NovelToon NovelToon
Soulmate

Soulmate

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Karir / Persahabatan / Romansa / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: sJuliasih

Perjalanan kisah romansa dua remaja, Freya dan Tara yang penuh lika-liku. Tak hanya berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka juga harus menelan kenyataan pahit saat harus berpisah sebelum sempat mengutarakan perasaan satu sama lain. Pun mereka sempat saling melupakan saat di sibukkan dengan ambisi dan cita-cita mereka masing-masing.

Hanya satu yang akhirnya menjadi ujung takdir mereka. Bertemu kembali atau berpisah selamanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sJuliasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Tepat jarum jam menunjuk pada angka 3, bel sekolah pun berbunyi. Walau tak ada proses belajar mengajar, pihak sekolah tetap memulangkan siswanya seperti biasa. Tidak di percepat, atau pun di perlambat.

Seluruh siswa pun berlomba menuju ke kelasnya masing-masing. Mengambil tas mereka lalu segera meninggalkan gedung sekolah.

Tak berbeda dengan Freya dan Hana, kedua gadis itu juga hendak berlalu dari kelas mereka. Namun baru saja ingin melangkah, tatapan keduanya justru tertuju pada tas milik Tara yang masih tergeletak di atas meja.

"Tas Tara gimana nih Frey?" tanya Hana. Tak mungkin mereka meninggalkan tas sang ketua osis begitu saja.

"Kita kasih Andre aja gimana Han? Terus biar Andre yang ngasih ke Tara." bagi Freya itu solusi yang terbaik.

"Kenapa nggak lo aja sih yang langsung ngasih ke orangnya?"

Freya terdiam sejenak. "Nggak ah, ogah gue. Entar panjang lagi urusannya." sahut gadis itu.

"Ya elah Frey, terus ini gimana nasib tas cowok lo?! Si Andre kayaknya juga udah pulang."

"Tara bukan cowok gue kali." elak Freya sembari melemparkan pandangan ke seisi kelas, khawatir ada yang mendengar pembicaraan mereka. Ia takut hal itu malah akan menjadi bumerang baginya. Karna Freya tau betul jika orang suruhan papanya Tara ada di mana-mana. Bahkan di lingkungan sekolah sekalipun.

"Tapi bakalan jadi cowok lo kan?! Udah deh nggak usah berkilah lagi lo. Udah tau gue sejauh mana hubungan kalian berdua." seru Hana seraya mengambil tas Tara lalu menyodorkannya kepada Freya.

Freya tak serta merta langsung mengambil tas itu dari tangan Hana. Beberapa detik ia pandangi terlebih dulu benda tersebut.

"Ini buruan ambil Frey. Pegel nih tangan gue." ujar Hana yang akhirnya menarik paksa tangan Freya agar sahabatnya itu mau memegang tas milik Tara.

"Han, gue nggak....."

"Freya...." suara Tara dari depan pintu kelas berhasil memotong pembicaraan kedua gadis itu.

Keduanya langsung terdiam ketika Tara berjalan menghampiri mereka.

"Baik banget sih lo Frey." ujar Tara yang membuat kedua alis Freya mengerut.

"Baik dalam hal apa?" tanya Freya heran.

"Ini." Tara menunjuk ke arah tasnya yang di dekap oleh Freya. Hal itu jelas membuat gadis itu gelagapan dan tergugu. "Oh... hm.. ini tuh..."

"Kalo dari awal gue tau tas gue bakalan lo jagain, mungkin gue nggak akan balik ke kelas." ucap Tara dengan sumringah. "Thanks ya Frey." sambungnya lagi.

"Tar... nggak gitu... gue nggak ada niatan buat ngejaga tas lo. Gue cuma mau ngasih tas ini sama lo karna anak-anak kan udah pada pulang, takutnya tas lo malah nggak aman lagi kalo tetap di kelas." papar Freya.

Tara tampak tersenyum. "Ya kan tetep aja Frey kalo lo itu care sama gue."

"Tapi ini idenya Hana kok, bukan gue."

Dengan memasang raut wajah polos, Hana hanya menggelengkan kepalanya. Mengisyaratkan Tara bahwa apa yang di katakan Freya tidak lah benar.

"Hana...." lirih Freya kesal.

Namun Hana seolah acuh dan tak memperdulikan sahabatnya. "Yaudah gue duluan ya Frey." ucapnya hendak berlalu.

