Kagum, SHILLGE

...Shilla sudah sadarkan diri, Utary terus saja mengecup tangan Shilla. Ia merasa bahagia dan ada kelegaan dihatinya karena anaknya sudah sadar Juan senantiasa tersenyum manis memandangi istri serta anaknya. ...

...Ia sangat bersyukur karena Shilla sekarang sudah baik-baik saja dan tidak hilang ingatan. ...

Rumah Faren.

...Tepat pukul 4 pagi Faren tiba dirumah dibawa oleh beberapa orang suruhan Ayahnya dalam kondisi mabuk berat. Sepanjang jalan menuju kamar ia terus mengigau nama Shilla,rambut serta bajunya sudah arak-arakan tak berbentuk. Ummi mengikuti dari belakang seraya menutup mulut nya, ia terus menangis dan tak kuasa menahan aroma bir yang Faren minum. ...

...Ayah nya memapah ia sampai kamar dan langsung menuju kamar mandi, dengan air dingin Faren diguyur hingga ia mencapai titik sadarnya. Masih dengan tatapan tajam ia terus mengguyur Faren. ...

“Coba kamu sadar nak, apa yang kamu lakukan ini salah dan tak baik, sadar lah.”

“Faren sadar nak jangan begini, ini Ummi sama Ayah. Ayo sadar lah kita sudah maafkan perbuatan kamu asal kamu jangan ulangi lagi,”ujar Ummi dengan suara bergetar, tangannya mencakup wajah Faren yang terlihat memerah . 

...Mata nya sayu, serta badannya mulai mengigil akibat terkena air dingin. Ayah nya menepuk-nepuk pipi anaknya yang tak kunjung sadar dari pengaruh minuman. Dengan cara apa lagi ia menyadarkan anaknya, terdiam sejenak Ummi menemukan ide untuk merendam nya di betap. ...

...Perlahan mereka masukan tubuh Faren dan menunggu nya sebentar, ini bukan penyiksaan semua yang mereka lakukan demi menyadarkan Faren yang hampir saja hilang kendali. ...

“Kalau gak kuat minum jangan minum kebanyakan udah tau ada larangan tetap saja diterobos. Emang enak kalau kita rendam gini pagi-pagi kan jadi dingin, jadi anak itu yang nurut sama kata orang tua jangan suka melanggar ingat akibatnya begini kan.” Omel Ayah dengan suara datar. 

“Haha aku salah? , gak Yah aku ini benar.”

Menjitak kepala anaknya pelan. “Dasar, sadar gak kalau gak sadar Ayah guyur air lagi.”

“Udah-udah Yah kasian dia udah kedinginan itu sampai mengigil gini.”

“Gerah, akhh gerah…”pekiknya kalau menyelam kan diri ke betap. Ayah dan Ummi menghela nafas harus gimana lagi menyadarkan anaknya padahal dia sudah mengigil. 

...Mendiamkan Faren sejenak lalu Ayah menarik tubuh Faren mengelap tubuhnya setelah itu menganti pakainya setelah dia tenang, merebahkan Faren di kasur serta menyelimuti nya. ...

...Ummi tak tidur lagi ia beranjak ke dapur membuat sarapan serta membuat bubur dan soup untuk Faren. Pasti nanti Faren sakit kepala saat bangun. ...

...Jam menunjukkan pukul 07:00 Faren mengerjapkan kedua matanya menyesuaikan dengan cahaya yang masuk ke indra penglihatan. Ia menengok ke kanan dan kiri mendapati dirinya sudah dikamar dan pakaian tidur. ...

...Mencoba mengingat apa yang terjadi namun ia tak ingat sama sekali. Hanya bisa pasrah entah apa yang yang telah terjadi semalam karena seingat nya ia sedang di club bersama pacar baru nya. ...

...Beranjak dari tempat tidur mencuci muka sejenak lalu ia turun. Selangkah demi selangkah hingga akhir nya ia sampai di dapur. Disana sudah ada Ayah yang berpakaian rapi serta Ummi yang sedang bolak balik menyajikan sarapan dimeja makan. ...

...Suasana hening membuat nya canggung apa lagi sang Ayah menatap nya secara intens, baru kali ini ia melihat tatapan dingin seakan membunuh mental nya. Bibirnya mendadak kelu saat mengucapkan kata. ...

