Revenge Of Lady Aryana

TIDAK!!! HENTIKAN INI, INI MENYAKITKAN, AYAH KU, IBU KU BAHKAN ADIK KU MEREKA MEMBUNUH NYA DENGAN KEJAM. AKU BERSUMPAH AKAN MEMBUNUHMU KALIAN!!

Mereka pergi, setelah mereka membunuh keluarga ku dengan kejam. Bertepatan saat mereka pergi kaki dan tubuh ku yang beku juga suara ku yang mengulang kembali seperti semula. Aku berlari menuju mayat keluarga ku. Tangan dan kaki ku bergetar. Kulihat ayah ku dan juga ibu ku yang bersimbah darah

"ayah.. Ibu.. Kenapa, kenapa mereka sangat kejam, ayah, ibu,!!" air mata ku terasa kering namun hati ku begitu sakit. Saat aku ingin menyentuh mereka tangan ku menembus tak bisa memegang sesuatu. Aku seperti roh yang kosong yang penuh dengan kesedihan dan amarah. Dan saat aku meratapi ke dua orang tua ku, aku mendengar suara rintihan. aku segera melihat nya, ternyata adik ku masih hidup, tubuh nya terluka dan terkena anak panah di bagian dadanya. Tapi dia masih bernafas.

"Alex bertahan lah!" aku menghampiri adik ku dan berusaha meraihnya. Namun lagi-lagi tangan ku tidak bisa menyentuh nya. Dan tidak seperti yang lain yang tak bisa melihat ku. Alex kini menatap ku tepat di kedua bola mataku.

"ka..kak!!"

"ya Alex ini kakak, kau akan selamat kakak janji, kakak akan menyelamatkan mu" namun tak berselang lama seorang dengan penutup wajah dan berpakaian serba hitam muncul dari jauh menghampiri adik ku. Dan kudengar lagi suara kuda yang mendekat dari arah belakang ku.

"Tuan seperti nya mereka melewatkan sesuatu, anak ini masih hidup.!" ucap orang yang berpakaian serba hitam itu dengan penutup muka.

"Bunuh dia, aku tak ingin Isabella menolak ku lagi karena aku tidak becus membunuh keluarga duke Antonio." ternyata dari tadi Pria kejam ini meyaksikan keluarga ku di bantai dari kejauhan.

"ka..kak!! Lari... Pergi dari sini!!" Alex mengeluarkan suara nya lagi dengan lemah dan hal itu di dengar oleh Nicholas. Pria kejam itu menoleh ke arah Alex yang sedang sekarat.

Dan dengan kejamnya dia mendatangi Alex yang sudah bersimbah darah dengan nafas yang terputus putus.

"Tidak jangan dekati adik ku, pergi kau,! Jangan dekati adik ku brengsek!!" aku mencoba untuk menghalangi tubuh pria kejam ini dari adik ku namun sayang nya lagi-lagi dia menembus tubuh ku yang seperti udara. "Tidak, Tidak kumohon jangan, LEPAS KAN DIA!!!!" aku berteriak pada pria kejam ini, namun hasilnya nihil. Bukan cuma tubuh ku yang diabaikan nya namun suara ku juga tak didengar nya. Aku seperti benda tak berwujud di hadapan nya.

Aku merangkak ke arah adikku dan belum sempat aku menggapai nya. Pria kejam ini mengeluarkan pedang nya yang tajam sambil berkata. "kau merindukan kakak mu? Tenang saja kakak mu yang jelek dan gendut itu juga akan mati nanti. Dia juga akan menyusul mu dan juga keluarga mu. Selamat tinggal!!" dengan teganya Nicholas mengayunkan pedang tajam milik nya dan menebas leher adikku hingga terpisah dari tubuh nya. "TIDAK!!!! BRENGSEK!! BAJINGAN,, IBLIS!! AKU AKAN MEMBUNUHMU MU, AKU AKAN MEMBUAT HIDUP MU MENDERITA!!! AKU AKAN, AKU AKAN, ARRRRHHHH!!!!" aku mencoba bangkit dan memukul nya bahkan menendang nya namun usahaku sia-sia. Aku seperti roh gila yang sedang mengamuk. Pria kejam itu pergi dengan di ikuti pengawal bayangan nya. Aku terduduk lemas di dekat tubuh Alex. Begitu teganya Pria kejam itu membunuh anak kecil yang tidak berdosa. Aku menangis melihat tragedi ini, keluarga ku di bantai di depan mataku sendiri tanpa bisa aku menolong mereka. Dan ketika aku ingin menyentuh tubuh kaku milik Alex sesuatu terjadi aku terhisap kembali dan berpindah ke sebuah hutan melalui cermin yang sama seperti yang kulihat di padang rumput sebelum ini.