"Han, lo mau kemana?" cegah Freya.

"Mau pulang lah." jawab Hana dengan entengnya.

"Bukannya lo mau ngajak gue ke toko sepatu?! Terus kenapa lo malah pulang!" sekak Freya yang semakin kesal dengan Hana.

"Gue nunggu di parkiran." bisik Hana lalu menarik diri dan meninggalkan Freya bersama Tara. Bahkan panggilan dari Freya pun ia abaikan.

Seperginya Hana, ada kecanggungan yang tiba-tiba saja Freya rasakan. Padahal itu bukan pertama kalinya ia hanya berdua saja dengan Tara.

"Ini tas lo." Freya menyodorkan benda itu di hadapan Tara tanpa sedikit pun menatap lelaki yang berdiri di depannya.

Tara tak segera meraihnya dan sengaja membuat Freya semakin kesal. Ia lalu tersenyum lebar saat melihat wajah Freya yang memberengut.

"Kenapa lo bisa selucu ini sih Frey?" untuk ketiga kalinya, Tara mencubit pelan kedua pipi gadis itu.

"Tara apaan sih lo!" segera Freya menyingkap tangan Tara.

"Lo kenapa? Lo kesel sama Hana? Atau lo kesel sama gue?!" Tara melontarkan banyak tanya.

"Udah buruan ambil tas lo. Gue mau pulang." ujar Freya menunggu Tara mengambil tas itu dari tangannya. Namun Tara hanya diam saja, hingga Freya yang enggan berlama-lama di dekat Tara pun menyodorkan tas itu tepat menyentuh dada Tara.

Kemudian ia memilih pergi dari hadapan lelaki itu. Tara pun segera mengejarnya sebelum Freya berhasil keluar dari ruang kelas.

"Kenapa lo sekesel itu sama gue?!" tanya Tara seraya menarik lengan Freya.

"Gue nggak kesel."

"Terus kenapa lo menjauh dari gue?!"

Helaan nafas Freya terdengar berat. Lalu ia menatap lekat wajah Tara. "Tar, lo nyadar nggak sih kalo kita itu lagi ada di lingkungan sekolah? Gue nggak mau ya tiba-tiba di panggil ke ruang kepala sekolah terus harus ketemu sama bokap lo lagi cuma karna gue nggak jaga jarak sama lo. Gue nggak mau. Gue trauma sama bokap lo."

"Tapi kan Frey....."

"Lo juga tau kan Tar, kalo banyak banget mata-mata bokap lo di sekolah ini. Bahkan nih ya dinding kelas kita aja mungkin bisa nguping pembicaraan kita sekarang."

"Terus kita harus gimana Frey? Gue nggak bisa seolah jadi orang asing buat lo."

"Apa nggak lebih baik kita ikuti aja kemauan bokap lo? Menurut gue itu satu-satunya cara terbaik supaya gue maupun lo ngerasa nyaman sekolah di sini."

"Gue nggak bisa Frey...."

"Please Tar. Gue takut banget bokap lo bener-bener mencabut beasiswa gue."

Tara tak lagi merespon. Ia merutuki dirinya yang tak bisa melakukan apapun untuk Freya.

"Yaudah gue cabut dulu ya." gadis itu akhirnya berlalu dari hadapan Tara.

'Maafin gue Tar.' lirih Freya dalam hati. Selama melangkah menuju ke parkiran sekolah, ia tak berhenti barang sejenak pun memikirkan Tara. Memikirkan bagaimana perasaan lelaki itu yang harus mendapat perlakuan dingin darinya.

"Gimana Frey?" tanya Hana begitu Freya tiba di parkiran.

Freya mendengus kesal. "Apanya yang gimana?"

"Ya lo sama Tara lah." tukas Hana yang berniat menyatukan keduanya.

Helaan nafas Freya semakin dalam. Ia enggan merespon ucapan Hana lagi. Sembari bungkam, gadis itu pun menaiki motornya di ikuti oleh Hana yang duduk di jok belakang.

Kemudian ia menyalakan mesin kendaran roda dua itu agar segera meninggalkan pelataran sekolah.

Freya membawa motornya melewati jalan yang memang mengarah ke toko sepatu. Tanpa ia duga ternyata motor Tara tengah mengikutinya di belakang.

Freya masih belum menyadari hal itu. Pandangannya hanya tertuju pada aspal yang akan mereka lewati.

