NovelToon NovelToon
Tarian-tarian Wanita

Tarian-tarian Wanita

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Slice of Life
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Made Budiarsa

Pada akhirnya dia terlihat menari dalam hidup ini. dia juga seperti kupu-kupu yang terbang mengepakkan sayapnya yang indah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Made Budiarsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16.2

Seperti kumpulan bunga Kamboja, terjatuh satu akan ada kembang baru yang lahir. Kembang itu akan lebih indah atau mungkin saja akan jauh lebih buruk dari sebelumnya, tapi tetap saja itu kembang yang baru lahir, menatap dunia dengan polosnya, menengadah langit-langit, merasakan setiap detik air jatuh.

Aku merasa seperti terlahir kembali, ini bukan seperti apa yang aku alami di rumah sakit, ini lebih segar, seperti air dari sumber pegunungan menyiramku begitu saja. Namun, di saat bersamaan aku merasa ini adalah akhir dari hidupku. Aku akan mengakhiri dengan titik dan akan mengakhirinya.

Kehidupan terlahir karena perjuangan, kematian tidak jauh dari itu. Jika semuanya sudah selesai, maka tidak ada yang namanya hidup, itu kematian.

Kemarin malam, aku tidak menceritakan mimpi aneh kepada sari, aku merasa cukup memendamnya dalam diriku sendiri. Aku cukup puas putri semata wayangku kembali dan menjalani hidupnya dan aku berhasil menyingkirkan alang-alang yang menghambatnya menjadi seorang Dewi penari yang mengagumkan.

Dulu ketika aku bersama putri, kami pernah berdiskusi cerita apa yang ada di dalam Tarian wanita dan putri menjawab itu adalah kisah tentang seorang pelayan wanita yang menghibur para pria. Tapi aku menolaknya, itu seperti merendahkan seorang wanita. Lalu putri bertanya apa pendapatku. Maka aku menjawab, itu tentang kisah seorang bidadari surga yang turun dari kahyangan hanya untuk mencari pasangan yang tepat untuknya. Bidadari itu harus turun dan bertemu laki-laki. Dia harus mengenali mereka dengan sangat baik sebelum akhirnya dapat menemukan yang paling tepat untuknya lalu kembali ke kahyangan.

Putri sedikit tidak setuju tapi tidak ada argumen yang dapat dikeluarkannya selain mengakuinya.

Ketika aku keluar dari rumah putri, aku merasa bahagia dan sangat senang. Berjumpa dengan suamiku aku berkata kepadanya, “Sekarang masalahku sudah selesai. Bahkan jika hari ini aku pergi tidak akan ada penyesalan. Jika tuhan memberiku waktu, aku ingin melihat Diah Permatasari menari untuk terakhir kalinya.”

Suamiku tidak senang. “Kau akan hidup lama hingga tua dan melihat sari menikah.”

“Semoga saja aku bisa hidup lama.” Aku tersenyum.

Sepuluh hari selanjutnya aku merasa lebih buruk dan hari ke sepuluh adalah hari di mana Sari akan pentas. Ketika dia pergi ke sekolah, wajahnya berseri-seri. Dia berharap aku akan datang menontonnya. Namun karena melihatku memburuk, dia tidak memaksaku untuk datang. Walaupun penyakit ini terus mengikis tubuhku yang lemah, aku mengatakan pasti akan pergi. Sari sangat senang dan menantikannya.

Setelah itu aku mengutarakan keinginanku.

“Aku sekarang akan bekerja, jadi aku tidak bisa menemanimu pergi.”

“Ini demi anak kita. Kau harus datang.”

Aku tahu dia tidak pergi bekerja, melainkan melihat pertunjukan sari. Dia akan membuat alasan untuk sari jika aku tidak datang.

Aku memandangnya lekat-lekat dan dia menyerah kemudian menyentuh dahiku. “Kau memburuk.”

“Setelah pertunjukannya selesai langsung pulang, aku janji.”

“Kau benar-benar ingin melihatnya?”

“Tentu saja.”

“Sari akan mengerti jika kau tidak datang.”

“Dia akan kecewa.”

“Baiklah, langsung pulang.”

Aku mengangguk.

Aku tidak mengatakan mimpi masuk ke dalam peti mayat lagi kepadanya. Jika aku mengatakannya dia pasti melarangku pergi.

Pukul delapan kami berangkat.

******

Tempat berlangsung acara itu di pinggir danau.

Ketika kami tiba, cahaya matahari di timur menyinari kami dan aku lihat orang-orang mengerumuni acara. Suara gambelan begitu keras terdengar. Kami kemudian berjalan mendekat dan melihat Tarian itu. Seorang kameramen berdiri di depan penonton dan di depan sana ada karpet merah terbentang, sepuluh orang penari menari dengan indah.

Mereka semua ahli dalam mengerakkan tubuh mereka. Dan kulihat Sari ada di antara mereka. Matanya yang cerah walaupun ingin fokus menari, masih saja mencari-cari keberadaan seseorang. Ketika melihatku, wajahnya jauh lebih indah dan aku melihat kembali kenangan masa lalu bersama putri. Kenangan itu begitu pahit. Tapi kenangan sekarang rasanya sangat indah.

Sari tidak sama dengan putri, dia menari bersama orang-orang lainnya. Aku melihat semuanya akan baik-baik saja.

Aku menikmati tarian itu dan tidak sama seperti sebelumnya. Suasana begitu cerah seperti sang Surya merestui acara Tarian itu.

Sepuluh orang menari dengan latar Danau dan beberapa kameramen berdiri di sisi-sisinya mencari titik terbaik.

Suamiku memegang tanganku dan aku merasa kehangatan tangannya. Dia lalu bertanya bagaimana perasaanku dan aku menjawab, “Sangat menyenangkan. Aku merasa tenang.”

Dia tidak berkata lagi dan menikmati pertunjukan.

Ketika para penari berbaris dan bergiliran menghamburkan bunga-bunga, aku merasa sedikit tidak baik. Pertunjukan itu jelas sangat indah, namun entah mengapa aku merasa tidak baik.

Ketika sari melakukannya, aku berusaha tersenyum dan sari ikut tersenyum.

Dan selanjutnya aku tidak tahu apa terjadi, tiba-tiba aku merasa sesak di dada. Nafasku Pendek, jantungku berdetak lebih kencang. Keringat mulai muncul. Rasanya tidak enak. Aku merasa akan jatuh kapan pun.

Dan benar, aku terjatuh, menutup mata. Masih saja aku dengar suara perempuan tua itu memanggilku. Kemudian semuanya tidak dapat aku dengar dan barangkali ini adalah akhirnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!