Sekarang aku berada di hutan yang gelap dan tanpa bintang hutan pinus aku menatap sekitar dengan pandangan marah, putus asa, kecewa, sedih dan dengan airmata yang sudah membatu. Tanpa rasa takut aku berjalan menelusuri hutan ini hingga ku dengar suara raungan menyakitkan dari arah belakang ku, itu terdengar seperti raungan pilu hewan yang besar dan aku yakin itu seekor monster. Yang seharusnya aku menjauh dari suara tersebut, aku malah mendatangi nya. Aku mencari sumber suara itu mana tau dia bisa membunuhku dan aku bisa bersama keluarga ku lagi di alam baka.

"kau yakin ingin mati? Apa kau tak ingin balas dendam seperti yang kau katakan sebelumnya? Jika iya, berarti kau sangat lemah, percuma saja dewa Rue memberi mu kesempatan jika kau memilih menyerah" ucap seseorang dari balik pohon di dalam kegelapan.

Aku melihat bayangan hitam tanpa wajah menghampiri ku."siapa kau!"

"aku Shadow yang di tugaskan dewa Rue untuk membuat mu melihat apa yang terjadi dan mengawasi jiwa mu. kau tidak ingin balas dendam? Baiklah aku akan memperlihatkan lagi padamu sesuatu yang akan membuat mu berubah pikiran." bayangan tersebut menyentuh kepala ku, aku dan dia sekarang sudah berpindah tempat lagi. Dan terlihat lah kedua orang yang menjadi sumber penderitaan ku sedang bahagia. Di sebuah ruangan.

"Isabella.. Aku sudah membunuh keluarga Venetian seperti yang kau minta, jadi kau tidak ada alasan lagi untuk tidak menerima ku kembali menjadi kekasih ku.!" ucap pria kejam Nicholas, yang saat ini duduk sambil menggenggam tangan wanita iblis itu.

"tapi kau menyisakan satu orang. Istri mu yang jelek dan gendut itu masih hidup.!" ucap wanita iblis itu, aku mengepalkan tangan mendengar percakapan mereka.

"aku tidak bisa membunuhnya dengan mudah. Dia sudah menjadi bagian dari Ruasent, aku tidak bisa membunuhnya." balas Pria kejam itu yang masih memohon kepada wanita nya yang juga kejam. Mereka memang pantas menjadi pasangan iblis.

"hmm baiklah, jika begitu bawa aku masuk ke kediaman Ruasent sebagai kekasih mu dan paksa dia untuk bercerai,!"

"baiklah sayang, apa pun akan ku lakukan untuk diri mu!" dan kedua pasangan menjijikan ini berciuman. Aku mengepalkan tangan ku erat. Aku sangat marah, aku tidak ingin mereka bahagia di atas penderitaan ku. Aku ingin mereka merasakan penderitaan hingga memohon sebuah kematian. Aku ingin mereka bersujud di kaki ku untuk sebuah pengampunan.

sekarang aku dan Shadow kembali ke hutan yang gelap tempat aku sebelum nya bertemu dengan bayangan ini.

"jadi apa keputusan mu Lady Aryana de Venetian?" ucap bayangan tersebut dengan mengulurkan tangan nya.

"Aku ingin mereka merasakan penderitaan yang lebih dari apa yang kurasakan. Yah aku ingin hidup dan membalaskan dendam ku, aku ingin hidup!"

Dengan amarah yang meluap-luap aku menyambut tangan bayangan tersebut dan menggenggam nya. Dan tanpa mengatakan apapun bayangan tersebut menolak ku ke arah cermin besar yang sama yang tiba-tiba ada di belakang ku. aku tersedot kedalam nya hingga....

"nona,, nona,, nona Ary!! Bangun lah, tidak baik melamun sambil mengunyah kue!"