"Frey, kayaknya Tara ngikutin kita deh." kata Hana, secara tak sengaja melihat spion kiri motor Freya.

"Apa Han?!" teriak Freya dari balik helmnya.

"Tara!" balas Hana dengan suara keras.

"Udah lah, ngapain sih bahas dia terus."

"Astaga Frey. Mendingan lo liat spion deh." tukas Hana kesal karna sahabatnya itu masih tak mengerti maksudnya.

Freya pun melirik spion kanannya sesaat. Ia tersentak hingga hampir saja kehilangan keseimbangan. Sesaat sebelum menambah kecepatan motornya, Freya terlebih dahulu mengatur nafasnya, menetralkan sesuatu yang berdegup cepat di dadanya.

Semakin motornya melaju dengan kencang, maka semakin cepat pula Tara mengimbanginya.

"Nyantai aja bisa nggak si Frey? Gue takut banget, mana gue masih muda lagi." Hana setengah berteriak sembari berpegangan erat pada kedua bahu Freya.

Freya tak menggubris. Ia hanya berharap Tara tak mengikuti motornya lagi. Namun itu semua mustahil bagi Tara. Lelaki itu tak memiliki niat untuk menyerah apa lagi harus berhenti di tengah jalan.

Hingga secara bersamaan mereka pun tiba di sebuah toko sepatu langganan Hana. Segera Freya melepas helmnya, lalu bergegas turun dari motornya. Sedangkan Hana masih terpaku di tempatnya dan enggan bergerak.

Gadis itu tampak memegang dadanya sembari mengatur nafasnya yang sedikit memburu. "Cukup Frey, cukup bagi gue naik motor sama lo. Gue nggak mau lagi." gumamnya pelan.

"Sorry ya Han, gue nggak bermaksud buat lo jadi trauma kayak gini. Gue cuma mau menghindari Tara." ungkap Freya setengah berbisik takut Tara yang berada beberapa langkah dari mereka bisa mendengarnya.

"Seniat itu ya lo menghindari gue?" rupanya Tara sudah berdiri tepat di belakangnya.

Freya menoleh namun tak merespon apapun.

"Tara, bukannya anak osis lagi pada ngumpul ya? Terus kenapa lo sebagai ketos malah ngikutin Freya? Kayak nggak ada kerjaan lain aja lo." sindir Hana.

"Masalah buat lo?!" Tara mengarahkan tatapan dingin nan sinis kepada Hana.

"Menurut lo?! Hana pun tak mau kalah. Semenjak rasa kagumnya ke Tara mulai menghilang, Hana pun menganggap Tara tak lebih seperti teman lawan jenisnya yang lain. Kini di matanya bukan Tara lagi yang spesial, melainkan Andre.

"Ck... udahlah guys. Mau buat keributan lo berdua di tempat umum kayak gini?" Freya berusaha menjadi penengah.

Tara dan Hana langsung terdiam.

"Lo sih Tar, pake acara ngikutin kita segala. Sebenarnya apa sih maksud dan tujuan lo?" sambung Freya memberanikan diri menatap mata Tara.

"Gue cuma pengen ngejagai lo, Frey." jawab Tara.

"Tara gue mohon, mulai sekarang kita harus saling menjaga jarak. Ini juga demi kebaikan lo."

"Gue nggak bisa Frey. Kalo pun gue harus menjaga jarak sama lo saat di sekolah, seenggaknya kasih gue kesempatan buat deket sama lo di luar lingkungan sekolah."

Hana yang menjadi pendengar di antara keduanya hanya bisa memijat pelipisnya yang sebenarnya tak sakit sama sekali.

"Em... maaf nih guys, apa nggak lebih baik lo berdua bicarain masalah rumah tangga lo di tempat lain?! Di tempat yang sepi mungkin?!" Hana mulai tak nyaman saat ada beberapa orang yang memperhatikan mereka.

"Kita udah selesai kok Han." ucap Freya. "Yuk masuk." Freya menarik lengan Hana dan meninggalkan Tara di depan toko.

Untuk kesekian kalinya Tara di abaikan dan di tinggalkan begitu saja oleh Freya. Namun bukannya marah ataupun membenci gadis itu. Tara justru semakin bersemangat untuk meraih gadis yang telah mengisi hatinya sejak dua tahun lalu.

***

1
korokoro
kaget banget Tara, jangan nakal main cubit pipi aja/Scowl/
Julia H: namanya juga modus kak🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!