Jiwa Tertukar Istri Terhina Dengan Gadis Bar-Bar Kaya

Mansion Roderick.

Setelah pulang dari rumah keluarganya, Pamela terus bernyanyi riang. Memainkan ponsel, berselancar dengan semangat. Sungguh ia merindukan tentang kehidupan serba bebasnya, namun ia sadar semua yang terjadi harus ia jalani.

Brakk!!!

Pintu kamar terbuka lebar, melihat siapa yang masuk Pamela memutar bola mata dengan malas.

"Bisa nggak sih, ketuk pintu dulu nggak usah main buka pintu dengan seenaknya!" Pamela bangun dari baringan santai nya, tadinya masih ingin terus bersantai dengan bermain ponsel tapi sekarang malah datang pengganggu.

Killian salah tingkah, ia lupa ingin mengambil hati istrinya dengan bersikap lembut. Karena sudah terbiasa kasar, ia akhirnya terlupa pada rencananya.

"Ma-maaf," lirih Killian, bahkan ia sendiri kaget dengan ucapan maaf yang keluar dari mulutnya.

"Hah?!" Pamela kembali dibuat bengong, seorang Killian meminta maaf. "Apa kau sedang mabuk atau dirasuki malaikat baik?" Cibir Pamela.

Hanya decakan terdengar dari bibir Killian, jangankan Pamela dia sendiri saja tak percaya dengan mulutnya.

"Sudahlah, itu kamu dapat ponsel darimana? Bukankah aku nggak ijinin kamu punya ponsel, siapa yang beri?" Killian mendekat maju ke arah ranjang dengan kening mengerut.

"Pamela yang berikan, katanya dia ingin sering chat sama aku. Dia bilang nyaman ngobrol denganku, mana berani aku menolak. Bukankah dia dan kakaknya akan bekerjasama dengan mu, apa kamu keberatan?" sebelah alis Pamela terangkat, menantang Killian.

Tadinya Killian ingin protes dan mengambil alat komunikasi apapun di sekeliling sang istri, tapi mendengar istrinya membawa-bawa kerjasama dengan keluarga Osmond akhirnya ia membiarkannya.

"Kau boleh memilikinya, tapi ingat jangan berpikiran aneh-aneh untuk meminta bantuan kabur dari sini. Ingat! Galaxy ada di tanganku! Kau tidak akan bisa menemuinya kalau kau berani kabur lagi." Killian kembali mengancam.

"Membosankan! Kau dengan ancaman mu, Killian! Kapan kau bisa bersikap gentle, jangan sembunyi di balik Galaxy. Kalau kau seorang lelaki, kau akan menghadapi ku tanpa mengancam dengan membawa-bawa Galaxy!" balas Pamela dengan sengit.

Benar saja wajah Killian memerah, lelaki itu seketika emosi dicibir sebagai lelaki yang bersembunyi di balik anaknya. Killian maju, dengan cepat menangkap kedua tangan Pamela menahan kedua tangan di atas kepala. Mulai menyosor wajah Pamela dengan bibir, lalu membungkam bibir Pamela dengan bibirnya.

Pamela yang jijik langsung memberontak, tapi kekuatan Killian lebih kuat darinya. Bibirnya yang dicumbu Killian semakin perih, lelaki itu menciumnya dengan brutal.

Dengan seluruh perlawan terakhir, Pamela mendorong tubuh Killian yang kini sudah berada di atasnya. Akhirnya berhasil, tubuh Killian terangkat dengan sekali lagi dorongan kuat dari Pamela lelaki itu terhuyung ke belakang.

"Brengsek! Kau ingin menjamah ku dengan tubuh kotor mu! Aku nggak sudi disentuh olehmu, Killian! Berapa wanita kotor diluar sana yang sudah kau sentuh! Menjijikkan!" Pamela turun dari ranjang dengan pakaian kusut akibat pemberontakan tadi.

"Kau masih istriku! Kau wajib melayaniku, Arsy! Jangan menjadi istri pembangkang dengan terus menolak tidur denganku!" Killian menyorot marah.

"Aku bilang aku jijik padamu! Kau manusia kotor! Lagipula sejak kapan kau tergiur tubuhku! Sejak aku mengandung Galaxy, kau bahkan bilang jijik padaku dan tak ingin menyentuhku lagi!" balas Pamela tak kalah tingginya.

Killian menyugar rambutnya frustasi, kenapa istrinya menjadi keras kepala sekali?!

"Oke, aku nggak akan pernah memaksa lagi. Tapi mulai sekarang, aku ingin kamu nggak menolak kasih sayang dan kebaikan yang aku berikan padamu," Killian mengalah, lelaki itu berucap dengan lembut, ia kehabisan akal menghadapi kelakuan istrinya.

Aku akan bersikap lembut dan mengalah, tapi lihat saja nanti, Arsy! Saat kau sudah terperdaya olehku, aku akan membuatmu selalu mengemis padaku dengan memintaku untuk meniduri mu! Pikir Killian bersemangat.

