Menikah dan di jodohkan secara tiba-tiba tanpa persetujuan adalah hal yang tengah di alami oleh Andra dan Viana terlebih mereka masih duduk di bangku sekolah menengah atas.
Keduanya memang saling kenal tapi sama sekali tak pernah bertegur sapa meski 3 tahun menimba ilmu di gedung yang sama. Alasan perjodohan tak lain karena orang tua Andra tak setuju dengan hubungan putranya dengan Haura meski sudah terjalin dua tahun lamanya.
Dan kambuhnya penyakit sang Mama akhirnya membuat Andra pasrah menikahi Viana.
Akankah rumah tangga keduanya tetap berjalan di tengah hubungan yang belum di selesaikan oleh Andra bersama Haura?
Yuk ikuti kisah mereka yang penuh konflik remaja.. Ini bukan turunan GAJAH ya 😂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Ikut gue!" Andra langsung menarik tangan Viana sampai gadis itu bangun dari duduk.
Dan, tak hanya istrinya yang kaget karna Daffa jauh lebih kaget dari mereka, apalagi sebagai calon dokter ia tahu pasti bagaimana keadaan sesungguhnya kaki adik iparnya saat ini.
"Andra! jangan kasar." Daffa yang tak suka melihatnya pun mencoba menarik tangan Viana .
Tapi, dengan cepat gadis itu di tariknya lagi ke belakang hingga seolah Viana bersembunyi di balik punggung Andra.
Perdebatan kakak adik itupun terus berlanjut, Andra meminta Daffa untuk tidak ikut campur dalam masalahnya dengan Viana sampai berani menunjuk dada sang kakak.
Pertengkaran itu tentu terdengar sampai ke Mami dan Bunda, hingga keduanya datang menghampiri dengan rasa khawatir luar biasa.
"Ada apa?" tanya kedua wanita itu berbarengan.
Andra yang terlihat sangat marah masih diam mencengkram pergelangan tangan Viana, sedangkan yang menjelaskan hanya Daffa.
"Aku mau bicara dulu dengan Viana," pamit Andra.
"Gak! aku gak mau," tolak gadis itu dengan cepat dan mata berkaca-kaca.
Tak ada yang bisa di lakukan oleh Mami dan Bunda kecuali merayu Viana agar mau ikut dulu dengan Andra ke kamar, mereka memang harus bicara berdua dan meluruskan masalah yang selama ini belum juga terselesaikan karna terus menerus diam dan menghindar.
"Gak apa-apa, kalian sudah dewasa dan bisa bicara baik baik ya," kata Bunda meminta anaknya kali ini menurut pada Sang suami.
"Tapi Via gak mau, Bun."
"Hanya sebentar ya, Nak," rayu Mami menimpali.
Viana yang benar-benar tak mau terus merengek tapi Andra tetap memaksa gadis itu sampai menggendongnya kearah kamar.
Cek lek
Andra menidurkan Viana di tengah ranjangnya, Viana yang buru buru bangun kembali di tahan dan tak di beri kesempatan apapun.
Air mata Viana semakin deras, ia juga terus mengumpat Andra yang menurutnya sudah sangat kelewatan hari ini, mencekal, menggendong hingga mengurungnya dalam kamar baru Andra lah yang melakukan.
"BrengSeK!"
"Diem lo! Gue ajak pulang gak mau tapi lo malah pulang sama Daffa. Kenapa? lo suka sama dia, iya?" tanya Andra sambil sedikit berteriak kesal.
"Gak ada otak lo ya!" sentak Viana lagi. Jika sudah marah begini jangan harap ada kata aku dan kamu yang keluar dari bibir mungilnya.
"Jujur lo! atau kalian ada main di belakang gue, hah?!"
Plak...
Satu tamparan mendarat sempurna di pipi Andra dari istrinya, Viana tentu tak Terima dengan semua yang di tuduhkan padanya. Viana tak segila itu pada laki-laki yang bukan saudara dekatnya.
"Jangan pernah samakan gue dengan lo! Lo bisa jadi bajIngAn di belakang gue, tapi bukan berarti gue kaya lo!" teriak Viana.
Bukan menenangkan Viana yang terus menangis kecewa, Andra malah membuka jaket dan kaosnya.
Jangan tanya bagaimana reaksi Viana saat ini karna sudah pasti ia sangat takut dan panik, baru kali ini ada pemuda bertelanjang dada di tepat depan matanya dengan jarak begitu dekat.
"Mau apa lo?" tanya Viana yang sudah memukulkan bantal di dada suaminya itu.
"Lo pikir gue bakal apa?" tanya balik Andra.
"Jangan! gue gak mau, Andra!" otak Viana hanya mengarah ke satu tujuan yaitu pada hak dak kewajiban.
.
.
.
Tapi gue mau, dan lo akan jadi milik gue seutuhnya saat ini.