NovelToon NovelToon
Between Blood, Sin, And Sacrifice

Between Blood, Sin, And Sacrifice

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Time Travel / Dunia Lain
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Carolline Fenita

Mengira bahwa Evan–suaminya hendak membunuhnya, Rose memilih menyerang pria tersebut. Tanpa tahu bahwa Evan berupaya melindungi Rose biarpun tahu bahwa dirinya akan meninggal di tangan istrinya sendiri.

Penyesalan selalu datang belakangan, namun hadir kesempatan untuk memperbaiki garis nasib yang mengikatnya dalam bayangan cinta dan dendam. Rose kembali mengulangi kehidupannya, satu demi satu disadarkan dengan bunga tidur misterius.

Mempraktekkan intrik dan ancaman, menemukan pesona sihir untuk memutus tali asmara yang kusut antara Rose dan Evan yang menjadi suaminya di kehidupan lama dan sekarang. Apakah ia akan berhasil membalik takbir yang telah ditentukan oleh Dewa, atau malah gagal melakukannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carolline Fenita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26 - Maid or Sister?

"Keluarkan dalam kondisi mendesak, dan lempar ke musuhmu dengan cepat. Benda ini dapat meledakkan dirinya dalam radius 100 kilometer."

Lelaki itu sedikit tercengang. Duke Cornwall memandangi giok merah dengan gelisah. Ia berkata, "Dari mana anda mendapatkannya?"

Evelyn menjawab, "Maafkan saya. Pelayan ini tidak dapat memberitahu asal giok merah ini." Sebelum berbalik, Eve baru teringat sesuatu. Ia menyodorkan secarik surat dan membungkuk 90 derajat.

Andromeda otomatis segera membuka dan matanya bergulir dari atas hingga bawah. Selesai membaca, kertas tersebut diletakkannya di atas meja dengan suara keras. Tidak tertebak sekali bahwa hal ini akan menimpanya.

"Apakah ayahku sudah menyetujuinya?"

"Count Arthur mengatakan bahwa otoritas terletak padamu, sehingga saya hanya perlu menyerahkan surat ini," timpal Eve, tetap mempertahankan posisinya.

Sepertinya Andromeda butuh istirahat sekarang. Belum lagi dia berangkat ke perbatasan, satu satunya pelayan yang dapat ia percayakan untuk menjaga Rose malah ingin keluar dari kediaman ini. Lelaki itu mengusap wajahnya sebelum berseru, "Berikan alasan dari pengunduran dirimu!"

"Saya ingin mencari pengalaman baru di luar. Perjanjian kontrak ini akan habis."

"Bukankah anda dapat memperpanjangnya? Tidak peduli apapun itu, saya akan memberikan semua hal. Asalkan anda tidak memutuskan untuk mengundurkan diri sekarang," simpul Duke Cornwall dengan tegas.

Pelayan tersebut berlutut dan memohon agar dia diperbolehkan keluar dari kediaman. Keduanya tidak ingin mundur dari pilihannya untuk waktu yang lama. Dihelanya nafas panjang setelah menyuruh Evelyn Sonata keluar dari ruangannya. Ia menggelengkan kepalanya dengan pasrah, menyimpan empat giok merah gelap ke dalam sakunya.

Selama ini Eve tidak mengeluh sedikitpun. Bahkan dia sudah mendampingi Rose selama bertahun lamanya, ikatan keduanya sudah erat sekali. Hanya saja dia tidak menyangka gadis muda tersebut akan mengambil keputusan ini dan menolak memperpanjang kontrak yang dulunya ia setujui.

Apakah dia memiliki tuan baru? batu giok merah ini dia berikan sebagai ganti rugi pengunduran dirinya?

Andromeda menghela nafas lagi, dia tidak bisa tidak peduli terhadap keputusan Evelyn. Berusaha melupakannya sejenak, lelaki itu mengubah postur tubuhnya menjadi lebih nyaman. Tangannya memantik pegangan cangkir sebelum meminum teh buatan Evelyn, mungkin saja ini adalah persembahan terakhirnya.

Matahari mulai menyembunyikan dirinya, hanya tersisa penerangan lilin di dalam ruangan. Lelaki tersebut menyibukkan diri dalam tumpukan kertas dan dokumen, selain mengikuti ekspedisi dia juga harus menyiapkan sejumlah hal.