Pamela memicingkan mata mendengar nada lembut dari suara Killian, memangnya ia wanita bodoh.

Kasih sayang katanya! Lelaki iblis ini terlalu bermain peran dengan buruk! Dia kira aku wanita tolol dan nggak ngerti apa mau dia! Tapi kayaknya asik juga ikut bermain peran, mungkin dengan aku pura-pura menerima perlakuan baik darinya, aku bisa terbebas dari otak mesumnya yang selalu gatal ingin meniduri ku! Ya, Pamela. Kamu pasti bisa!

"Oke, aku akan mulai menerima kebaikan mu padaku. Tapi ingat, jangan pernah bersikap kasar lagi padaku apalagi berbuat hal senonoh yang aku nggak inginkan, mengerti." Pamela ikut melembutkan suaranya.

"Benarkah?" mata Killian berbinar senang.

"Apa aku terlihat berbohong?" tantang Pamela.

"Tidak! Tidak! Aku tentu sangat percaya padamu, jadi?" Killian terlihat bodoh.

"Apanya?" tanya Pamela tidak mengerti.

"Kita akan menjadi suami-istri yang saling mencintai 'kan?" pertanyaan Killian terdengar menggelikan di telinga Pamela.

Kenapa lelaki iblis ini berubah dalam sekejap, terlihat bodoh! Apa pesonaku sebagai Pamela yang membuatnya bodoh seperti keledai?! Bukan! Pasti karena lelaki ini mempunyai rencana jahat padaku! Ada kepuasan tersendiri bagi Pamela bisa menaklukan seorang pria kejam seperti Killian, tapi dirinya juga tak percaya jika Killlan sudah berubah.

"Tentu saja, tapi kita hanya akan mulai pendekatan. Misalnya seperti pacaran, bukankah dulu kita dijodohkan? Jadi sejak awal diantara kita memang tidak ada cinta, jadi menurutku jika ingin kembali bersama kita harus memulai dari awal. Dan satu lagi, perlu aku tekankan. Aku nggak mau dikhianati dengan kamu bermesraan dengan wanita lain, satu kali kamu melanggarnya tak akan ada lagi kesempatan dariku untuk memperbaiki hubungan kita."

Demi memuluskan rencananya, tentu saja Killian akan menuruti keinginan istrinya. Setelah sang istri bertekuk lutut padanya, ia bisa berbuat semaunya lagi.

"Baik, aku setuju. Tak akan ada wanita-wanita lain, hanya kamu istriku," Killian menggapai tangan sang istri lalu mengecup punggung tangan istrinya.

Pamela sebenarnya jijik tapi demi memuluskan hidupnya agar tenang tanpa ancaman-ancaman dan kebrutalan Killian yang terus meminta hak sebagai seorang suami di atas ranjang, lebih baik dia ikut bersandiwara.

"Oke, suamiku." Jawab Pamela seraya tersenyum manis.

"Sekarang bersiap lah, kita akan pergi ke perjamuan rekan bisnis ku. Acara jam 8 malam, aku akan memanggil penata gaya dan memilih gaun indah untukmu. Aku ingin kamu berdandan seperti ketika makan malam bersama keluarga Osmond, begitu cantik dan mempesona." Sekali lagi Killian mengecup punggung tangan Pamela.

"Oke, aku akan menurut jika kamu bersikap lembut dan baik padaku seperti sekarang. Aku akan luluran dulu sambil menunggu gaun ku datang, biar kulitku terlihat cerah. Kamu pergilah, siapkan dirimu sendiri agar terlihat paling tampan nanti di perjamuan." Usir Pamela secara halus, masih dengan senyuman di bibir.

"Sayang, jika kamu bersikap manis seperti ini hatiku sangat bahagia. Jangan berubah lagi, aku juga akan berusaha menjadi suami idaman mu," Killian mendekat, sekilas mengecup bibir Pamela.

"Pergilah," Pamela sudah tak tahan terus dicumbu Killian.

"Aku pergi ke kamarku, nanti aku kesini lagi setelah kamu bersiap."

Killian berbalik pergi dengan senyuman lebar, merasa bisa menaklukan istrinya. Ternyata hanya butuh berakting lembut dan banyak mengalah, istrinya bisa dengan mudah ia taklukan.

Pamela berlari ke kamar mandi, berkumur-kumur membersihkan mulut dari jamahan Killian. Ia mencuci wajah dengan kasar, merasa jijik ada bekas Killian di wajahnya.

"Sial! Selama dua tahun bertunangan dengan Arsenio, aku belum pernah berciuman. Bibir suciku habis oleh Killian, aku merasa mengkhianati Arsenio! Enggak! Berpikirlah positif Pamela, kamu hanya berusaha bertahan di rumah ini! Arrggt, Killian! Menyebalkan!" teriak Pamela frustasi.