly menunjuk bubur yang masih tersisa sedikit.

"Ini obatnya di minum." Yulia memberikan obat yang telah ia beli tadi.

"Nggak mau, Mbak. Pahit."

"Kamu ini toh Sher. Kalau di suruh minum obat pasti susahnya minta ampun. Bok yaa di minum, kasihan Mbak Yulia udah jalan kaki malam-malam begini beliin obat ke apotek hanya untuk kamu."

"Tapi obatnya pahit, Mbak Nay."

"Yang namanya obat itu yaa pahit. Mana ada obat manis. Kalau manis itu namanya gula. Mau kamu sakit minum gula biar nggak cepat sembuh tapi bikin diabetes." cerocos Nayla sedikit kesal pada Sherly.

"Sudah sudah, kok kalian malah ribut sih. Ini cepetan di minum Sher." Yulia menyodorkan obat.

Dengan terpaksa Sherly meminum obat tersebut. "Uuuueeekkkk.... Pahhiiitt..." pekiknya.

"Kamu kok bisa terkurung di dalam kamar mandi sih, Sher? Gimana ceritanya?" tanya Nayla.

"Aku juga nggak tau, Mbak. Pas aku di dalam kamar mandi tuh tiba-tiba ada yang sengaja masukin semua sampah ke dalam kamar mandi itu. Pas aku mau keluar, ehh pintunya udah terkunci dari luar. Aku ketuk-ketuk pintunya berulang kali nggak ada yang bukain."

"Kira-kira siapa yang tega mengurung kamu yaa, Sher?" tanya Yulia.

Sherly mengedikkan bahunya tanda tidak tahu. "Jangan jangan...."

"Jangan jangan apa, Sher?" tanya Yulia dan Nayla bersamaan.

1
aca
ustad rehan suka fia tp fia suka ustad fari. ustad fari suka yulia/Curse/muter deh
Sriwahyuni
lanjut Thor cerita nya unik /Smile/
Rondhoh tul janah
semangat berjuang bagi santri2 ponpes dimanapun
Rondhoh tul janah
aku kasih bunga n kopi Ben tambah semangat nulise atau up nya Yo thoooor
Zuny Achmad
alhamdulillah bagus bnget critanya lanjut kak
Rangga Peppo
semangat thorrr
Rondhoh tul janah
bagus banget lanjut
Rondhoh tul janah
selalu semangat
Rondhoh tul janah
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!