Pada akhirnya, pintu terbuka. Rose masih menggenakan gaun kusutnya, menandakan bahwa ia tidak membersihkan diri sepulang dari perjalanan. Tanpa melihat ke adiknya, Andromeda membuka mulutnya di saat tangannya masih sibuk membolak-balikkan halaman.

"Apa kau tahu jika Evelyn ingin mengundurkan diri?"

Tampaknya pelayan itu telah memberitahunya tadi siang. Mengipasi wajahnya dengan tangan, Rose menggangguk dengan yakin, teringat bahwa kakaknya tidak melihat ke atas membuat gadis tersebut bersuara.

"Ya, Evelyn selama ini sudah mengabdi begitu lama, tidak apa membiarkannya menentukan pilihannya sendiri. Seekor burung jika berada dalam sangkar akan mudah sakit dan mati."

"Mengapa kau bisa berpikiran seperti itu?" Tanya Andromeda, kali ini lelaki tersebut menghentikan kegiatannya.

Melihat adiknya dengan tatapan menelisik.

"Evelyn merupakan gadis yang taat aturan dan cerdik. Tidak ada satupun kesalahan yang ia lakukan. Sekarang dia sudah hampir berusia lebih dari 16 tahun, pasti ada kepentingan tersendiri yang mendorongnya untuk memutuskan keluar," balas Rose dengan tenang.

"Jika misalnya seseorang memutuskan untuk keluar namun impiannya terpotong hanya karena keharusan untuk melindungi majikannya, bukankah itu tidak patut terjadi?" Gadis itu berdiri dan meloncat ke kakaknya, memeluknya dengan manja.

Semata mata agar kakak sulungnya tidak memarahi sikapnya yang memberi kesediaan dalam membela Evelyn.

Karena Rose masih ingin membujuknya, Andromeda sedikit menepis pelukan tersebut. Di sisi lain gadis berusia 15 tahun tersebut menyilangkan tangannya dan sedikit menjauh sambil mencibir, "Apa aku tampak seperti anak ayam yang mudah mati? Adikmu ini masih bisa berjalan dan berpikir dengan otaknya."

"Tidak semudah itu, sekarang kakak akan pergi ke perbatasan. Tadinya ingin memberitahu anda untuk menjaga diri baik baik, tetapi kakak merasa ragu jika Evelyn tidak menemanimu," bantah Andromeda, tetap keras kepala mempertahankan pendapatnya.

Rose menoleh ke pintu kamar, menghela nafasnya dengan lelah. "Apa ayah dan ibu tidak dapat menjagaku? Setidaknya selain diri sendiri, Ella masih memiliki orang tua."

"Apakah kau tidak merasa kesepian nanti?"

Rose menggeleng dengan wajah biasa, "Tidak akan. Belakangan ini Eve sering menghilang dan konsentrasinya berkurang. Jadi sama saja membiarkannya berada di sini atau di luar."

Seolah belum puas, Andromeda membuka mulutnya. Hendak melontarkan berbagai pernyataan pembelaan dari dalam benaknya, tetapi Rose duluan menyela sebelum dia membuka mulutnya. "Yah.. jika kakak masih kepala batu, sudahlah. Tidak perlu tanya pendapatku, putuskan sendiri saja," lanjutnya ketus.

Rose merenggut kecil, sebelum keluar dan menutup pintu pelan. Baru saja Andromeda ingin memejamkan matanya, tiba tiba pintu sengaja dibuka lebar. Adiknya memeluknya dan mencium pipinya.

"Cepat pulang kak dari perbatasan nanti. Aku menunggumu."

Andromeda melongo ketika Rose berlari kecil meninggalkan pintu tersebut tanpa menutupnya.

"Sigh.."

Lelaki itu berjalan ke pintu keluar dan hendak menutupnya. Dia tiba tiba merasa jika adiknya lebih pandai membalas ucapan darinya, apalagi yang diucapkan oleh adiknya terdengar masuk akal. Merasa resah, Andromeda membatalkan aksinya dan segera keluar untuk menghampiri kamar ayahnya.

"Aku coba menanyakan pendapat ayah saja dahulu untuk hal ini.."

Pintu dibuka pelan, seorang pria yang berusia hampir setengah lebih dari umurnya tengah meminum sup obat.