“Pa-pagi Ayah Ummi.” Sapanya dengan ragu dan kembali menundukkan kepalanya. Menarik kursi dan duduk disebelah Ayah nya. 

“Pagi juga.” Jawab keduanya secara bersamaan. 

“Ini Ummi bikin kan bubur Ayam sama sayur soup supaya sedikit mengurangi rasa pusing kamu.” Sembari meletakkan mangkuk bersama sendok di depan Faren. 

“Oh makasih Ummi.” Ia masih tak berani menatap kedua orang tuanya. Hingga mereka selesai makan Faren masih memilih diam sedang kan Ummi dan Ayah sesekali berbicara. 

“Faren setelah makan Ayah tunggu di ruang tengah, ada yang mau Ayah bicara kan.” Pinta nya lalu beranjak dari kursi dan berjalan menuju ruang tengah. 

“Iya Ayah, sebentar lagi.” Jawabnya lalu menyuapkan satu sendok bubur terakhir. 

...Ia bergegas menyusul Ayah nya takut ia sudah menunggu terlalu lama. Saat tiba Ahah hanya melirik kedatangan Faren lalu merubah wajah nya menjadi serius. Jantung Faren sudah berdegup begitu kencang ,tangan nya juga terasa gemetar. ...

“Ayah hanya mau bicara bukan mau makan kamu kenapa tangan nya gemetar begitu.”

“Oh gak kok , Ayah mah bicara soal apa?.”

“Putus kan wanita ini dan kembalilah ke jalan Allah,” Menyodorkan satu helai foto wanita saat ia berada di club. 

Faren diam sejenak lalu meraih foto tersebut. 

“Enggak bisa Ayah aku cinta dia, dia membuat aku tau tentang apa itu dunia yang bebas tanpa larangan.”

Jawaban Faren membuat Ayah nya terkejut apa yang ada didalam pikiran anaknya. 

“Gak bisa, Ayah minta putus maka putus kan titik gak ada koma Faren!.”

“Enggak Ayah sampai kapan pun , gak akan aku putuskan dia. Sekarang dia adalah semesta bagi ku.”

“Jangan sok-sokan semesta jika saat mabuk sja kau panggil nama wanita lain. Faren Ayah mohon sadar lah nak, jangan seperti ini Ummi sedih melihat kamu kaya gini Ayah juga sedih nak.”

“Jangan karena wanita kamu rela merusak diri kamu sendiri, harusnya jika kamu ditolak maka perbaiki ahklak mu bukan malah tambah merusak jiwa serta ahklak!.”

“Ayah sabar…”kata Ummi saat tiba di ruang tengah. 

...Faren terdiam, Ummi duduk disamping nya seraya mengusap kepala Faren dengan lembut. Matanya mulai mengembun saat ia kembali ingat kejadian semalam, jika Ummi dan Ayah terlambat maka masa depan Faren akan hancur malam kemarin. ...

“Nak, kamu sadar kah apa yang ingin kamu lakukan kepada wanita itu jika orang suruhan Ayah gagal membawa mu pergi?.”

“Aku tidak ingat Ummi, maaf kan Faren.” Menundukkan kepala nya dengan raut wajah sendu. 

“Kamu hampir saja berbuat yang sangat tidak baik dengan wanita yang belum menjadi halal bagimu. Ingat Faren jika kamu mau wanita terjaga kamu juga harus bisa menjaga dirimu sendiri bukan seperti ini. Bercermin lah apa kamu layak mendapatkan wanita baik-baik jika hobi mu memainkan hati wanita dan berbuat zina. Pikir kan itu sejernih dan sekelas mungkin!.”tegas sang Ayah dengan tatapan tajam. 

 “Iya aku tidak layak mendapatkan wanita terjaga karena aku hampir merusak wanita.”

“Maka dari itu, sebaiknya kamu sekarang bertaubat lah meminta ampun kepada Allah sebelum terlambat. Allah Maha mengampuni dan kamu jangan coba-coba untuk mengulang lagi. Ayah dan Ummi membesarkan kamu untuk menjadi sosok yang baik bukan lah seperti ini.”