Siapa sangka malam pertama yang seharusnya indah bagi pasangan yang baru saja menikah justru menjadi malam yang sangat mengerikan sekaligus menyakitkan karena suaminya tak sengaja terbunuh dalam perkelahian menyelamatkan dirinya.
Apa motif pembunuhan yang sebenarnya,siapa yang membunuh dan bagaimana nasib istrinya itu?
Ikuti kisah selengkapnyaa karna akan ada ketegangan,air mata,cinta dan juga dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 31
" Wah kenapa tuh warga baru,maling dia? Ko sampai dibawa polisi?"
" Aduh sampai kecolongan ya punya tetangga seorang penjahat!"
" Bahaya nih,untung udah ketangkep!"
" Narkoba kali yaa?"
" Pantes aja ditahan,kontrakan kecil begitu isinya mewah lengkap.Rupanya maling dia?"
Masih banyak lagi umpatan umpatan yang terdengar hingga ketelinga Azra karna mereka berbicara tepat didepan Azra.
Mereka bahkan tak memperdulikan Azra yang hampir limbung karna syok dan masih tak percaya jika suaminya dibawa kekantor polisi.
" Za,kenapa Abang tampan dibawa ladusing,emangnya apa yang dilakukan oleh Abang tampan,kena kamu diem aja za!" cecar Jamilah pada Azra yang kini hanya diam tanpa kata.
"Zaa! kenapa Abang dibawa sama ladusing?" Jamila mengulangi pertanyaannya lagi.
Azra tetap bergeming.
" Zaa!" sentak Jamilah membuat Azra mendongak dan menatap wajah Jamila.
" Huaaa, aku gak tau mbaa!" tangisnya pecah saat Jamila merengkuhnya.
Beberapa saat lalu.....
Dua anggota kepolisian yang menyamar sebagai pelanggan dibengkel rupanya tak benar-benar pergi.Mereka terus mengintai dan mengawasi ketiganya dari jarak jauh.
Setelah melihat pergerakan ketiganya dua orang tersebut langsung mengikuti Ardi dan Fandi yang menggunakan satu mobil sementara mereka membiarkan Natan dengan sepeda motornya.
Ssreeettttt
Chiiitt
" Fan,Lo mau bikin kita mati apa! Kenapa berhenti mendadak?" Pekik Ardi kala mobil Jeep yang dikendarai Fandi berhenti mendadak.
Ardi yang tengah memejamkan matanya sontak terbentur dasrbor mobil.
" Tuh liat depan!" Tunjuk Fandi pada dua orang yang berdiri didepan mobilnya dengan mobil dibelakangnya yang dibuat melintang menghalangi jalan.
" Astaga,apa kita mau dibegal,apa kita mau dirampok?" Seru Ardi yang langsung mendapat tloyoran dikepalanya.
" Anjiiir! Ngapain lu,ini kepala bukan bola volly!" Pekik Ardi.
" Bacot lu,ngapain lu bilang mau dirampok.Masa ram..UPS!" Fandi lekas membekap mulutnya karna takut keceplosan.
Sementara diluar mobil,dua orang berjalan menghampiri mereka berdua dan mengetok kaca mobil dengan sedikit keras dan tanpa jeda.
tok tok tok tok tok
" Bismillah!" Ucap Fandi sebelum membuka kaca jendelanya.
" Maaf pak ada apa ya,bukannya bapak yang tadi dibengkel kita? Kalau mobilnya mogok lagi kan bapak bisa datang kebengkel ngapain pake berhentiin kita dijalan gini pak?" tanya Fandi dengan seulas senyum untuk menetralkan hatinya yang sebenarnya sudah ketar ketir.
Firasat aneh mulai terasa namun Fandi tetap menampiknya dan berusaha tidak memikirkan hal-hal buruk yang akan terjadi.
" Selamat sore,perkenalkan saya Arman dan ini rekan saja Ajisaka.Kami dari petugas kepolisian dan kami diminta untuk membawa kalian kekantor polisi guna melakukan penyelidikan terkait kasus pembunuhan yang terjadi beberapa bulan lalu di kompleks perumahan xxxx yang mengakibatkan satu orang korban meninggal dunia."
Duaaaar
Bah disambar petir Fandi dan Adri menatap tak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan oleh orang didepannya.
" Ja-jadi bapak polisi?" tanya Ardi dengan tergagap.
" Iya betul!" Arman dan Ajisaka menunjukan kartu identitasnya.
Ardi dan Fandi hanya bisa pasrah saja meskipun dikepalanya terus berputar-putar pertanyaan dari mana kedua orang tersebut tau kasus yang mereka sengaja tutup rapat selama ini.
" Nasin-nasib,mungkin sudah waktunya fan." Cicit Ardi.