Belakangan ini kesehatan ayahnya memburuk. Hal ini juga membuat Andromeda harus menangani dokumen penting. Sedangkan ibunya mengurus kas pengeluaran dan perizinan segala hal terkait kediaman Zen.

Melihat kedatangan putranya, Count Arthur menaruh mangkuk putih ke tempatnya. Mata keemasannya terlihat memudar, rambutnya sudah memutih. Sosok yang dulu begitu ia elukan dan menjadi panutannya, sekarang sudah ditelan usia. "Ada apa Andro?"

Lelaki tersebut beringsut mendekat. Dia menangkupkan kedua tangannya di telapak tangan keriput milik ayahnya.

Kali ini dia dengan kikuk sedikit membungkuk, "Maafkan anak ini jarang berkunjung ke sini."

"Tidak apa, ayahmu juga membutuhkan waktu panjang untuk beristirahat. Bagaimana? Ada sesuatu yang mungkin ingin kau bicarakan?"

Andromeda yang bergelar Duke Cornwall memasang wajah kusut. Dia menjawab, "Ini mengenai keinginan Evelyn untuk keluar dari kediaman ini. Aku takut tanpa dia, kalian akan kesusahan.."

Count Arthur terkekeh dan mengangkat tangannya untuk membantunya, memberikan penguatan. Ia memberikan sebuah pertanyaan. "Apakah aku pernah menuntut atau melarang kalian kakak beradik untuk keluar bebas? Kecuali kalian hampir berada dalam kondisi berbahaya."

"Sekarang jangan anggap Evelyn sebagai pelayan semata, rubah visimu. Kami selaku orang tua kalian di masa muda melakukan kesalahan dengan menyisihkan Evelyn. Mulai detik ini, biarkan ia bebas dan pandanglah ia sebagai Adikmu."

Malam itu menjadi saksi mata pembicaraan yang berlangsung begitu lama, hingga Andromeda benar benar merasa aman dan nyaman untuk melakukan perjalanan. Pada akhirnya, ia berpuas diri dan membungkuk pada ayahnya.

Semua orang pasti akan berubah, bahkan orang yang awalnya dekat, bisa jadi berbalik haluan. Baik karena dirinya sendiri, atau pengalaman dan lingkungan yang ia hadapi.

"Terima kasih atas sarannya, Ayah."

1
Tini Timmy
strategi yang bagus
Tini Timmy
seru" nih scene ini
Tini Timmy
racun apa tuh/Frown/
Bening Hijau
3 iklan untuk mu
Cherlys_lyn: terima kasihh
total 1 replies
Tini Timmy
lanjut kaka
Tini Timmy
lanjut kakak
iklan untuk mu
Cherlys_lyn: terimakasih untuk dukungannya 😁
total 1 replies
Tini Timmy
lanjut kakak
Lei.
iklan untukmu ka
Cherlys_lyn: terima kasih untuk dukungannyaa
total 1 replies
Tini Timmy
semangat nulisnya kk
Cherlys_lyn: siappp 😁
total 1 replies
Lei.
semangat ka, ada iklan untukmu
Cherlys_lyn: terima kasihh 🥰
total 1 replies
Bening Hijau
ngeri2 sedap chapter ini
Tini Timmy
semangat nulisnya /Smile/
Cherlys_lyn: terima kasih yaa 🥰
total 1 replies
Lei.
2 iklan untukmu ka
Cherlys_lyn: terima kasih atas dukungannyaa 🥰
total 1 replies
ona
terkejut terjungkal terpungkur
ona
bener itu bener
ona
WOYYY PANGERAN KEDUA KEJAM BANGET BJIR NGAPAIN DAH ITU GUE KESEL
Cherlys_lyn: ini baru permulaan, nanti akan disuguhkan adegan yang lebih menjadi-jadi dibanding hari ini 💀💀
total 1 replies
ona
bjir eve ngapain dah
Bening Hijau
ini cerita kehidupan rose sebelum mengulang waktu, kah
Cherlys_lyn: Benar sekali, jadi di bab 18 Rose baru mulai diingatkan secara perlahan oleh anak pemberi permen ☺️
total 1 replies
Lei.
semangat ka, ini ada 3 iklan untukmu
Cherlys_lyn: terima kasihhh
total 1 replies
Tini Timmy
menarik /Smile/
lanjut kk
Cherlys_lyn: okeee, terima kasih ya 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!