Kedua orang tersebut turun dan tangannya diborgol kemudian digelandang masuk kedalam mobil yang ternyata didalamnya sudah ada seorang laki-laki yang duduk santai dengan ponsel ditangannya menunggu menyambut Ardi dan Fandi dengan seulas senyum penuh arti.
" Selamat datang,sudah cukup kalian berada dizona nyaman.Kalian harus mempertanggung jawabkan apa yang sudah kalian perbuat!" Ucap Hilman yang rupanya sudah menunggu didalam mobil.
Beberapa saat lalu setelah kepergian Arman dan Ajisaka,mereka menghubungi Hilman dan memberitahu tentang keberadaan Natan dan kedua temannya.
Hilman memutuskan untuk segera meringkus ketiganya sebelum rencana penangkapan mereka terendus.
Sebelum itu rupanya Hilman juga sudah mendatangi keluarga Abrar.Hilman bertemu Amira dan Ahmad dan meminta izin untuk mengusut tuntas kematian Abrar yang menyisakan banyak pertanyaan dan kejanggalan.
Amira dan Ahmad mengizinkan dan malah berterimakasih atas etikat baik Hilman terhadap kasus yang menimpa putranya.
Kembali kedalam mobil....
" Tidak usah hawatir kami akan bertanggung jawab atas apa yang sudah kami lakukan.Kami tidak sengaja membunuh tapi kami siap menerima hukumannya." Ucap Fandi pada Hilman.
" Ck,tidak ada maling mau ngaku.Semua penjahat tidak akan mengakui kejahatannya didepan polisi. Pak arman ayo kita pergi dari sini dan pak aji bawa barangbukti kekantor!"
Kembali ke natan....
Natan sudah sampai dikantor polisi dan mereka dibawa keruangan khusus untuk diinterogasi terkait kejadian yang merenggut nyawa Abrar.
Ketiganya dikumpulkan dalam satu ruangan dan disana Hilman yang bertindak langsung menangani kasus itu.Hilman begitu tertarik dengan kasus yang terjadi tepat didepan rumahnya yang merenggut nyawa tetangga yang belum sempat ia temui itu.
...****************...
Kabar penangkapan Natan meroket begitu cepat dari mulut kemulut namun baik keluarga atau anak-anak asuhnya tidak ada yang mengetahui hal tersebut.
Azra sudah kembali kerumah Abrar untuk menenangkan dirinya karna dirumah itu Azra bisa merasa lebih tenang dan aman.
Azra duduk didepan televisi untuk menghilangkan kejenuhannya.
Ia mengganti Chanel tv dengan serial berita malam.
" Seorang anak pengusaha terpandang bernama Natan Harawinata putra dari Wisnu Harawinata digelandang polisi dengan dugaan kasus perampokan sekaligus pembunuhan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan yang lebih menggentarkan jagad Maya,rupanya korban adalah sepupu dari Natan yaitu pengusaha muda Abrar Malik yang meninggal beberapa bulan lalu.Apa motif dari pembunuhan tersebut.Mari kita ikuti berita selengkapnya ...."
Tuuut
Azra lekas mematikan saluran televisnya dengan tangan bergetar.
Kakinya terasa lemas dan detak jantungnya mulai berdetak dengan kencang.
Bayangan kejadian memilukan dimalam pengantinnya terbayang begitu nyata didalam ingatan.Kejadian tersebut seperti tergambar jelas dalam setiap sorot mata Azra.
Azra berjalan tertatih keatas menuju kekamarnya disaat ia melewati tempat dimana terjadinya pembuahan tersebut kakinya seketika terasa lemas dan tubuhnya ambruk seketika ditempat itu.Tepat dimana dulu suaminya terkapar bersimbah darah.
Kakinya tak mampu lagi menopang beban ditubuhnya,otaknya seketika membeku.Mulutnya terkunci rapat hanya airmata yang terus berjatuhan tanpa henti hingga membasahi wajahnya.
Dadanya terasa sakit dan sesak bah terhimpit bebatuan besar.
" Mas Abrar!" Teriakan dengan kencang memecahkan keheningan malam dan gelapnya ruangan tersebut.
" Hiks hiks,apa salah suamiku Natan apa salah mas Abrar! Rupanya selama ini kamu bersembunyi dibalik sikap manismu." Tangannya mengepal erat,seketika hatinya dipenuhi dengan kebencian untuk Natan.
Pesan terakhir Natan begitu terngiang-ngiang ditelingannya.Semua kebaikan Natan seolah langsung musnah begitu saja dengan kebenaran yang baru saja dia ketahui meskipun belum sepenuhnya.
jangan jangan si Nathan bukan anak kandungnya deh
maaf nih klo koreksi/Facepalm/
mungkin maksudnya juga , Sadar Lan sadar